webnovel

4 4.BAB 3 : Pesanan Kue

Mama aku mau menyusul Agus," Belum selesai Radit berbicara, Mamanya langsung marah dan memotong pembicaraan "Lagi Kamu berubungan sama Anak jahat itu!, "maksudnya Mama?, Radit sangat binggung mendengar perkataan Mamanya.

Ting... tung..!

Terdengar suara bel Rumahnya berbunyi. Kedua mata mereka pun tertuju ke Pintu gerbang, dan Pembicaraan mereka pun terhenti. " Bik Putri, tolong di buka pintu gerbangnya, begitu Mamanya Radit meminta bantuan ke pada asisten rumah tangganya. Langsung saja Bik Putri Keluar dari dapur, menuju pintu gerbang dan membuka pintu dengan pelan-pelan. Terdengar suara Pria. "Siapa itu Bik?, tanya Mama dengan nada lembut. "Anak pedagang kue, Nyonya,"

Mendengar perkataan dari Bik Putri, Radit langsung berlari menuju Pintu gerbang. Terlihat Agus berdiri di sebelah Bik Putri yang masih mengunakan Helm.

"Maafkan aku gus, tadi aku benar-benar lupa membayar kue mu. Begitu Radit berbicara kepada Agus. "Mama Kesini sebentar, "Ada apa nak, begitu Mamanya menjawab sambil berjalan menuju ke arahnya . "Ma, ini yang namanya Agus. yang mau Radit susul tadi. Ia adalah teman kuliah Radit. Tadi ia mengirim kue kesini. Karena kami keasikan mengobrol tadi, Radit lupa membayar kuenya. Dan dia juga yang Radit tumpangi tadi pagi ke kampus. " Oh begitu ya, Maaf sudah merepotkan Nak Agus, Terimakasih ya. Begitu Mama berbicara sambil membuka tas dan lalu membuka dompetnya. Mama mengeluarkan uang seratusan dan langsung memberikan kepada Agus.

"Maaf Buk!, Keu nya sudah di bayar oleh Embaknya barusan, Agus berkata sambil menunjukan uang di tangannya. "Ya Nyonya, saya sudah membayarnya tadi, maaf saya mau ke dapur, melanjutkan mencuci piring. Setelah Bik Putri berbicara ,ia langsung berjalan menuju ke dapur. Saya juga lupa tadi meminta uangnya kepada Radit, dan langsung pulang. Sampai di pertigaan sebelah sekolah SD itu, baru saya ingat ! Agus berusaha menjelaskan kepada Mamanya Radit. "Terimakasih ya buk,sudah memesan kue

kepada saya. Kalau begitu saya pamit pulang.

"Sama-sama nak Agus, nanti Ibuk pasti pesan lagi. Hati-hati dijalan ya Nak. "Ya buk, Agus menjawab dan berjalan menuju ke tempat Sepeda motornya. "He.. gus !, hampir aku lupa lagi , berapa nomer WhatsApp mu ? Permintaannya Radit, mengentikan langkah kakinya Agus. Radit menghampirinya lalu ia merogoh ponsel dari dalam celananya.

Setelah Agus memberitahu kan Nomer ponselnya lalu ia berpamitan ."Kalau begitu aku pulang dulu ya Radit!, "Ya gus, hati-hati dijalan ,

Agus pun pergi dan Radit masuk ke dalam rumahnya.

Sekitar 30 menit, sampai lah Agus dirumahnya. Terlihat sepeda motor Edi terparkir di halaman rumah nya. Agus lalu masuk ke dalam dapurnya. Edi terlihat sibuk membukus Kue. Edi sudah dianggap seperti Anak kandung, oleh Orangtuanya Agus. Dari umur 5 tahun, Edi sering di titipkan oleh orang tuanya, dirumahnya Agus. Karena kedua orangtuanya Edi bekerja di sebagai karyawan Hotel di daerah Kuta. "He... Edi ,sudah lama kau datang, kemana Ibuku?, Sudah satu jam aku disini. Ibuk mu pergi berbelanja membeli pisang, aku di minta membantu membukus kue ini. Karena sebentar lagi yang pesan akan mengambilnya kesini.

"Kamu tahu siapa yang pesan ? begitu Agus bertanya sambil membuat kopi. "kamu sudah minum kopi? " Sudah gus, Ibuk mu tadi yang membuat kan aku. Itu gelasnya belum aku cuci. " Siapa yang pesan kue ini?, kok tumben kamu bertanya kepadaku tentang pesanan kue. Edi sangat penasaran dengan pertanyaan nya Agus. Agus tidak menjawab, Ia malah mengambil kue yang di bungkus sama Edi lalu memakannya dan diminumnya kopi hitam sedikit gula itu. " Gus , jangan kau makan kue yang sudah dibungkus. makan saja kue itu! ia menunjukkan kue yang belum di bungkus di atas Meja. Kok diam kamu! jawab dong pertanyaan ku.

"Ayu Lestari, yang pesan. Pujaan hatimu. Edi sangat terkejut mendengar ucapan Agus. Wajahnya langsung merah, lalu dia berkata "Dari mana kamu tau gus ?, kalau aku suka kepadanya. " He...he...

he... Ayu yang memberitahu ku waktu ini. " Apa! oh .. kalian sudah akrab ya?

Kali ini, Edi benar-benar terkejut, ia berhenti membukus kue. Edi diam tak ada sepatah kata pun terucap dari bibirnya. Suasana sangat hening, Agus dengan santai meminum kopi dan sesekali memakan kue yang ada di tangannya. Tiba-tiba Edi berkata sambil mengambil kue yang sudah di bungkus lalu memberikan ke pada Agus "Agus temanku yang paling ganteng dan baik hati, bantulah aku mendapatkan hatinya Ayu.

"Aku sangat senang melihat kamu merengek-rengek seperti itu. Ternyata kamu tidak berubah dari dulu, kamu masih saja seperti anak kecil.

Ya, aku bantu tapi selesaikan dulu bungkus kue ini. jangan sampai Ayu datang, pesanan kuenya belum siap. Begitu Agus berkata, sambil membukus kue. Akhirnya Edi bisa bernafas lega, setelah Agus bersedia membantu nya. Tanpa membuang waktu, mereka pun bergegas menyelesaikan pekerjaan itu .

" Permisi Buk,

Terdengar suara perempuan. Edi langsung berdiri dan mengintip di celah-celah pintu dapur, kearah suara itu. Ternyata Ayu sudah datang. Tanpa berpikir panjang Edi langsung saja keluar dari dapur lalu menuju keran air di sebelah kamar mandi. Ia membersihkan dirinya sebisa mungkin.

Sedangkan Agus berjalan menuju kedepan menemui Ayu.

"He... Ayu sudah datang, begitu Agus menyapa Ayu dengan ramah. " Gus, Ibuk mu mana, gimana pesanan ku sudah siapkah? Ayu berkata dengan tersenyum manis yang ia punya.

"Ibuku pergi membeli pisang, dari tadi belum pulang juga. Tapi jangan kuatir, pesan kue mu sudah siap.

"Syukurlah kalau begitu. Jadinya aku tidak perlu menunggu. Ayu merasa sangat lega karena kuenya sudah siap.

"Gus, aku sudah membayar uang kue itu sama Ibuk mu tadi pagi di pasar. Begitu Ayu berkata sambil menyodorkan nota.

"Tolong gus, ambilkan pesan kuenya sekarang.

" Apa kamu tidak menunggu Ibuku dulu? begitu Agus bertanya kepada Ayu

" Tidak gus, aku terburu-buru ,aku harus segera mengantar kue itu ke rumah saudaraku. mendengar perkataan dari Ayu, Agus bergegas berjalan menuju ke dapur mengambil pesanan kuenya.

Tidak lama Ayu menunggu, Agus pun datang dengan membawa pesan kuenya. Dan Ayu langsung saja mengambil kue dari tangan Agus. Ia mengecek semua pesanannya, takut ada pesan yang kurang.

"Giman ayu, ada kah pesan kuenya yang kurang? Agus bertanya sambil membuka catatan pesanan kue Ibuknya.

"Semua sudah lengkap gus, begitu Ayu menjawab lalu ia menaruh pesanan kue itu di dalam kotak kardus yang ia bawa dari rumahnya.

"Gus, ini tali tolong bantu aku mengikat kardus ini di belakang motorku ya. Agus mengangguk dan langsung membantu Ayu.

Hanya butuh waktu 5 menit, Agus sudah selesai mengikat dan Ayu bergegas pulang.