webnovel

Kekasihku yang dingin

Bagi Angel menjadi kekasih seorang Lucas Robinson adalah kebahagiaan yang tak terkira, tak peduli sedingin apa Lucas terhadapnya se cuek apa Lucas kepadanya. jika sudah cinta mau bagaimana lagi? tentu di balik hubungan mereka tak akan selurus yang di inginkan datangnya masalah yang bertubi-tubi membuat Angel harus memilih untuk bertahan atau justru melepaskan.

Arsitaaa24 ยท History
Not enough ratings
8 Chs

Aku Mencintaimu

๐ŸŒฑ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒฑ

"Kamu masih marah?" Aldo bertanya selagi kakinya berjalan menyesuaikan langkahnya dengan langkah kaki Sesil.

"Aku minta maaf." ucap Aldo dengan lembut namun penuh penyesalan. Sesil berhenti dengan helan nafas kasar, Ia membalikan tubuhnya dan menghadap ke arah Aldo, hendak menumpahkan segala kekesalannya. Seketika tubuhnya menegang dengan mata membulat.

Aldo berlutut di depannya dengan kedua tangan yang sudah memegang kotak kecil merah berbentuk Love yang didalamnya terdapat sebuah cincin bermata berlian yang indah dan mengkilap.

"Will you Marry me?"

๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•

"Lucas."

Lucas membalikan tubuhnya, wajahnya yang memerah karena emosi kini berubah menjadi seulas senyum yang sulit di artikan.

Ia menghampiri Angel dengan tubuh setengah telanjang, duduk di pinggiran kasur lalu mengecup singkat bibir mungil Angel.

Kekasihnya itu nampak kembali menunduk malu dengan wajahnya yang terlihat merona.

"Apa aku menyakiti mu?" Lucas bertanya dengan lembut, Angel mendongak dengan gelengan kecil. Sebisa mungkin Angel menyembunyikan wajah merona nya karena jika mengingat kejadian semalam Ia akan bertingkah tak fokus dan terlihat aneh di depan Lucas.

"Aku mencoba se-pelan mungkin untuk tak menyakitimu, tapi karena ini pertama kalinya. Maaf jika kamu harus mengeluarkan air mata saat aku melakukannya." Angel menggeleng lagi kali ini dengan senyuman manis. "Aku baik-baik saja." Jawabnya.

Lucas tersenyum kecil dengan pandangan lembut, tangannya menyingkirkan anak rambut Angel ke belakang telinga gadis itu.

Tatapan mereka bertemu dan saling mengunci, Angel ingin sekali menebak apa yang sedang kekasihnya itu pikirkan saat itu. Karena tatapannya yang misterius dan datar membuat Ia bingung dengan sikap Lucas yang berubah-ubah dan sulit di tebak.

Angel selalu berharap pria itu dapat lebih terbuka dengannya tentang apapun itu, sehingga Angel dapat di katakan sebagai kekasih yang berguna dan tidak hanya sebagai kekasih yang mengandalkan Lucas saja. Sedangkan Angel tak pernah memberikan apapun pada Lucas karena Ia sendiri tidak tahu apa yang di sukai Lucas selain makanan favorite pria itu yaitu nasi goreng.

"Lucas, jadikan aku kekasih yang berguna untukmu." Angel tidak tahu kenapa Ia mengatakan hal itu yang pasti Ia tak ingin terus menerus di pandang wanita tak berguna oleh teman-temannya termasuk mamah Lucas sendiri.

"Kau ingin berguna untukku?" Angel mengangguk.

"Cukup ikuti apa kataku dan percaya padaku."

Sebuah dering ponsel berbunyi, Lucas merogoh ponselnya tatapan yang biasa kali ini berubah pagi menjadi terlihat kesal saat melihat nama si penelepon.

Angel mengerutkan kening, saat hendak bertanya Lucas langsung bangkit dan berjalan keluar kamar dengan kembali menutup pintu meninggalkan Angel yang dilanda ke bingung dengan perubahan raut wajah Lucas.

Beberapa menit kemudian Lucas kembali kedalam kamar, menutup pintu dan menguncinya.

Angel menatap gerak-gerik kekasihnya itu dengan tatapan bingung, apalagi Lucas berjalan mendekat ke arahnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Lucas mendekatkan wajahnya hingga hidung keduanya bersentuhan. Tatapan mereka bertemu dan saling mengunci, Angel tertegung melihat tatapan Lucas yang berbeda dari sebelum-sebelumnya. Tatapan yang penuh cinta dan kasih. Pria di depannya ini tak pernah menatapnya seperti ini, Angel merasakan atmosfer di sekitarnya mulai menipis.

Lucas mengusap pipinya pelan dan lembut dengan kedua tangan Ia menangkupnya masih dengan mata tak berkedip. Sebisa mungkin Angel mencoba membaca apa yang di pikirkan Lucas tapi Ia sama sekali tak dapat menemukannya.

"Aku tahu ini terdengar gila, tapi aku sangat ingin mengatakannya." Lucas menjeda ucapannya. "Aku mencintaimu."

๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•

"Putuskan wanita itu jangan pernah menemuinya lagi dan bertunanganlah dengan Gita maka keluargamu akan selamat." Lucas menatap dingin ke arah wanita yang selama 3 tahun ini telah menjadi ibu tirinya menggantikan Bundanya yang telah bercerai dengan Ayahnya 5 tahun lalu. Terkadang Lucas bertanya kenapa Ayahnya bisa terpikat oleh wanita ular di depannya saat ini?

"Kau pikir aku takut."

"Aku tak sedang menantangmu tapi aku memerintahmu. Kamu tahu kan sebagian harta yang di miliki Ayahmu kini sudah ada di tanganku, dan aku hanya ingin kau bertunangan dengan Gita."

"Bagaimana mungkin aku menikahi anak dari ibu tiriku sendiri?"

"Apa maksudmu?" tanya Rossa dengan wajah menegang.

"Well, sebelum kau menikahi Ayah. Aku sudah tahu Gita adalah anakmu."

๐ŸŒฑ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒฑ

"Jadi ini gadis yang akan kau nikahi?" tanya seorang wanita paruh baya dengan tatapan tajam melihat ke arah Sesil yang tengah duduk di sebrangnya.

Wanita paruh baya itu menusuk potongan sayur dengan garpu dan memakannya dengan tatapan lurus ke arah Sesil.

"Iya Omah." Jawab Aldo.

"Dulu kau pacari kakaknya sekarang adiknya?" Sesil seketika mendongak dengan wajah terkejut saat Nenek Aldo mengatakan Lina yaitu kakaknya. Benarkah Aldo pernah memiliki hubungan dengan kakaknya? Lalu apa yang membuat mereka putus? Dan kenapa kini Aldo ingin menikahinya? Jadi apa yang di katakan mantan tunangan Aldo malam itu apakah benar? Sesil hanya dipermainkan oleh Aldo?

Disaat Sesil sibuk dengan berbagai pikiran negatifnya Aldo kembali bersuara.

"Omah aku sudah katakan aku tak memiliki hubungan apapun dengan Lina." sanggah Aldo.

"Sayang sekali, Omah menyukai gadis itu tapi kau justru membawa wanita baru yang membuat Omah melihatnya saja sudah muak."

"Omah." Nada Aldo mencoba selembut mungkin agar Omahnya tidak berbicara sembarangan.

"Dia memang bagian dari keluarga William, tapi dia tak sehebat Lina dalam hal memasak, tak sepintar Lina dan juga__dia tak secantik Lina."

Sesil menciut, apa yang di katakan wanita paruh baya di depannya itu benar. Ia memang sangat berbeda dengan Kakaknya. Mungkin itulah yang membuat Sesil dan Lina tak pernah dekat karena pendapat dan sifat mereka yang terkadang bertentangan.

Sesil merasakan ada seseorang yang menggenggam tangannya, dilihatnya ternyata Aldo yang mencoba menyemangatinya untuk tak terpengaruh oleh perkataan Omahnya.

Pria itu menatapnya dengan lembut.

"Aku tak peduli bagaimana Sesil, karena aku mencintainya."