4 Pulang?

Saga melihat pada Lizzy yang kini matanya terpejam dan berbaring enak di ranjangnya. "Hei kau bangun!" Lizzy hanya menggumam dan memposisikan tubuhnya dengan nyaman.

"Lisa, bangunlah!" Lizzy berdecak, dia membuka matanya dan langsung menatap pada Saga.

"Ada apa?" tanyanya ketus.

"Bangunlah aku ingin tidur!" Lizzy mengkerutkan keningnya tak mengerti dengan maksud Saga. Saga menghela napas.

"Pergilah, cari tempat tidur lain!" Lizzy baru sadar setelah mencerna kata-kata Saga dengan baik. Rupanya dia ingin tidur sendiri di ranjang.

"Oh jadi maksudmu kau ingin tidur sendiri di sini? Dasar pria angkuh, apakah segitunya kamu membenciku sehingga kita tak bisa berbagi ranjang bersama?! Lagi pula ukuran ranjang ini king size, masih banyak tempat untuk kau tidur!?" Saga menahan emosinya sekarang.

Sudah mulai berani menyahut perkataannya, menatapnya dan sekarang mengomelinya besok apa lagi? Bikin pusing saja. Saga dengan keraguannya melangkah di tepi ranjang berlawanan dengan Lizzy.

Gadis itu mendengus dan kembali membaringkan tubuhnya. "Dasar pria angkuh, tidur saja susah." gumam Lizzy jelas terdengar di telinga Saga.

"Cih! Awas saja ketika kita pulang nanti kau akan menderita di sana." balas Saga bergumam juga sembari membaringkan diri dan memejamkan mata.

Tapi kemudian dia membuka matanya lagi dan memikirkan suatu hal. Pulang? Hei kenapa dia tak terpikir untuk membuat semuanya berjalan cepat. Saga tersenyum penuh arti, dia lalu membaringkan tubuhnya menyamping dan kembali memejamkan matanya.

Pagi hari yang indah, cuaca cerah dan angin sepoi-sepoi berhembus menyegarkan udara di pagi itu. "Nghhh.." Lizzy dan Saga sama-sama menggeliatkan tubuhnya. Mata mereka berdua terbuka secara bersamaan dan membelalak seketika saat mereka saling menatap dengan jarak yang sangat dekat.

Mereka berdua segera menjauhkan diri tanpa merubah raut wajah mereka. Bagaimana bisa mereka berdua tidur dengan jarak yang dekat? Setahu mereka ada satu bantal guling yang berada di antara mereka. "Ini nih yang paling aku tak suka kalau aku tidur satu ranjang denganmu, saat aku membuka mataku wajahmu yang aku lihat duluan!" cibir Saga.

Berusaha untuk tak menggubris, Lizzy hanya mendengus dan turun dari ranjang menuju kamar mandi. Dia hanya akan membuang waktu jika beradu argument dengan Saga. Pagi itu, setelah cibiran Saga tak ada sepatah kata pun lagi keluar dari bibir Saga dan pria itu memilih untuk bersiap bekerja.

Liburan yang awalnya akan indah telah rusak karena Lisa datang tiba-tiba. Perlakuannya kemarin pada Saga sampai pagi ini, benar-benar membuat Saga tak betah di rumah. Setelah merasa penampilannya sudah rapi, Saga turun untuk bersarapan dengan keluarga.

"Loh! Saga.. kenapa kau rapi mau pergi kerja?" tanya Bunda Saga terkejut melihat penampilan Saga. Bukankah pria itu mengambil cuti beberapa hari di perusahaan?

"Iya Bunda, aku rasa liburanku akan kubatalkan saja. Kemarin, aku terganggu dengan seseorang." jawabnya sambil melirik benci pada Lizzy. Seakan menyadari tatapan Saga, matanya memandang penuh intimidasi pada Saga.

"Oh begitu ya, kalau begitu duduklah ayo sarapan Lisa.." Lizzy segera menoleh pada Bunda Saga dan memasang wajah polosnya.

"Buatkan suamimu kopi." Lizzy tersenyum dan menuju dapur. Setelah Lizzy pergi, Saga lalu mengatakan niatnya.

"Ayah, Bunda. Aku rasa kami tak seharusnya tinggal lebih lama di sini, aku pikir kami akan kembali ke rumah." kata Saga.

"Kenapa harus terburu-buru? Bunda masih mau kalian tetap di sini." balas Bunda Saga lembut

avataravatar
Next chapter