webnovel

5 5. BAB 4 : Edi

Tiba-tiba Agus mencium bau parfumnya Edi. Ia langsung ingat sama Edi, langsung saja ia membalikkan badannya. Agus terkejut melihat Edi berjalan ke arahnya, dengan penampilan yang sangat rapi. Edi mengganti pakaian seperti mau kuliah dan rambutnya di sisir rapi. " Kamu mau kemana Edi?" tanya Agus dengan rasa penasaran di hatinya.

"Dimana Ayu?" begitu Edi balik bertanya kepada Agus. "Ayu, ia sudah pulang tadi. kamu belum menjawab pertanyaan ku." Begitu Agus menjawab pertanyaan Edi.

"Pulang," kenapa kamu kasih ia pulang, dan kenapa kamu tidak memberitahu ku ? kalau Ayu mau pulang." "Kan pesanan sudah selesai dan aku sudah kasih. Ia bilang tadi pesanan kue itu harus segera ia bawa ke rumah Saudara nya." Agus berusaha menjelaskan kepada Edi, ia tidak mau Edi berpikir jelek kepadanya.

"Rugi aku Mengganti pakaian dan memakai parfum." "Maksudnya," Agus benar-benar binggung . "Niatnya aku tadi biar kelihatan keren disaat bertemu dengan Ayu." mendengar perkataan Edi, Agus langsung tertawa terbahak-bahak. Ia merasa Edi sangat lucu. "kenapa kamu tertawa gus? kamu senang melihat aku kecewa seperti ini ya? Agus langsung berhenti tertawa mendengar Edi berbicara seperti itu. "Aku tertawa bukan karena senang melihat mu kecewa tapi karena kamu kepikiran harus terlihat keren disaat bertemu dengan Ayu.

"Harusnya kamu tadi langsung saja menemui Ayu. Ia melihat mu berkeringat dan kotor karena bekas tepung,pasti lah Ayu tergugah hatinya. apalagi ia tau yang mempersiapkan kue pesanannya adalah kamu. Setahuku Ayu menyukai Lelaki yang berkerja keras. Ia sangat benci dengan lelaki yang pemalas. Kamu kan tau bagaimana keluarga nya Ayu! Semua anggota keluarga nya sangat ulet berkerja, termasuk juga Ayu."

Edi bengong mendengarkan perkataan dari Agus. Ia pun baru sadar, semua yang ia lakukan tadi sangat tidak berguna. Perkataan Agus sangat bermanfaat baginya. " Terimakasih ya gus, aku tadi tidak berpikir sejauh itu." Hanya itu yang terucap dari bibirnya Edi. Mereka pun masuk ke dalam dapur dan melanjutkan membukus kue yang untuk di jual di pasar besok pagi.

Terdengar suara motor matic di halaman rumah. Agus pun langsung keluar dari dalam dapur. Ia berpikir ada pelanggannya yang datang, ternyata kedua Orangtuanya Agus yang datang.

"Agus, apakah Ayu sudah mengambil pesanannya?" Ibuk bertanya dengan nada yang sangat lembut dengan Agus. " Sudah buk, baru saja." ucap Agus "Syukur lah kalau begitu. Ibuk sangat kuwatir tadi, apa lagi ibuk harus menunggu di rumah pedagang pisang. Karena pisangnya belum datang. Dan sewaktu mau pulang, tidak ada Ojek dan syukur nya ibuk bertemu dengan bapak." Ibuk berkata sambil menaruh pisangnya di atas meja.

"Bapak kok tumben pulang lebih cepat, tidak seperti biasanya? dan Motor yang Bapak bawa ini milik siapa?" Agus sangat kawatir tetapi ia berusaha berbicara dengan tenang kepada bapaknya.

"Besok pagi, bapak dan ibuk akan pergi ke rumah pamanmu di Singaraja, Anaknya menikah. Pak Hardy namanya. Dulu ia sering menginap di rumah ini, sewaktu masih berjualan pisang di Pasar Badung. Bapak meminjam sepeda motor itu, karena tidak mungkin memakai motor mu. Besok kamu yang menggantikan Ibuk berjualan di pasar ya?"

"Ya om, mungpung hari Minggu Saya dan Agus akan berjualan di pasar besok," Begitu Edi memotong pembicaraan Agus dan bapaknya, ia sambil keluar dari dalam Dapur. "He...he...he..tumben rajin temanku ini, mau menemaniku berjualan," sahut Agus. Dan Agus berkata lagi "Oh ya ,aku baru ingat! pasti karena Ayu.

mendengar perkataan Agus , wajah Edi langsung merah dan seperti nya ia sangat malu. "Ya deh, Aku mengaku sekarang. memang mau bertemu dengan Ayu, Tapi aku memang mau membantumu dan itu tujuan utamaku besok ikut ke pasar. Edi berbicara dengan sejujurnya.

"Ternyata nak Edi suka dengan nak Ayu ya? Ayu adalah anak yang rajin dan baik hati. Terimakasih ya nak Edi mau membantu, kasihan Agus berjualan sendiri . Tapi di rumah Nak Edi, tidak sibuk kan?" jangan sampai nak Edi memaksakan diri". ucap bapaknya Agus.

"He...he... he... Om seperti sama orang saja. Edi kesini sudah seijin Bapak dan Ibuk, malah mereka yang menyarankan datang kesini dan menginap. sahut Edi. Ia meyakinkan kepada bapaknya Agus, bawah semua baik-baik saja.

"Syukurlah kalau begitu."

Ibuknya Agus keluar dari dapur dan berkata "Ibuk sudah selesai masak, Kalian segeralah mandi. Nanti kita makan bersama-sama." Mereka pun mandi dengan bergantian, karena di rumahnya Agus hanya ada satu kamar mandi.

Jam dindingnya Agus menunjukan pukul 19.00 WITA. Mereka pun sudah selesai makan malam. Bapaknya Agus langsung masuk ke dalam kamar tidur dan di susul oleh Ibuknya Agus. Mereka mau tidur lebih awal karena besok pagi sekitar jam 3 harus sudah berangkat ke Singaraja.

Sedangkan Agus dan Edi duduk di kursi yang berada di halaman rumah.

Suasana malam ini begitu sunyi, maklum saja Agus tinggal di perkampungan yang rumah Penduduk nya sangat jarang. "Suasana sepi seperti ini lah yang aku suka kalau menginap disini gus. Berbeda jauh dengan suasana di Rumahku, yang setiap saat selalu ramai bahkan malam hari." Begitu Edi mengawali pembicaraan dengan Agus. Edi tinggal di perumahan yang sangat padat penduduk di kota Denpasar.

Agus hanya diam, tidak berbicara sepatah kata pun. Tangannya sibuk mengetik pesan WhatsApp di ponselnya.

Tiba-tiba Edi melihat ke ponselnya Agus, tapi Agus langsung memasukkan ponselnya ke dalam kantong celananya.

"Pelit kamu gus, aku lihat saja tidak boleh, pasti kamu chatting sama pacar mu ya?" ucap Edi, ia sangat penasaran.

"He...he...he." Agus hanya tertawa mendengar perkataannya Edi. "kamu selalu begitu, kalau ditanya tentang pacar, pasti kamu selalu tertawa. Sebenarnya kamu sudah punya pacar atau belum gus?" Edi bertanya dengan tatapan ke dua matanya tak henti-hentinya menatap ke arah wajahnya Agus. Melihat Edi seperti itu Agus pun menjawab dengan singkat "Menurut mu bagaimana, Apakah aku sudah punya pacar atau belum?"

"He...he...he... kamu kok bertanya balik kepada ku? aneh kamu gus." ucap Edi sambil tertawa.

Agus terlihat menarik napas dan mengembuskan dengan pelan. Dan ia berkata "Sebenarnya aku tidak ingin memberitahu mu tapi aku juga tidak mau di salahkan sama seperti tadi sewaktu Ayu pulang". Tiba-tiba Agus berdiri dan Edi pun ikut berdiri dan berkata "Kok kamu malah berdiri gus? kenapa kamu tidak melanjutkan ceritanya mu?" begitu Edi bertanya kepada Agus. Sekarang ia betul-betul binggung. "Sebaiknya kita segera tidur Edi, biar besok kita tidak kesiangan bagun, apa lagi kamu susah bangun pagi. begitu yang ingin aku katakan tadi he...he... he". Selesai berbicara Agus pun masuk ke dalam kamarnya. Edi pun mengikuti dari belakang dengan perasaan kesal karena telah di permainkan oleh Agus, tetapi Edi tidak marah karena ia tau Agus suka bercanda.