🌱🌺🌺🌺🌱
HAPPY READING
🌱🌺🌺🌺🌱
Angel menekan bel rumah bertingkat yang di tujunya. Karena tak mendapatkan kabar dari Lucas yang akan mengantarkannya ke kampus Angel mencoba datang kerumah kekasihnya langsung.
Ia sudah tak peduli lagi dengan absen, yang ingin Ia temui saat ini adalah Lucas.
"Permis...i." Angel memperlambat ucapannya ketika melihat pintu terbuka dan menampilkan Mamah Lucas.
"Mau apa lagi kamu kesini?" tanya wanita itu dengan kedua tangan yang di silangkan didada.
"Saya...ingin bertemu Lucas tante."
"Masih perlu pengulangan ucapan saya tempo hari?" Angel terdiam menunduk.
"Lucas sudah saya jodohkan dengan anak dari teman saya, jadi mulai sekarang kamu tidak perlu menemui Lucas lagi dan jangan pernah berurusan dengan anak saya lagi." Angel mendongak dengan wajah terkejut mendengar pernyataan tersebut. Ia hendak membalas tapi perhatian keduanya teralihkan pada sebuah mobil mewah yang memasuki perkarangan.
Dilihatnya Lucas keluar dari mobil bersama seorang wanita. Hati Angel teremas melihat pemandangan tersebut.
"Sudah saya katakan bukan?" Angel tak menanggapi, matanya masih tertuju pada Lucas yang tersenyum kecil ketika wanita yang bersamanya itu mengecup singkat pipi kekasihnya.
Angel sedikit tersingkir karena senggolan bahu Mamah Lucas pada bahunya.
"Gita sayang, akhirnya kamu berkunjung kesini juga? Bagaimana perjalanannya?" tanya Mamah Lucas dengan sumringah. Gadis bernama Gita itu membalasnya tak kalah senang.
Anhel menunduk ketika Mamah Lucas dan Gita berjalan melewatinya memasuki rumah, Ia tak ingin melihat tatapan menusuk dari wanita itu.
"Sedang apa disini?" tanya Lucas, Angel mendongak.
"Aku mencarimu." ucap Angel pelan, Lucas menatap kekasihnya dengan tatapan sulit di artikan.
"Masuklah." kata Lucas masih dengan nada dingin seperti biasa, meminta Angel untuk memasuki mobilnya.
"Tapi bagaimana dengan gadis itu?" Lucas menaikan sebelah alisnya. "Dia tak ada hubungannya denganku."
"Tapi Mamahmu bilang...."
"Jangan percaya ucapan wanita itu, kau hanya perlu percaya dengan ucapanku."
🌱🌺🌺🌺🌱
"Hati Lucas memang udah mencair, tapi sikapnya itu yang masih kayak tembok." ujar Putra dengan kekehan, sekali-kali pria itu meneguk bir kaleng di tangannya.
Aldo hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sembari mengupas kulit kacang dan menyantap isinya.
"Kalau Angel bukan milikmu, aku pasti sudah membawanya ke tempat tidur." Lucas menatap tajam pada sahabatnya itu bukannya merasa takut Putra sama sekali tak peduli. Hingga akhirnya minuman di tangannya terjatuh karena lemparan bantal sofa yang di lakukan oleh Lucas.
Putra melihat minumannya yang sudah tumpah, Ia kemudian mengambil biji kacang yang hendak Aldo makan. Membuat pria di sampingnya itu menatap kesal pada Putra.
"Dasar jomblo." ledek Aldo, yang di ledek seolah menulikan pendengarannya dan dengan santai mengunyah kacang yang telah di kupas Aldo.
Aldo mengalihkan pandangannya ke depan dimana Lucas duduk.
"Bagaimana dengan perjodohan yang di lakukan Mamah tirimu?" tanyanya.
"Kau sudah tahu jawabanku."
"Katakan pada Mamah tirimu itu biarkan wanita yang dijodohkan denganmu itu menjadi kekasihku saja." ucap Putra menyahuti.
"Kau tahu berapa umur gadis itu?" tanya Aldo.
"18, kurasa itu umur yang cukup untuk menemaniku di ranjang."
"Memangnya gadis yang kuberikan tak bisa memuaskanmu?" Aldo kembali bertanya.
"Dia terlalu berisik." Aldo tertawa.
"Jika kau mau memberikan Sesil, aku dengan senang hati menerimanya." tawa Aldo seketika berhenti.
"Tutup mulut bodohmu itu atau aku akan benar-benar menghabisimu jika kau berani mendekatinya."
"Termasuk Angel." sahut Lucas.
Putra memutar bola matanya kesal, kenapa Ia harus bersahabat dengan orang-orang yang sudah memiliki pasangan sedangkan dirinya selalu menjadi bullyan.
"Lucas." ketiga pria yang bercengkrama tersebut memusatkan perhatiannya pada suara kecil Angel.
"Hai manis." sapa Putra yang langsung mendapatkan pukulan cukup keras dari Aldo.
Akhirnya kedua pria itu berlalu meninggalkan Lucas dan Angel yang masih berdiri di ambang pintu kamar.
Setelah kepergian Aldo dan Putra, Angel melangkah mendekat ke arah Lucas.
"Duduk." printah Lucas. Angel hanya menurut dan duduk di samping kekasihnya.
"Ini dimana?" tanya Angel melihat sekeliling ruangan yang tampak asing.
"Markas persembunyian."
"Pesembunyian? Untuk apa?" Angel menunduk takut ketika melihat tatapan Lucas. "Maaf jika aku lancang bertanya."
Lucas terdengar menghela nafas kemudian menarik kekasihnya kedalam pelukannya.
"L-ucas."
"Apa yang kamu lihat dan apa yang kamu dengar tidak seperti yang kamu pikirkan." ucap Lucas seolah menjelaskan pikiran negatif Angel tentang kekasihnya itu, Angel hanya mengangguk di dalam pelukannya.
"Saat aku ke Cafe tadi, aku bertemu tente Rosa yang pernah kuceritakan padamu." Lucas terlihat menengang mendengar Angel menyebut nama wanita pemilik Cafe yang sering gadis itu kunjungi.
"Katanya, Tante Rosa memiliki anak laki-laki yang ingin dia jodohkan denganku." Lucas diam. Angel mendongak untuk melihat ekspresi Lucas apakah kekasihnya itu cemburu atau tidak?
"Kamu tidak cemburu?" tanya Angel polos, Lucas menunduk hingga tatapan mereka bertemu.
Cup
"Aku lapar." kata Lucas mengalihkan pembicaraan. Angel cemberut.
Gadis itu kemudian menarik turun kerah dari kaos Lucas dan menggigitnya dengan gemas bahu telanjang tersebut.
Lucas meringis kecil, pria itu dengan santai mengangkat tubuh Angel dan memangkunya.
"Kamu bilang lapar." Lucas mengangguk seperti anak kecil.
"Ingin memakanmu." katanya dengan gigitan kecil pada cuping Angel.
"Lucas..."
"Hemm..."
"Hentikan."
"Kenapa?"
"Geli." Lucas menjauhkan ciumannya dari leher jenjang Angel, tangannya mulai menjalar memasuki kemeja Angel dan bermain dengan nakal didalamnya.
Angel mengerang nikmat.
"Lucas hentikan." Lucas tak mengubris masih berkutat dengan kegiatannya menyusuri setiap inci tubuh Angel.
"Lucas bagaimana jika ada yang melihat." ucapan gadis itu menyadarkan Lucas yang kemudian bangkit membawa Angel dengan bridal style berjalan menuju kamar yang tadi menjadi tempat tidur Angel karena tertidur di tengah perjalanan.
🌱🌺🌺🌺🌱
SEE YOU AGAIN
🌱🌺🌺🌺🌱