webnovel

Kekasihku yang dingin

Bagi Angel menjadi kekasih seorang Lucas Robinson adalah kebahagiaan yang tak terkira, tak peduli sedingin apa Lucas terhadapnya se cuek apa Lucas kepadanya. jika sudah cinta mau bagaimana lagi? tentu di balik hubungan mereka tak akan selurus yang di inginkan datangnya masalah yang bertubi-tubi membuat Angel harus memilih untuk bertahan atau justru melepaskan.

Arsitaaa24 · History
Not enough ratings
8 Chs

MASIH MARAH

🌱🌺🌺🌺🌱

HAPPY READING

🌱🌺🌺🌺🌱

"Lucas?" pria yang di sebut namanya tersebut langsung berjalan mendekat ketempat tidur Angel.

Kedua tangannya bergerak mengambil nampan berisikan sarapan pagi, lalu menaruhnya di atas kasur.

"Makan." ucapnya singkat, kemudian bangkit lagi hendak menuju balkon kamar Angel tapi langkahnya terhenti ketika mendengar Angel kembali memanggilnya dengan suara setengah menangis.

"Lucas..."

"Lakukan apa yang ku perintahkan, aku sedang tak memiliki tenaga untuk mendengar tangisanmu." katanya dengan dingin dan berlalu menuju balkon, meninggalkan Angel dengan mata berkaca-kaca.

Menangis lagi? Ia sudah tak sanggup. Semalaman Angel habiskan waktu dengan menangis bahkan matanya sudah terlihat bengkak.

***

"Turun." Angel menoleh ke arah Lucas yang masih belum menatapnya sepanjang perjalanan menuju Cafe biasa yang sering Angel kunjungi.

"Lucas..."

"Hubungi aku jika ke kampus." potong Lucas lagi. Angel menghela nafas berat kemudian keluar dari mobil, belum sempat Ia mengucapkan terima kasih mobil kekasihnya itu sudah berlalu dengan cepat.

"Kamu itu cuma gadis manja dan bodoh yang akan merusak reputasi keluargaku, kamu seharusnya menjauh dari Lucas. Atau kamu akan tahu akibatnya."

Angel masih berdiri di pinggir jalan menatap kepergian Lucas dengan pandangan sedih, Ia kembali mengingat perkataan Mamahnya Lucas semalam saat Angel berniat menanyakan keberadaan Lucas.

Menyakitkan memang, setiap berkunjung ke rumah Lucas. Angel akan disambut dengan tatapan tak suka dari Mamahnya Lucas, Tapi Ia sedikit senang karena Ayah dan adiknya Lucas mau menerimanya dengan senang hati.

Angel memasuki Cafe yang langsung di sambut oleh seorang wanita paruh baya berpenampilan muda yang tak lain adalah pemilik Cafe tersebut.

"Angel, selamat datang. Kamu sudah lama sekali tidak berkunjung, Tante kangen tau." ucap wanita tersebut dengan senyum mengembang dan memeluk Angel dengan erat melepaskan kerinduannya yang tak bisa di tahan.

Angel membalasnya dengan senang hati.

"Maaf Tante aku banyak pekerjaan akhir-akhir ini." balas Angel.

"Iya deh yang baru masuk kuliah, sekarang jadi mahasiswi." Angel tertawa simpul dengan pujian tersebut.

"Mengingat anak tante, pasti dia sudah menjadi senior kamu."

"Aku jadi pengen ketemu anak tante." canda Angel.

"Sekali kamu ketemu anak tante kamu pastinya langsung jatuh cinta."

"Kenapa bisa begitu?"

"Soalnya dia tampan kayak papahnya." Angel tersenyum. "Sayangnya kehidupan keluarga tante harus berakhir, anak-anak tante ikut bersama papahnya sedangkan tante hidup sendiri sekarang."

Angel mengelus pelan pundak wanita paruh baya tersebut.

"Sabar yah tante, kan ada aku." wanita tersebut tersenyum simpul.

Dilain sisi seorang pria melihat mereka dari dalam mobil dengan kedua sudut bibir terangkat.

Pria itu sangat merindukan wanita yang selalu membacakan dongeng ketika Ia hendak tidur dan selalu merawatnya ketika Ia sakit. Ia begitu merindukan moment-moment bersama keluarganya, tapi Ia terlalu pengecut hanya untuk bertemu dengan sang ibu kandungnya tersebut. Ia terlalu takut jika Ia justru mendapatkan respon yang mengejutkan dari ibunya.

Banyaknya ketakutan dalam dirinya membuat Ia hanya bisa melihat sang ibu dari kejauhan selama 5 tahun ini.

🌱🌺🌺🌺🌱

"Pak Rion, ini Sesil, kekasihku." ucap Aldo kepada seorang pria paruh baya  yang merupakan rekan bisnis ayah Aldo dan seorang wanita cantik berdress merah yang merupakan anak dari pengusaha tersebut.

Sesil menyambut dengan senyuman jabatan tangan dari pria tua di depannya.

"Jadi wanita ini yang membuatmu menolak perjodohan dengan anakku?" tanya Rion dengan canda. Sesil menoleh ke arah Aldo yang hanya tersenyum simpul.

"Bagaimana jika kita mengobrol dengan yang lainnya? Rekan bisnis Ayahmu sangat mengagumi kinerjamu." Aldo menole ke arah Sesil yang juga menatapnya.

"Biarkan kekasihmu bercengkrama dengan anakku." kata Rion. Jika boleh jujur Sesil tidak ingin di tinggal tapi mau bagaimana lagi jika Aldo memilih ikut bersama pria tua itu hanya untuk menghargai permintaan dari sesama rekan bisnis.

"Aku akan segera kembali." bisik Aldo sebelum pergi Ia sempat mengecup punggung tangannya.

"Aku Rena." Sesil yang masih menatap kepergian Aldo lalu menoleh.

"Aku Sesil..." senyum yang terukir kemudian runtuh ketika Sesil hendak menyambut jabatan tangannya, gadis itu langsung menarik kembali tangannya seolah mengerjainya.

"Sebenarnya aku malas dekat-dekat dengan orang sepertimu, apalagi bersentuhan. Eww, menjijikan." ungkap Rena dengan wajah sok cantiknya. Sesil mengerutkan kening tak suka.

"Apa maksudmu berkata seperti itu?"

"Aku mantan tunangan Aldo."

"Cuma mantan kan?" ledek Sesil tak mau kalah. Rena menatap marah.

"Ku peringatkan padamu yah, Aldo bukan pria yang cocok untuk gadis kampung sepertimu." Rena menjeda ucapannya. "Kau tahu kenapa perusahaan ayahmu saat itu mulai berkembang dengan baik padahal sedang di ambang kebangkrutan. Itu karena bantuan dari Ayah Aldo. Dan kau sebagai bayarannya. Aldo hanya mempermainkanmu dengan perjodohan ini setelah Ia mendapatkan apa yang dia mau kau akan di buang." Sesil mengerutkan kening tak mengerti dengan ucapan terakhir yang Rena katakan.

"Apa maksdumu mengatakan ini padaku?" Rena mengangkat kedua bahunya.

"Hanya memberikan informasi, karena Aldo hanya ingin keperawananmu."

Plak.

Hening seketika. Ruangan besar yang tadinya ramai dan sibuk dengan urusan masing-masing kini mulai memusatkan pandangan mereka ke arah Sesil dan Rena berada.

Sesaat kemudian orang-orang mulai berbisik satu sama lain.

"Jaga bicaramu." ucap Sesil dengan tegas yang kemudian berlalu keluar gedung, tak peduli dengan pandangan orang kepadanya.

Dari sudut ruangan Aldo mengulum senyumnya, pertunjukan yang cukup menyenangkan untuk dilihat. Aldo tak pernah bertemu dengan wanita senekat Sesil, mungkin itulah yang membuatnya tertarik pada gadis itu.

***

"Sesil ada apa denganmu?" tanya sang Mamah ketika melihat anak sulungnya yang memasuki rumah tanpa permisi dan langsung memasuki kamar dengan membanting pintu.

Dilanjut dengan kedatangan Aldo yang langsung di sambut dengan pertanyaan dingin dari Ayah Sesil.

"Kau apakan anak saya Aldo?"

"Dia hanya salah paham." jawab Aldo santai.

"Ingat Aldo, saya sudah memperingatimu dan memberimu kesempatan untuk mendekatinya. Jika kau tidak serius dengannya..."

"Aku serius dengannya Mr William."

🌱🌺🌺🌺🌱