webnovel

Ini Bukanlah Akhir

Disisi lain lapangan sekolah pun sudah dipenuhi oleh para siswa-siswi yang ingin menyaksikan duel antara Keegan melawan Leonardo, tidak terkecuali dengan para Pemimpin 4 Geng besar.

Mereka juga sangat excited untuk menyaksikan duel ini dan beranggapan siapa lagi nih yang bakalan di buat babak belur sama Leonardo.

"Lo pegang siapa?" Ucap Adam kepada Mahendra.

"Leon lah jelas, mau taruhan lo sama gue?" sambung Mahendra.

"Emm... gimana ya. Sebenernya gue juga pegang si Onar sih, tapi kalau kita sama-sama pegang dia ga bakalan ada taruhan dong. Ok deh gue pegang si anak baru." Sahut Adam.

Sorak-sorai penonton mengawali pertarungan terbesar sepanjang sejarah SMA Batara.

Duel dimulai dengan terjangan sambil memukul yang dilakukan Leonardo tapi bisa ditangkis oleh seorang Keegan menggunakan kedua tangannya.

Wo....

Hu...

Sorak-sorai penonton pun semakin keras dan menggelegar.

Leonardo pun kembali mengepalkan tangannya dan bersiap melakukan pukulan bertubi-tubi kepada lawannya itu.

Keegan pun sempat kewalahan menahan pukulan seorang Leonardo. Yang memang berbeda dari kebanyakan orang yang pernah dia haapi sebelumnya.

"Wah boleh juga tuh si penantang baru." Celetuk Mahendra.

"Yoi biasanya orang biasa bakalan langsung K.O dipukul bertubi-tubi sama tangan baja nya si Onar" balas Adam.

Keegan pun tidak tinggal diam dan langsung melancarkan tendangan letter T terhadap Leonardo. Dan Leon langsung menahannya menggunakan satu tangannya.

Saat Leon kembali mengepalkan tangannya. Dia baru menyadari kalau terasa sakit dan lemas. Yang ternyata terluka dari dalam karena menahan tendangan keras dari Keegan.

Sebuah sentuhan pertama Keegan ternyata langsung berhasil membuat Leonardo terluka dan diapun mulai serius dalam menghadapi seorang Keegan.

"Wah boleh juga nih anak, tendangannya itu bukan tendangan sembarangan seperti kebanyakan orang-orang yang pernah gue lawan. Tapi tendangan seseorang yang memang berpengalaman dan seorang petarung yang cukup lama" ujar Leon dalam hati.

Akhirnya Leonardo pun mengeluarkan tendangan andalannya yang selalu membuat K.O lawan-lawannya.

Dash...!

Bruk...

Tendangan Leonardo pun langsung mengenai seorang Keegan dan membuatnya ambruk. Dan membuat semua penonton pun meneriakkan nama Leonardo seakan-akan dia sudah menang.

Leon...!

Leon...!

Leon...!

"Wah kayanya gue yang menang nih" lontar Mahendra.

"Menang? Haha jangan ngelawak kalian. Yang kaya gini tuh bukan apa-apa bagi Keegan, gimana kalau gue ikut taruhan juga. Kalian berdua pegang si Ketua Ethereal gue sendiri pegang Keegan?" celetuk Jenggala yang tiba-tiba datang menghampiri Adam dan Mahendra.

"Akhirnya bodyguardnya Keegan dateng juga" Sindir Adam.

"Gue lagi gak mau ribut, udah kalian tinggal jawab aja mau apa kagak?" tegas Jenggala.

Sebenernya kalau bukan karena ada Keegan yang lagi duel. 98% Jenggala pasti bakalan langsung memukul Adam.

"Ok...ok. Tapi kayanya kurang seru kalau Cuma pake duit. Gimana kalau kita yang menang lo lepas tuh seragam dan celana." Pinta Mahendra.

"Siap. Tapi kalo gue yang menang kalian lepas tuh seragam sama celana, terus jalan bebek dari sini sampe depan gerbang." Kata Jenggala dengan sangat percaya diri.

"Lu yang bakalan lepas baju" balas Adam.

Disisi lain Keegan yang terkapar pun mengingat janjinya pada Anindia yang tidak akan gagal dalam melindungi siapapun lagi.

Ditengah teriakan nama Leon. Perlahan tapi pasti Keegan pun mulai bangkit dan kembali berdiri.

"Udah gue duga, lo ga mungkin tumbang semudah itu" tutur Leon.

"Sorry Yon, gue gak punya waktu buat kalah disini" balas Keegan yang membuat siswa-siswi yang meneriaki nama Leonardo terdiam.

"Uhh Keegan kalau lagi serius kaya gitu gantengnya gaada obat deh" ucap Rania yang sejak saat itu tergila-gila dengan Keegan.

"Ih apaan sih Ran, katanya lo mau bantuin gue buat deketin dia sama gue. Tapi sekarang malah lo yang naksir sama dia," gerutu Safira.

"Gak jadi. Mulai sekarang gaada yang boleh deketin my baby Keegan" tegas Rania.

"Udah Saf. Pasrah aja kalau Rania udah bilang begitu, kita bisa apa selain support dia" sahut Keisha.

"Iyadeh iya. Suka-suka My Boss aja" ucap Safira sambil terus meneriaki Keegan. "Semangat Keegan..."

"Semangat jugaa... my baby Keegan" teriak Rania yang tidak mau kalah dari Safira.

Keegan yang mulai serius pun, mulai menarik napas dan melakukan ancang-ancang untuk menyerang Leon.

Begitupun dengan Leon dia menatap tajam Keegan, seperti seekor singa yang sedang mengawasi mangsanya dan tidak ingin melepaskan konsentrasi dari mangsanya itu.

Mereka berdua pun sama-sama menyerang dengan sekuat tenaga dan...

Buk!...

Dash!...

Akh...

Saling memukul dan terpukul, saling menendang dan tertendang. Itulah yang terjadi selama hampir setengah jam yang membuat siswa-siswi yang menyaksikannya terpelongo dan tidak melepaskan pandangan dari mereka berdua sedikitpun.

Bagaimana tidak, sebelumnya tidak ada yang bisa bertahan melawan seorang Leonardo lebih dari 15 menit.

Tapi dengan adanya Keegan yang mampu bertahan lebih dari 30 menit bahkan bisa membuat Leonardo terpojok beberapa kali. Membuat persepsi siapa yang terkuat diantara mereka mulai berubah.

"Oi anak menteri. Ngapain lo pelanga pelongo gajelas kaya gitu. Kaget lo liat jagoan lo terpojok kaya gitu hah?" celetuk Jenggala kepada Adam.

"Kenapa dia bisa bertahan kaya gitu? Dan apa alesan dia sebenarnya buat nantang Leon sampe segitunya. Lo tahu kan Gal? Kasih tahu gue." Tanya Adam kepada Jenggala.

"Ntar lo bakalan tahu sendiri. Yang jelas dia punya ambisi buat ngerubah masa depan sekolah ini." Jawab Jenggala.

"Nih duit gue. Gue tambahin 3x lipat, tapi gue gak mau jalan bebek dari sini ampe gerbang." Celetuk Mahendra yang menyerahkan uang taruhannya kepada Jenggala.

"Apa maksud lo Dra?" tanya Adam keheranan.

"Siapa pemenang dari duel ini udah keliatan Dam." Ungkap Mahendra.

"Haha. Akhirnya lo sadar juga siapa yang sedang berhadapan sama si Leonardo. Hm 3x lipat, oke... ga masalah buat gue" sahut Jenggala.

Disisi lain Keegan dan Leonardo sama-sama sudah kewalahan dan stamina mereka berdua sudah terkuras habis.

Kini mereka sama-sama melancarkan serangan terakhir mereka.

Adu jotos tanpa menghindar menjadi pilihan terakhir.

Buk!...

Dhuak!...

Keegan dan Leonardo sama-sama melancarkan pukulan ke muka mereka masing-masing.

Pelipis dan hidung mereka pun sama-sama mengeluarkan darah. Tinggal menunggu waktu siapa dari mereka berdua yang staminanya terkuras habis dan tumbang duluan. Pandangan Leonardo yang tadinya tajam seperti ingin mencengkeram mangsanya, kini berubah menjadi tersayu-sayu.

And...

Gedebuk!...

Leonardo pun tumbang setelah dia melancarkan pukulan terakhirnya. Hal terakhir yang dia lihat sebelum dia menyentuh tanah adalah tangan Keegan yang mencoba meraih bahunya. Keheningan pun seketika berubah menjadi suara haru penuh dengan tepuk tangan, dikala Keegan dengan tertatih-tatih merangkul Leonardo yang sudah tumbang dan tak berdaya.

Itulah sedikit cerita tentang pertarungan kedua orang pria sejati, yang memiliki alasan yang kuat untuk tetap berdiri dan bertarung. Tidak hanya sekedar untuk so kuat ataupun gaya-gayaan. Tapi hanya mencoba merubah keadaan dengan sebuah tinju dan tendangan.

Tapi ini bukanlah akhir, melainkan awal dari pertarungan panjang Keegan bersama Malviorin melawan sebuah sistem yang merusak generasi muda di zamannya.

Selama tangannya masih bisa dikepalkan, dia akan terus berdiri dan menantang semua orang yang mencoba untuk menghentikan ambisinya.