webnovel

#2 Kenapa jadi berbeda?

Tiga tahun berlalu. Bagas dan Sachie masih menjalani hubungan mereka. Kini mereka semakin dekat, semakin mengenal satu sama lain.

Bagas ternyata tidak sedingin yang Sachie kira. Setelah berpacaran, banyak hal-hal manis yang sering Bagas lakukan. Seperti mengantarkan obat kerumah saat sachie sakit, membelikan bunga saat Sachie marah, menyuapi kue saat mereka sedang di kafe, dan masih banyak hal lain lagi tentunya.

Sachie terlalu bahagia menjalani hubungan dengan Bagas. Sampai saat kelulusan tiba, Bagas meneruskan bekerja di perusahaan milik ayahnya dan menjadi wakil Direktur di perusahaan itu.

Iya, ayah Bagas seorang pemilik perusahaan property besar di Indonesia. Ibunya seorang ibu sosialita yang gaul dan glamour. Berbeda dengan keluarga Sachie yang sederhana, ayahnya hanya seorang pegawai swasta di perusahaan asing, dan ibunya seorang ibu rumah tangga biasa.

Bagas merupakan seorang pewaris tunggal dari perusahaan ayahnya, karena ia tidak mempunyai kakak ataupun adik. Sedangkan Sachie memiliki tiga orang adik yang masih bersekolah dan perlu banyak biaya.

Sachie anak pertama, adiknya yang pertama seorang perempuan bernama Nana, sekarang ia sudah duduk dikelas 2 SMA. Adiknya yang kedua seorang laki-laki bernama David, ia duduk di bangku SMP kelas 1 dan adik bungsunya seorang laki-laki juga bernama Gery, sekarang duduk di bangku SD kelas 6.

Banyaknya adik Sachie, membuat ia harus ikut bekerja keras juga menjadi mahasiswa terbaik agar kelak bisa membantu kedua orangtuany untuk membiayai ketiga adiknya. Karena Sachie sangat sadar keluarganya bukan orang berada.

Namun perbedaan itu tidak membuat keduanya menjadi canggung. Bagas sering berkunjung kerumah Sachie dan sudah sangat akrab dengan keluarganya. Tetapi sayangnya tidak mudah untuk Sachie masuk ke keluarga Bagas. Karena selain Sachie hanya orang biasa, keluarga Bagas juga merupakan keluarga yang sangat pemilih dalam urusan jodoh.

Ibu Bagas terkenal jutek dan pemilih, beliau hanya mau bergabung dengan orang-orang berpenghasilan tinggi. Sedangkan ayah Bagas jarang ada dirumah karena kesibukannya membuatnya harus bepergian ke antar negara.

Meski begitu, mereka sama sekali tidak peduli dan masih berfikir optimis kalau suatu saat nanti keluarga Bagas pasti akan merestui hubungan mereka.

||

Kini Bagas sudah mulai bekerja di perusahaan milik ayahnya. Semenjak bekerja disana, waktu pertemuan antara Bagas dan Sachie jadi sangat terbatas. Selain sibuk mengurusi perusahaan, Bagas juga sering pulang pergi keluar negeri untuk mengurus proyek ayahnya yang ada di beberapa negara.

Waktu terus berlalu, ini tahun ke empat mereka bersama. Tepatnya 9 Februari 2013. Dan bertepatan juga dengan menuju hari ulangtahun Sachie yang ke 23 tahun.

Ada yang berbeda dengan ulangtahunnya kali ini. Pertama kalinya Sachie merayakan ulangtahun tanpa Bagas. Karena saat ini Bagas sedang berada di Sydney Australia.

Sambil terduduk memandangi jam dinding, Sachie terdiam membayangkan tahun-tahun kebelakang saat Bagas selalu ada dihari ulangtahunnya.

Saat ulangtahun ke 20, Bagas memberinya kejutan dengan mengajaknya ke bukit bintang. Disana mereka meniup lilin dan memotong kue berdua. Bagas juga memberikan hadiah sebuah kalung berliontin bentuk bintang. Bagas bilang, Sachie itu seperti bintang dalam hidupnya, selalu menemani saat ia sedang merasa sepi.

Ulangtahun ke 21 mereka rayakan dirumah Sachie. Itu pertama kalinya Bagas merasa sangat dekat dengan keluarga Sachie. Sehari sebelum ulangtahun, Bagas juga sempat meminta tolong keluarga Sachie untuk ikut membantu membuat kejutan. Mereka mendekorasi ruang tamu, sedangkan Bagas mengajak Sachie jalan-jalan. Hingga malam tiba, surprise pun berhasil dilakukan. Sachie begitu terharu mendapat kejutan dari keluarga dan juga kekasihnya.

Lalu ulangtahun yang ke 23, mereka rayakan di sebuah villa di kawasan puncak. Bersama sahaba-sahabat dikampus tentunya. Moment itu menjadi moment terakhir kebersamaan mereka sebelum akhirnya mereka semua mempunyai kesibukan masing-masing termasuk Bagas.

Sedih memang, namun karena urusan pekerjaan, Sachie harus bisa menerima keadaan.

Jarum jam menunjukan pukul 23.55 hanya tinggal lima menit lagi menuju hari ulangtahun dan hari jadi mereka. Rumah terasa sepi, semua lampu sudah dimatikan karena keluarga Sachie sudah tertidur pulas. Mereka seolah ikut lupa dengan hari spesialnya ini.

Lalu ia pun mengambil sekotak kue kecil didalam kulkas, menempelkan lilin mengelilingi kue dan mulai menyalakannya. Sambil berkaca-kaca Sachie menutup mata dan membuat permohonan menuju ulangtahunnya.

"Semoga aku dan Bagas selalu bahagia, bersama. " Itu isi dari penutupan harapannya. Lalu lilin pun ditiup tepat pukul 24.00

'Ting!' Ponsel Sachie berbunyi. Ternyata itu ucapan ulangtahun dari Bagas. Wajahnya yang tadi sedih kini bisa kembali tersenyum.

'Selamat ulangtahun sayang, maaf aku gak bisa ada disana. Tapi doaku selalu ada untukmu. Semoga kamu selalu bahagia dan semakin menyayangiku. Aku sangat rindu kamu.'

Pesan singkat itu mengobati rasa rindu Sachie. Sambil berjalan menuju kasur, ia membalas pesan singkat itu.

'Terimakasih sayang, aku juga merindukanmu. Cepet pulang, dan berhati-hati disana, jaga hati kamu ya.' Balas Sachie dan berlanjut untuk tidur.

Akhirnya Sachie bisa tertidur pulas dengan senyuman. Meskipun malam itu belum ada balasan pesan dari Bagas. Namun ia berharap akan membaca balasannya saat ia terbangun nanti.

||

Keesokan harinya, saat terbangun Sachie langsung mencari ponselnya untuk membaca ucapan selamat pagi dari Bagas seperti yang selalu ia lakukan. Namun ternyata Sachie salah, pagi ini tak ada satupun pesan darinya.

"Mungkin dia sibuk." Tebak Sachie dalam hati dan bergegas mandi.

Siang, sore, malam berlalu. Namun hari itu Bagas sama sekali tidak memberi kabar. Ada perasaan khawatir dalam hati Sachie.

Beberapa kali Sachie mengirimkan pesan, bahkan menelepon Bagas tetapi sama sekali tidak ada jawaban.

"Apa Bagas baik-baik saja? Kemana dia? Kenapa semua jadi terasa berbeda. Kenapa Bagas jadi berubah? " Pertanyaan itu terus terngiang difikiran Sachie.

Namun Sachie masih berusaha menanggapi perubahan itu dengan positif. Karena Sachie tahu, kecurigaan hanya akan menghancurkan hubungannya.

To be continue....