webnovel

#3 Siapa itu Reva?

Hari ini 1 Maret 2013.

Hari yang paling dinanti oleh Sachie karena tugas Bagas di Syndey sudah selesai. Penantian selama berbulan-bulan akhirnya berakhir. Meski komunikasi mereka menjadi berkurang, namun Sachie masih tetap menganggap semuanya baik-baik saja. Ia belajar menyesuaikan diri dengan keadaan, dengan jarak juga waktu.

Pagi sekali pukul 06.00 Sachie sudah bergegas menuju Bandara untuk menjemput Bagas. Hari ini berbeda dengan biasanya, Sachie berdandan istimewa dengan balutan pakaian cantik berwarna kuning. Rambutnya yang lurus panjang ia curly agar terlihat semakin cantik.

Sesampainya di bandara, Sachie menunggu tepat di area pintu keluar penumpang pesawat. Ada perasaan gugup dalam dirinya sama seperti pertama kali bertemu dengan Bagas 3 tahun yang lalu. Mungkin Sachie jatuh cinta lagi setelah lama tidak bertemu.

Lalu, sesosok cowok tinggi, putih dan tampan berjalan didepannya. Dengan kacamata hitam dan pakaian formal ala oppa Korea.

"Waw, cakep banget. " celetuk Sachie dalam hati.

Iya, dia bukan Bagas. Dia orang lain yang mungkin satu pesawat dengan Bagas, karena memang penumpang yang turun itu keberangkatan dari Sydney.

Belum selesai Sachie memandangi pria itu, tiba-tiba sesosok cowok yang sejak tadi ditunggunya sudah berada disampingnya. Sambil melambai-lambaikan tangan tepat persis didepan wajah Sachie.

"Cari siapa? Kok sampai melongo gitu sih? " Tanya Bagas yang sejak tadi memperhatikan.

"Aahh Bagas!!" Seru Sachie terkejut lalu memeluknya.

Sangat bahagia, itu yang kini dirasakan oleh Sachie. Hingga tanpa terasa airmata menetes dari matanya.

"Apa kabar sayang? Aku seneng akhirnya kita ketemu lagi. " Ungkap Sachie masih sambil memeluknya.

"Pak, kita sudah bisa jalan sekarang?" Tiba-tiba ada suara cewek dibelakang Bagas.

Spontan Sachie pun melepas pelukan dan menoleh pada sumber suara itu. Dia seorang wanita cantik berambut pendek, gayanya glamour, dan terlihat sangat dewasa. Pakaiannya pun bagus, pasti semuanya bermerk. Entah kenapa ada perasaan sakit dihati Sachie saat melihat wanita itu.

"Oh iya, kenalin ini Reva. Dia asisten pribadi aku di kantor. Jadi dia pasti ikut kalau aku tugas kemana-mana. " Ucap bagas memecah kesunyian yang saat itu terasa tegang.

"Hai, aku Sachie pacarnya Bagas." Kata Sachie memperkenalkan diri seraya menjulurkan tangan tanda perkenalan.

"Saya Reva. Salam kenal. " Hanya itu yang diucapkan oleh wanita yang bernama Reva itu. Lalu diapun pergi mendahului langkah Sachie dan Bagas dengan wajah dingin.

"Sayang, kok dia jutek banget sih? Dia gak suka sama aku ya?" Tanya Sachie sedikit merengek sebal sambil menggandeng lengan Bagas dan berjalan mengikuti langkah Reva.

"Ngga kok, dia memang gitu orangnya. Kalau udah kenal juga baik kok." Jawab Bagas menenangkan.

"Kenapa aku gak suka ya sama cewe itu? Kenapa aku ngerasa dia mau ngambil Bagas dari aku? " Hati kecil Sachie terus berbisik, sesekali mencoba menenagkan diri, namun lagi-lagi terucap kata-kata ketakutan itu.

"Sejak kapan dia jadi asisten kamu? Kok aku gak tau, kok kamu ga pernah cerita?" Sachie bertanya penasaran saat mereka berada disebuah mini market untuk membeli minuman.

"Oh, baru sih belum terlalu lama. Iya maaf aku gak cerita soalnya kamu tau sendiri kan aku sibuk banget." Jawab Bagas sambil mencari-cari minuman didalam freezer minimarket.

Sachie hanya terdiam tidak menanggapi jawaban dari Bagas. Hati kecilnya terus menerus mendesaknya untuk tidak percaya dengan ucapan Bagas. Meskipun Sachie baru melihat wanita itu, tapi pandangan Reva seperti menunjukan cemburu saat melihat mereka bersama. Hanya saja Sachie tidak punya bukti untuk mengungkapkan pada Bagas.

Saat sedang di minimarket pun, Reva hanya menunggu diluar tidak ikut berbaur. Tapi matanya terus memperhatikan, dan wajahnya menunjukan ketidaksukaannya.

"Yuk, kita jalan kemobil. Kamu udah pilih minumannya?" Tanya Bagas memecah lamunan Sachie yang sejak tadi memperhatikan Reva.

"Udah nih. Loh itu satu lagi buat siapa Gas?" Sachie berbalik tanya saat melihat Bagas membawa dua botol minuman berisi cappuchino dan jus Apel.

"Kopi buat aku, jus apel buat Reva. Kasian dia dari tadi belum minum." Lalu Bagas berjalan menuju kasir.

Pertanyaan dalam kepala Sachie seakan semakin membesar. Bagas bisa tahu minuman kesukaan Reva padahal ia tidak bertanya sebelumnya apa yang Reva mau minum.

"Siapa Reva? Kenapa harus dia yang jadi asisten Bagas? Kenapa harus wanita secantik dia yang kapan saja bisa menarik perhatian Bagas?"

Tunggu lanjutan ceritanya yaa.. Yang pasti makin seru dan mendebarkan....