webnovel

Semua Yang Pertama

WARNING, Adegan 18 + !!

---------

Aku sekarang sedang berada di kamar mandi, tadi ketika waktu baru tiba di dalam kamar tanpa diduga mas Hendri menarik tubuhku dan kemudian mencium bibirku aku terkejut sempat ingin menolak tapi tak kulakukan, perlahan dia melepas ciumannya, bisa disebut itu ciumanku yang pertama sejak pemerkosaan yang terjadi kepadaku. Ada perasaan berbeda, ini juga yang pertama ciumanku ketika aku tidak mabuk.

"Kenapa ? maaf aku terlalu terburu-buru !" ujar mas Hendri, aku tersenyum.

"Tidak apa-apa kok ! hanya terkejut !" jawabku dadaku berdebar-debar, aku sempat di beri peringatan agar jangan sampai perasaan tercampur dipekerjaanku ini.

"Oh, kamu suka ?" aku mengangguk, aku berusaha menenangkan diriku.

"Iya ! tapi mas aku mau ke kamar mandi dulu, boleh kan ?" kataku dan sudah mulai tenang, Ia mengangguk sepertinya mengerti.

Aku menatap tubuhku yang kini hanya berbalut pakaian dalam khusus, sebenarnya ini untuk suami istri. Karena tipis transparan dari bra sampai cd berwarna hitam, Dodi yang memilihkannya aku sempat malu ketika memakainya.

"Kok malu sih ? elu kan sudah sering melakukan itu ?" tanyanya heran aku terdiam dan memutuskan untuk berterus terang tentang rahasiaku. Aku sempat bersedih karena teringat masa laluku, Dodi pun merangkul pundak dan memelukku membiarkan aku menangis.

"Sudah gue ngerti kok ! tapi ini sudah jalan hidup lo jadi harus tetap dijalani seberat apapun itu !" nasehatnya aku mengangguk.

Aku menarik nafasku, akan ku lakukan ! ini akan menjadi yang pertama bagiku aku sudah siap, setelah itu aku keluar dari kamar mandi. Di kamar aku tertegun mas Hendri sudah setengah telanjang dia berbaring hanya menggunakan cd yang masih melekat, aku menjadi gugup.

"Maaf mas lama !" kata ku pelan, mukaku memerah karena malu. mas Hendri tersenyum.

"ini yang pertama bagimu ? tidak apa-apa naik lah kita akan melakukannya pelan-pelan !" ujarnya sambil menepuk tempat tidur. aku mengangguk dan naik ke tempat tidur yang cukup besar dan lebar dan berbaring di sampingnya. Dia membalik tubuhnya dan menatapku.

"Mas, ada yang ingin aku sampaikan ! " kataku kepadanya.

"Baik apa itu ?"

"mas tidak akan kecewa kan ?" mas Hendri tersenyum dan menggeleng kepalanya.

"Aku ... sudah tidak perawan !"

"Oh gitu, tidak apa-apa kok !"

"Sejak pertama bekerja seperti ini aku sudah seperti itu, karena aku pernah diperkosa !" mas Hendri menatapku, aku terdiam.

"Siapa yang melakukan itu ?"

"Anak majikan aku, sebelumnya aku pernah kerja sebagai pembantu !"

"Oh gitu, kamu mau melakukannya atau tidak aku tidak masalah !" jawab mas Hendri tersenyum, "jangan khawatir aku tetap membayarmu !" lanjutnya lagi.

"Aku mau melakukannya mas tapi ...!"

"Aku tahu kita pake pengaman, dan aku akan melakukannya dengan lembut !" ujarnya aku mengangguk.

Kami saling bertatapan, kemudian ciuman kembali terjadi. Perlahan aku membalas semua ciuman mas Hendri, kami berpagutan dan bergulingan di tempat tidur. Kemudian mas Hendri mulai mencium leherku aku mendesah ada perasaan aneh yang tak pernah aku rasakan sebelumnya tubuhku bergetar.

ciumannya kini ke dadaku, dia menatapku sambil tersenyum, tangannya mulai membelai payudaraku yang masih tertutup bra. Perlahan dibukanya maka menyembulkan semuanya.

"Aashhh indah sekali ... !" desah mas Hendri dia mulai menciumi semuanya termasuk ujung dari payudaraku, yang menbuat tubuhku seketika mengejang, mataku terbelalak.

"Aaaahhh mmaasss !" rintihan dan eranganku terdengar ku remas rambutnya, nafasku terengah.

Setelah puas ia pun menuju perutku dan kemudian menarik celana dalamku, kini aku polos tanpa sehelai benang pun. Aku hanya menatapnya nanar, dadaku berdebar keras. dibukanya kedua pahaku oleh mas Hendri kurasakan hembusan hangat di daerah miss v ku dan ...

"Aaaaahhhhh ... mmmaaasss ... !" aku menjerit kecil ketika mas Hendri mulai bermain disana tubuhku menggelinjang, sesekali mas Hendri menahan kakiku agar tidak menjempitnya. aku menatapnya sambil melotot dan kemudian terpejam ketika suatu kenikmatan luar biasa kurasakan.

Mas Hendri kemudian bangun dan melucuti cd nya dan terlihatlah senjatanya yang sudah berdiri tegak, ia mengambil sesuatu dan disobeknya ternyata kondom dan mengolesi batangnya hingga terlihat licin. Mas Hendri menatapku yang hanya terbaring pasrah.

Kemudian dia menindihku kembali bibir kami berciuman dan berpagutan, tanganku melingkar di lehernya. Tanpa disadari aku merasakan sesuatu benda yang keras memasuki tubuhku, aku mengerang begitupun mas Hendri,

"Punyamu sempit sekali sayang .... ooohhhh !" erang mas Hendri, begitupun aku tubuhku mengejang, ini pertama kalinya aku bermain seks yang sebenarnya.

Mas Hendri mulai menggerakan tubuhnya di atas tubuhku, kepunyaannya mulai keluar masuk awalnya perlahan makin lama makin cepat, erangan dan geraman dari mas Hendri terdengar, aku hanya mendesah sesekali erangan kecil dari mulutku. Sampai akhirnya kurasakan sesuatu yang ingin aku keluarkan.

"Mmmmaaasss ... aakkuuu mmmaaauuu ...aashhhh !" erangku, kupeluk erat tubuhnya, mas Hendri makin cepat melakukannya.

"Aaaakkkuuu jjjuuugggaa sssaaayang ... !" akhirnya kami pun mencapai puncak kenikmatan, lenguhan dan geraman dari mas Hendri terdengar, sementara aku hanya bisa menjerit keras. Tubuhku seakan terbang ke angkasa dan mas Hendri ambruk diatas tubuhku nafasnya menderu tubuhnya basah, sementara tubuhku lemas tak berdaya nafasku naik turun.

---------

Aku kembali berada di kamar mandi, membersihkan diriku yang kotor yang mungkin akan membekas sampai kapanpun. Air dingin tidak mampu menahan air mataku yang jatuh, entah rasa sesal atau meratapi nasibku yang seperti ini. Aku pun menyelesaikan mandiku setelah itu berdandan seakan tidak terjadi apa-apa.

Aku keluar dengan kembali seperti tadi, aku lihat mas Hendri sudah kembali berpakaian dia duluan mandi.

"Kenapa engga nginep saja, aku bisa membayar lebih kok !" ujarnya, aku tersenyum.

"Maaf mas, aku bekerja sesuai apa yang di katakan mas Deni !" jawabku.

"Aku mengerti, mau makan atau minum pesen saja ! oh ya ini bayaran tambahan buatmu !" mas Hendri memberikan amplop kepadaku.

"Itu khusus buatmu jangan kasih manajer, aku sudah membayar untuk itu !"

"Terima kasih mas, tidak usah aku masih kenyang !" aku mengangguk.

Akupun pamitan pergi dan mas Hendri hanya mengantar sampai pintu kamar. Di bawah mas Deni sudah menunggu. Dan sekarang kami berada dalam mobil.

"Renata ini bayaranmu untuk malam ini ! bayaranmu 5 juta sekali kencan ! di potong ini itu jadi bersihnya 2 juta ! itu sudah termasuk besar loh untuk orang pertama seperti kamu !" mas Deni memberikan amplop kepadaku, aku tidak protes berapapun yang ku dapat.

Aku sampai di tempat kosanku, mas Deni pamit dia akan menjemputku bila ada kerjaan lagi buatku, aku hanya mengangguk. Aku sudah ada di kamarku, tadi mandi lagi entahlah pengen lagi, padahal sudah tadi di hotel. kosanku untungnya ada kamar mandi di dalam, dan juga rata-rata kosan ini semuanya perempuan.

Ternyata hasil malam ini, aku dapet 3 juta ! itu cukup untuk bayar kos dan kehidupan sehari-hari, harus diakui disini mahal, kos aku aja 1,8 juta perbulan. karena ada acnya dan kamar mandi didalam. aku bisa masak karena di bawah ada dapur bersama. aku tinggal di lantai 2, aku merasa lelah dan cape setelah itu aku tertidur nyenyak.

Bersambung ....