2 Di Kantor

Azura adalah karyawan magang di Perusahaan Desain yang cukup terkenal di kotanya. Sudah 4 minggu Azura magang di kantor itu dan waktunya masih tersisa 4 Minggu lagi.

Ini adalah salah satu persyaratan untuk kelulusan sehingga Azura harus menuntaskan magangnya sampai 8 Minggu secara penuh. Dan saat Azura selesai magang bertepatan dengan usia Azura yang ke 21.

Kini Azura sudah tiba di kantor tempat dirinya magang dan sudah berada di meja kerjanya. Seperti biasa Azura masuk jam 8 pagi dan pulang jam 4 sore. Untuk karyawan magang tidak ada waktu lembur.

Azura tak sendirian di sana melainkan bersama dengan sahabatnya yang juga magang bersama dirinya dan tempat mereka duduk pun berdampingan. Namanya adalah Ayla.

Ayla memperhatikan ekspresi wajah Azura yang nampak gelisah dan risau seperti dua hari yang lalu. Ayla bisa menebak alasan ekspres Azura seperti ini.

"Apakah kamu bermimpi dikejar-kejar malaikat pencabut nyawa lagi?" tebak Ayla.

"Iya, dan itu sungguh mengganggu! Aku jadi tidak bisa tenang dan terus-menerus ketakutan! Apa yang harus aku lakukan?" tanya Azura meminta pendapat dari sahabatnya.

Azura benar-benar frustasi dengan keadaannya saat ini. Mimpi yang terus menghantui dirinya dan membuat ketenangannya terganggu.

"Sudahlah bukankah aku sudah pernah bilang kalau mimpi itu hanya bunga tidur? Mungkin kamu hanya kelelahan dan mebutuhkan waktu untuk berlibur. Apakah kamu ingot kapan terakhir kali kamu liburan?" tanya Ayla.

Azura pun mengingat kembali kapan terakhir kali dirinya liburan. Yang Azura ingot adalah dirinya terakhir kali berlibur saat liburan keluarga bersama dengan keluarga besarnya.

"Ah, mungkin saja kamu benar. Aku ingat terakhir kali liburan adalah satu tahun yang lalu. Itu pun liburan bersama keluarga besar," jawab Azura.

"Nah, benar bukan yang aku katakan? Sudahlah jangan bebani dirimu dengan mimpi burukmu itu! Pulang nanti aku traktir kamu supaya kamu tidak stres lagi. Bagaimana?" tanya Ayla menawarkan diri.

Saat Azura hendak menerima tawaran Ayla tiba-tiba saja ponselnya yang berada di dalam tasnya berdering. Azura pun mengambil ponsel itu dan melihat siapa yang menghubungi dirinya.

Rupanya itu adalah telepon dari Arthur kekasihnya. Arthur adalah anak konglomerat dan orang terkaya nomer 5 di seluruh dunia. Dia telah menjalin hubungan dengan Azura selama 2 tahun. Dan Arthur bekerja di salah satu perusahaan sang ayah menjadi seorang direktur utama.

"Ah, aku pikir siapa. Ayla aku angkat telepon dulu, ya?" izin Azura sambil menunjukkan layar ponselnya.

"Ah, sudah ku duga itu pasti dia. Kalau begitu kamu angkat saja teleponnya aku mau mengerjakan tugas yang diberikan padaku," jawab Ayla lalu fokus pada komputernya.

Azura pun mengangkat telepon dari sang kekasih dan percakapan di antara mereka pun dimulai.

["Halo, Sayang, ada apa? Tumben pagi-pagi begini telepon?"] Azura bertanya dengan senyuman di wajahnya. Yah, Azura memang begitu mencintai kekasihnya ini.

["Ah, maafkan aku, Sayang! Apakah aku mengganggumu?"] tanya Arthur yang seperti merasa tidak enak.

["Tidak, kok, tidak apa-apa."] jawab Azura yang tidak keberatan.

["Syukurlah kalau begitu. Sebenarnya aku hanya ingin mengatakan padamu kalau aku besok akan pergi ke luar negeri untuk melakukan perjalanan bisnis selama satu bulan. Jadi aku minta maaf kalau seandainya dalam waktu satu bulan kita tidak bisa berjumpa tidak apa-apa, bukan?"]

Rupanya Arthur ingin memberitahu Azura jika dirinya hendak bepergian untuk urusan perusahaan. Mendengar hal itu tentunya Azura bersedih karena baru kali ini Arthur pergi selama sebulan karena biasanya hanya satu atau dua minggu saja.

["Iya tidak apa-apa. Lagi pula kamu pergi untuk urusan pekerjaan, bukan? Kalau begitu apakah nanti malam kita bisa bertemu?"] tanya Azura dengan penuh harapan. Setidaknya Azura ingin menghabiskan malamnya bersama dengan kekasihnya sebelum keberangkatan Arthur ke luar negeri.

["Tentu saja aku bisa! Nanti malam aku jemput di rumahmu, ya? Kalau begitu sampai jumpa nanti malam Sayang! I love you!"] jawab Arthur yang menyanggupi keinginan Azura.

["Love you too."] balas Azura lalu mematikan ponselnya.

Kemudian Azura kembali memasukkan ponselnya ke dalam tasnya. Ia tidak menyangka jika Arthur akan meninggalkan dirinya walaupun hanya satu bulan saja.

"Satu bulan itu sangat lama. Kenapa semakin ke sini semakin lama bepergian ke luar negerinya? Aku kan jadi rindu maksimal," keluh Azura yang sedih.

Tiba-tiba saja seroang wanita datang menghampiri Azura dengan membawa sebuah dokumen. Orang itu adalah salah satu karyawan di perusahaan tempat Azura magang.

"Azura, ada tugas untukmu!" ujar wanita itu.

"Tugas apa, Kak?" tanya Azura yang langsung bergegas berdiri untuk menjawab wanita itu.

"Kamu antarkan dokumen ini ke Perusahaan AT Group. Berkas ini ketinggalan sewaktu kemarin menandatangi kontrak kerja. Kamu tahu lokasinya, bukan?" tanya wanita itu.

Kebetulan AT Group adalah perusahaan di mana Arthur bekerja. Seketika kesedihan Azura terobati saat tahu dirinya hendak menghampiri sang kekasih.

"Tentu saja saya tahu, Kak! Saya pasti akan mengantarkannya dengan selamat!" jawab Azura dengan begitu semangat.

Wanita itu pun menyerahkan dokumennya kepada Azura. Dan setelah menerima dokumen itu Azura langsung pergi menuju ke perusahaan sang kekasih.

Azura pergi dengan mobil beserta supir yang sudah disediakan oleh perusahaan. Selama perjalanan Azura sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan pujaan hatinya.

"Arthur pasti terkejut karena kedatanganku!" gumam Azura yang begitu senang dan terus tersenyum.

Akhirnya Azura sampai di perusahaan sang kekasih. Tanpa basa-basi Azura langsung menuju ke bagian resepsionis untuk menyampaikan keperluannya.

Sebelumnya Azura sudah pernah diajak ke perusahaan Arthur sebanyak tiga kali sehingga Azura sudah hafal lokasi ruangan Arthur tanpa perlu diantar. Bahkan karyawan kantor pun jadi sudah mengenal Azura walaupun hanya beberapa saja yang mengingatnya.

"Selamat siang, apakah Presdir Arthur ada di ruangannya? Saya ingin memberikan file yang tertinggal di perusahaan tempat saya bekerja," sapa Azura dengan ramah.

"Ah, Nona Azura, ya? Hmmm... itu Presdir..." jawab resepsionis itu gelagapan.

Resepsionis itu nampak tengah risau dan kebingungan padahal itu adalah pertanyaan yang begitu mudah untuk dijawab.

"Ada apa denganmu? Apa dia tidak ada di ruangannya?" tanya Azura lagi.

"Ada, Nona, tetapi..." belum sempat resepsionis itu menjawab Azura langsung menyahut.

"Ah, bilang saja kalau dia ada di ruangannya! Kalau begitu sampai jumpa," pamit Azura lalu pergi ke ruangan Arthur.

"Nona tunggu! Nona!" teriak resepsionis itu memanggil Azura.

Namun Azura hanya mengabaikannya karena ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Arthur. Tak butuh waktu lama karena Azura sudah hafal dengan lokasi ruangan Arthur dia kini telah tiba di depan pintu ruangan Arthur.

Dan tanpa mengetuk pintu atau mengucapkan salam Azura langsung membuka pintu itu untuk memberikan Arthur sebuah kejutan.

"Halo Sayang!" teriak Azura yang kini sudah membuka pintu itu.

TBC...

avataravatar
Next chapter