webnovel

Sebuah Tekad

Dari sinilah Keegan berpikir kalau pintar dan belajar menjadi orang yang rajin saja tidak cukup untuk bisa menggapai ambisinya.

Akhirnya dia membuat sebuah keputusan yang akan berdampak besar bagi masa depan SMA Batara.

"Udah Gan, gak usah terlalu dipikirinlah. Mendingan lo move on dan cari cewek lain. Kaya gue nih" cetus Jenggala.

"Gue lagi ga mikirin soal itu nyet" sahut Keegan.

"Terus lo lagi mikirin apa. Kayanya berat banget sampe keluar asep tuh dari kepala lo. Haha" ledek Jenggala.

"Gue pikir, ga bisa nih kita cuman gini-gini aja Gal. Gue selama ini ngerasa kalau gue belajar yang bener dan jauh dari kekerasan dan kriminal. Gue bakalan dengan mudah buat wujudin ambisi gue. Ternyata itu cuman kemunafikan gue doang. Hal itu gak cukup buat wujudin ambisi gue setelah ini." Ucap Keegan

"Terus, lo mau ngapain? Keluar sekolah dan nurutin apa maunya om Dirga gitu?" sahut Jenggala.

"Engga, gue udah mutusin. Gue bakalan ngerubah semua ini dengan cara gue sendiri. Gue bakalan nyatuin semua Geng di sekolah ini dalam satu visi, misi, dan ambisi. Biar kejadian kayak kemaren ga terulang lagi." Ujar Keegan

Jenggala pun seketika kaget dengan apa yang dikatakan Keegan. Dia tidak pernah mengira kalau keinginannya selama ini akhirnya tercetus juga dalam pikiran Keegan.

"Haha. Akhirnya... ini yang gue tunggu-tunggu selama ini terucap dari mulut lo Gan. Jadi apa yang bakalan lo lakuin buat wujudin semuanya? Lawan mereka satu persatu kah?" tanya Jenggala.

"Kita bakalan buat Geng baru dan nyatuin semua Geng dalam satu nama"

"Widih boleh juga tuh ide lo Gan. Berarti kita harus punya nama dong. Hmm... gimana kalau Darkside? Rossmos? Carvendal? Two Cousin? Mal..." cetus Jenggala sambil terus memberikan nama-nama aneh.

"Malviorin!" potong Keegan.

"Nah cakep tuh. Malviorin, mulai sekarang Malviorin bakalan jadi perubah sejarah SMA Batara..." Balas Jenggala.

Ditengah asiknya mereka membuat nama Geng baru. Tiba-tiba sosok yang tidak diduga pun muncul dan menghadap mereka berdua yang baru saja membentuk Malviorin. Ya dia adalah sang ketua Geng terbesar di sekolahan yaitu Leonardo.

"Mau apa lo dateng kesini? Mau cari ribut lagi lo?" seru Jenggala.

"Santai bro, gue kesini bukan mau cari ribut. Apalagi ini di sekolahan." Saut Leonardo.

"Alah, banyak alesan lo..." saut Jenggala yang bersiap menghajar Leonardo.

Keegan pun tidak tinggal diam dan langsung menahan Jenggala "Dengerin dulu apa kata dia Gal, kalo lo maen hajar aja. Gaada bedanya lo ama mereka".

"Gue kesini cuman mau ngejelasin. Kalo kejadian kemarin gaada hubungannya sama Ethereal. Itu cuman ketololan si Jauzan aja yang iri sama keberadaan kalian. Apa lagi elo Keegan. Gue atas nama Ethereal minta maaf..." terang Leonardo.

Keegan dan Jenggala pun langsung sadar bahwa bukan Leonardo lah dalang dibalik semua ini. Bagaimana tidak, seorang pemimpin Geng terbesar disekolahan ini. Datang seorang diri dan meminta maaf ataa kesalahan anak buahnya.

Inilah sosok pemimpin sejati Ethereal, dan karena sikap Leonardo yang seperti ini. Ethereal bisa sebesar sekarang.

"Gue hargain kegentle an lo dengan minta maaf dan datang sendiri kehadapan kita. Tapi gue rasa itu gak cukup, buat membayar semua yang telah terjadi. Gimanapun Jauzan adalah wakil ketua Ethereal dan artinya lo sebagai pemimpinnya gagal buat ngawasin anak buah lo." Tutur Keegan.

"Terus apa mau lo?" kata Leonardo.

"Gue bakalan maafin dan lupain semuanya dengan satu syarat. Lo harus duel satu lawan satu dengan gue sebagai sesama pemimpin Geng." Tegas Keegan.

"Pemimpin Geng? Sejak kapan lo punya Geng hah?"

"Sejak tadi, nama Geng baru kita adalah Malviorin. Keegan pemimpin dan gue wakilnya. Udah lo terima aja ajakan pemimpin gue. Apa lo takut hah?" saut Jenggala.

"Gue ga punya alasan buat nerima tantangan lo. Soal lo mau nerima permintaan maaf dari gue atau engga, itu bukan urusan gue. Yanga penting gue udah berusaha membersihkan nama Ethereal di sekolah ini." Kata Leonardo.

"Gini aja deh. Kalau lo menang gue dan Jenggala bakalan nurutin semua kemauan lo..." cetus Keegan tanpa ragu.

"Kalau gue kalah?"

"Bubarin Ethereal dan lo gabung sama kita,"

Leonardo pun kaget dengan pernyataan seorang Keegan yang menantangnya dengan sangat percaya diri seolah-olah dia bakalan ngalahin dirinya.

Adrenalin nya yang selama ini tertidur pun kembali bangkit mendengar tantangan seorang Keegan. Apalagi setelah dia tahu kalau Keegan berhasil mengalahkan 10 orang anak buahnya sendirian.

"Ok, dimana?"

"Di lapangan depan sehabis pulang sekolah." Usul Keegan.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi. Semua siswa-siswi pun berbondong-bondong pergi ke lapangan depan sekolah untuk menyaksikan pertarungan yang akan menentukan siapa orang terkuat di SMA Batara.

"Pak, katanya habis ini bakalan ada duel di lapangan depan" ucap Darel, seorang Ketua OSIS SMA Batara.

"Ya terus saya harus gimana? Ikut nyaksiiin juga gitu?" sahut Pak Dadang. Guru BK SMA Batara.

"Lah kan Bapak ini guru BK, yang mengatur dan mengontrol tingkah laku para siswa so jagoan kaya mereka Pak." Ungkap Darel.

Darel Marvino, seorang yang memiliki pengaruh yang tidak kalah dengan para Ketua Geng di SMA Batara. Selain terkenal sebagai orang paling jenius nomor 2 di sekolahnya setelah Keegan. Dia juga merupakan anak dari Kepala Sekolah SMA Batara.

Itu sudah cukup untuk membuatnya terpilih menjadi Ketua OSIS SMA Batara. Ya meskipun saat itu tidak ada juga yang mau mencalonkan diri jadi Ketua OSIS. Bahkan OSIS saja baru terbentuk karena usul dari anak ini.

Dia memang terkenal sangat rajin, memiliki citra terbaik diantara para guru dan merupakan siswa paling teladan di SMA Batara.

Meskipun demikian, dia banyak di benci karena sifatnya yang suka mengadu ke guru, mengatur keamanan di sekolah meskipun percuma, dan yang paling terkenal dari ini orang adalah dia selalu menantang Leonardo dari dulu sampai sekarang dan selalu kalah.

Dia beranggapan kalau dia bisa mengalahkan Leonardo. Maka semua ambisinya untuk menormalisasi SMA Batara layaknya sekolah pada umumnya akan berhasil.

Itu dikarenakan meskipun dia merupakan anak dari Kepala Sekolah, tapi dia sangat membenci Ayahnya itu. Karenakan dia menganggap kalau Ayahnya tidak bisa melakukan apa-apa untuk merubah citra dari SMA Batara.

Jadi dia memutuskan untuk melawan sistem yang ada di sekolahnya dengan berbagai cara termasuk menantang seorang Leonardo. Meskipun sebenarnya Leonardo tidak pernah menganggap dia sebagai lawannya dan hanya menganggapnya samsak tinju saja.

Wah salah sekolah kayanya nih anak. Lagian dia mau menormalisasi sekolah yang 90% siswanya anggota Gengster semua.

Kita kembali ke Darel yang sedang mengadu ke Pak Dadang.

"Denger ya Rel, ini tuh udah aduanmu yang ke 124. Dan isinya selalu tentang siswa-siswi yang bermasalah. Bukannya Bapak tidak mau bantu, tapi jangankan Bapak Rel Ayahmu saja yang seorang Kepsek gak bisa ngapa-ngapain." Tutur Pak Dadang.

"Emang gak bisa diandelin ni guru BK..." sosor Darel sembari pergi dari ruang BK.