akhirnya satu Minggu yg serasa sangat lama itu sudah dilalui ....
aku dan keluargaku datang kembali kerumah sakit untuk menandatangani kesepakatan
menunggu antrean untuk bertemu dengan dokter seakan dokter adalah idola ku dan aku pens berat yg rela menunggu lama untuk bertemu...
tepat pukul 10 tiba giliran ku bertemu dokter aku masuk dengan ke2 orangtuaku dan suamiku dan satu perantara rumah sakit yg memanduku dari awal sampe sekarang..
dokter pun mengawali...
sudah sepakat semuanya ya ...
saya mau nanya pada orangnya langsung apa ibu sudah tau kalau ibu akan diamputasi apa ibu setuju atau mau dibatalkan saja....
dan kalau setuju saya akan langsung cari jadwal operasi yg kosong secepatnya dan kalau anda keberatan dan memilih mundur ta akan ada kesempatan lagi untuk amputasi lainkali
saya siap pa
apa anda tau kalau operasi bisa lancar dan bisa juga gagal kalau gagal bisa meninggal dimeja operasi????
saya tau pa apapun konsekuensinya saya siap saya sudah pasrah jika pun saya harus diambil yg maha kuasa saya ikhlas....
toh sekarang saja saya sudah ta berdaya
memang pedas sekali ucapan dokter tapi memang itu pakta yg harus disiapkan
ok kalau begitu tandatangani berkasnya bahwa semua keluarga ta ada yg menentang amputasi ini dan jika kecelakaan dalam operasi ta akan ada tuntutan kepada rumah sakit atau siapapunn pihak yg melakukan eksekusi amputasi ini
aku mengangguk dan satu persatu menandatangani berkas2 itu
ehm dan saya sudah menetapkan tanggalnya satu Minggu lagi kita akan operasi ya Bu ....
tanggal 27 Pebruari 2018
ibu yg sabar ya
kalau sembuh ibu bisa pake kaki palsu ko sekarang teknologi sudah berkembang jadi ibu jangan banyak pikiran yah....
aku mengangguk tetesan air mata itu jatuh ta tertahan meski aku mencoba kuat...
dan dokter yg menenangkan ku tampannya minta ampun ta mengurangi kesedihanku sedikit pun ...
sekarang anda silahkan bertemu dokter anastesi ke ruangan anastesi dan disana sekalian mengurus semuanya ....
aku dan suamiku pun pergi kelantai atas rumah sakit untuk menemui dokter anastesi ...
..
disini dokter anastesi perempuan menanyaiku
ibu siap jika operasinya gagal dan menyebabkan meninggal dimeja operasi?
saya siap Bu pasrah saja ....
terlihat dokter wanita itu berkaca2 melihatku
ibu yg sabar saja ya mudah2han semuanya lancar ibu masih muda baru 24 tahun yah sangat masih muda sangat masih banyak yg ibu inginkan mudah2han kelak akan ada kebahagiaan untuk ibu...
amin amin ya Robb Bu...
sekarang tandatangani disini yah
setumpuk berkas diangsurkan kearah ku aku mendatangani setumpuk berkas itu
hingga selesai
dilanjutkan oleh suamiku dan orangtuaku
ok semua sudah beres tinggal menunggu satu Minggu lagi ya ....
kami pun berpamitan karena sudah selesai....
kami makan siang diluar rumah sakit karena sudah waktu makan siang sekalian istirahat sebelum pulang disana aku melihat ibu2 sudah berumur dia duduk di sampingku.....
kenapa na dirumah sakit berobat?
iya saya berobat Bu
oh sakit apa?
kangker tulang Bu ucapku sambil memperlihatkan lututku yg bengkak sebesar kelapa
ya Allah na
yg sabar ya
rutin apa mau operasi
amputasi Bu aku jawab jujur karena buat apa ditutup2 semuanya sudah jelas...
Masya Allah apa ga sayang na
ga enak ne bawa2 beban mudah2han kalau dibuang ga nyusahin terus...
ehm nenek juga dulu begitu tapi nenek cuma dioperasi dan dibuang bengkaknya katanya di bor gitu dan sekarang sudah 2 tahun nenek harus rutin periksa dokter bulak-balik ke RS
ibu juga pernah ditawari amputasi tapi ibu nolak karena kalau amputasi berarti mengubah kodrat buatan sang pencipta....
aku hanya tersenyum sebagai jawaban nenek itu karena aku bingung mu jawab apa?
sedikit nyelekit di hatiku merasakan sedikit keraguan dihatiku apa aku dosa kalau aku merusak mahakarya sang pencipta apa aku salah pertanyaan itu terngiang di hatiku....