webnovel

Sebuah Kekalahan

Seketika tanah disatu kota bergoncang karena efek ledakan dari sihir Vincent dan Michael, lalu tak lama setelah itu datanglah seseorang dengan didampingi oleh beberapa penyihir kepercayaannya. Orang tersebut adalah raja yang memerintah di Negara Nest, ia adalah sosok yang bijaksana, dengan memakai sebuah jubah berwarna merah, dan membawa 2 buah samurai di pinggang sebelah kiri dan kanannya.

'Cih... siapa yang berani mengeluarkan sihir tingkat tinggi seperti itu? Berani sekali dia berbuat rusuh dinegara yang ini!' Gumam sang raja. "Tingkatkan kecepatan kalian!" Kata sang raja sambil memerintah para penyihir yang bersamanya.

Lalu tak lama kemudian, sang rajapun sampai di tempat terjadinya ledakan tersebut.

"Sial... sungguh ledakan yang sangat besar. Kalian, Cepat evakuasi orang-orang yang berada di ruangan tersebut! Dan obati mereka yang terluka!" Kata sang raja sambil memerintah para penyihirnya.

"Ya-yang mulia raja? Ke-kenapa anda sampai kesini?" Tanya kepala sekolah akademi tersebut dengan menahan rasa sakit akibat luka yang disebabkan oleh Vincent dan Michael, sambil sedikit menundukkan kepalanya untuk menghormati sang raja.

"Oh, kepala sekolah. Ada apa sebenarnya ini? Apa ada seorang penyihir penguasa yang menyerang akademi?" Tanya sang raja sambil mengumpulkan informasi.

"Ma-maaf yang mulia, ini tidak disebabkan oleh penyihir tingkat penguasa. Se-sebenarnya ini disebabkan oleh...." Jawab kepala sekolah.

"Kalau begitu, apakah penyihir dengan tingkat legendaris atau tingkat leluhur yang menyerang akademi?" Tanya sang raja dengan memotong pembicaraan kepala sekolah.

"Bu-bukan yang mulia, ini hanya disebabkan oleh 2 orang bocah yang baru mendaftar di akademi ini" Jawab kepala sekolah.

"Oh... berarti mereka masihlah penyihir pelati- Eh?! Penyihir pelatihan yang menyebabkan semua ini katamu?!" Sahut sang raja dengan sangat kaget.

"Be-benar sekali yang mulia" Jawab kepala sekolah.

"Ayolah, apa kau berani berbohong kepada rajamu ini? Apa kau tidak takut dihukum karena kebohonganmu ini, kepala sekolah?" Tanya sang raja yang masih tidak percaya hal tersebut.

"Saya tidak berbohong yang mulia, A-anda bisa menanyai peserta ujian yang lainnya jika anda mau" Jawab kepala sekolah sambil meyakinkah sang raja.

"Baiklah kita urus hal itu nanti. Sekarang kita evakuasi peserta ujian yang lain" Sahut sang raja.

"Baiklah yang mulia" Jawab kepala sekolah sambil menundukkan kepalanya.

Merekapun mulai untuk mengevakuasi semua peserta ujian dan mengobati mereka, untungnya dalam insiden tersebut tidak ada korban jiwa, termasuk Marrie sang pelaksana ujian sekaligus wakil kepala sekolah dan pengawas ujian tersebut selamat dari ledakan itu. Karena ruang ujian hancur tak tersisa, ujian masuk akan diundur 1 minggu kedepan, dan mereka diberi tempat untuk beristirahat di Akademi Magie. Lalu kepala sekolah dan sang raja memutuskan untuk menginterogasi Vincent dan Michael.

"apakah kalian yang bernama Vincent dan Michael?" Tanya sang raja.

"Benar, aku Vincent dan dia adalah Michael temanku. Memangnya ada perlu apa sampai memanggil kami kesini?" Kata Vincent dengan sedikit bingung.

"Shhttt... Vincent! Jaga bicaramu, dia adalah raja di negara ini" Sahut Michael sambil berbisik kepada Vincent.

"Eh? Dia adalah raja dinegara ini? Dia tidak kelihatan kuat sama sekali" Sahut Vincent dengan sedikit mengejek sang raja.

"Oh... kau berani bicara seperti itu ya" Sahut raja.

"Ma-maafkan teman saya yang mulia, dia hanya anak yang bodoh yang tidak tahu apa-apa tentang anda" Jawab Michael sambil menundukkan kepalanya dan dengan sedikit menghina Vincent.

"Eh?! Apa yang kau katakan, ha? Kau ngajak ribut lagi?" Tanya Vincent dengan sedikit emosi.

"Tidak perlu begitu, kau tadi saja hampir kalah" Jawab Michael dengan menyombongkan dirinya.

"Awas saja kau muka palsu! Ku hajar kau!" Sahut Vincent.

"Hei kalian! Apa kalian tidak tahu malu sampai bertengkar di hadapan sang raja?" tanya kepala sekolah sambil sedikit menyentak Vincent dan Michael.

"Tidak, memangnya dia siapa? Apakah dia seorang Dewa? Karena aku tidak takut dengan siapapun selain dengan Dewa" Jawab Vincent.

"Hahaha... aku suka perkataanmu yang berani itu" Sahut raja dengan sedikit tertawa.

"Ngomong-ngomong kenapa yang mulia sampai memanggil kami berdua?" Tanya Michael.

"Aku hanya ingin menanyai kalian beberapa pertanyaan. Pertanyaan pertama, siapa diantara kalian yang mengeluarkan sihir dengan tingkat setinggi itu? Pertanyaan kedua, Apa nama sihir yang kalian berdua gunakan sampai ruang ujian hancur lebur seperti itu? Pertanyaan Ketiga, Kenapa sihir kalian bisa seimbang padahal yang menggunakan sihir tingkat tinggi hanyalah 1 orang?" Tanya sang raja kepada Vincent dan Michael.

"Jika yang menggunakan sihir tingkat tinggi itu adalah saya yang mulia, dan saya menggunakan sihir supernova. Maafkan saya yang mulia karena saya tidak sengaja mengeluarkan sihir itu" Kata Michael dengan sedikit menundukkan kepalanya.

'Supernova?! Bukankah itu adalah sihir kuno yang sudah lama hilang? Dan sihir itu hanya bisa dipelajari pada tingkat penyihir legendaris, kenapa anak ini dapat menguasainya, padahal dia masih penyihir pelatihan?' Gumam raja dengan sangat terkejut.

"Ah... itu hanya sihir yang lemah, sihir itu bisa aku kalahkan dengan sihir thunder blast" Sahut Vincent dengan sedikit menyombongkan diri.

'Oh... jadi begitu, supernova ternyata bisa dikalahkan dengan thun- Ha?!' Gumam sang raja dengan sangat terkejut. "A-apa yang kau bilang tadi?! Supernova dikalahkan dengan sihir thunder blast yang merupakan sihir tingkat rendah?! Jangan berbohong! Tidak mungkin sihir kuno seperti itu dapat dikalahkan hanya dengan sihir tingkat rendah" Kata raja yang masih tidak percaya.

"Sayangnya itu benar yang mulia, saya melihatnya langsung dengan mata kepala saya sendiri. Tapi sepertinya dia berbohong satu hal, dia tidak mengalahkannya hanya dengan thunder blast saja, dia mengucapkan 2 mantra sekaligus saat melawan sihir supernova" Sahut kepala sekolah sambil meyakinkan raja.

"2 mantra sekaligus katamu?" Tanya raja.

"Oh itu... kalau itu aku hanya merapal sihir yang dapat memperbesar dampak yang diberikan saat menyerang" Sahut Vincent.

"Vincent! Jangan kau kasih tahu tentang itu" Kata Michael sambil berbisik kepada Vincent.

"Kalau aku boleh tau, mantra apa itu?" Tanya raja.

"Kalau kau ingin tahu, lawanlah aku! Dan jika aku menang, aku ingin masuk ke akademi ini, dan juga aku diberi akses untuk membaca semua buku yang ada di perpustakaan akademi ini" Jawab Vincent dengan menyombongkan dirinya.

"Hahaha... maaf, sangat memalukan jika aku sampai harus melawan perserta ujian, apa kata orang nanti tentangku" Sahut raja.

"Apa kau takut denganku?" Tanya Vincent sambil sedikit menantangnya.

"Hahaha... baiklah, aku akan mengabulkan permintaanmu. Tetapi, kau tidak melawanku, melainkan melawan kepala sekolah akademi magie, bagaimana?" Jawab raja sambil tersenyum.

"Ta-tapi yang mulia, kenapa harus saya?" Tanya kepala sekolah.

"Sepertinya sihir anak ini cukup kuat untuk membuat 1 kota berguncang, jadi kau saja yang melawannya" Bisik raja kepada kepala sekolah.

"Baiklah yang mulia. Oke Vincent, jika kau dapat membuat ku terjatuh ataupun tertunduk, kau memenangkan pertandingannya" Kata kepala sekolah.

"Dan jika kau menang, aku akan memberimu kartu akses yang dapat memberi pemiliknya akses ke semua perpustakaan di negara Nest ini, dan juga tentunya kau bersama temanmu dapat langsung lulus ujian masuknya" Kata raja dengan memberi Vincent sebuah tawaran jika memenangkan pertandingan tersebut.

"Baiklah, aku terima tantangan tersebut!" Jawab Vincent dengan penuh semangat.

"Kalau tidak salah namamu tadi Vincent kan? Kalau kau sudah mencapai penyihir tingkat mawar atau kaisar datanglah ke kerajaanku, mungkin aku akan menerimamu sebagai penyihir istana. Dan begitu juga denganmu, Michael" Kata sang raja sambil memberi tawaran yang sangat bagus kepada mereka.

"Yang mulia, apakah itu tidak terlalu berlebihan?" Tanya kepala sekolah.

"Tentu saja tidak, itu adalah hal yang sangat menguntungkan bagi negara ini, bisa memiliki 2 orang penyihir yang seperti mereka" Jawab sang raja.

"Saya akan mempertimbangkannya yang mulia" Sahut Michael.

"Aku menolaknya" Sahut Vincent.

"Oh... kau menolak tawaranku yang sangat berharga ini? Apakah ada alasan tertentu?" Tanya sang raja dengan sedikit penasaran kenapa Vincent menolak tawarannya.

"Tidak ada alasan tertentu, hanya saja aku ingin menjadi seseorang yang bebas dari sebuah aturan" Jawab Vincent.

"Baiklah, aku menghargai pemikiranmu itu" Jawab raja. "Kalau begitu, kalian boleh pergi. Maaf telah menyita waktu kalian" Kata sang raja dengan mempersilahkan mereka pergi.

Vincent dan Michael pun pergi untuk beristirahat ke kamar yang telah disediakan oleh Akademi Magie.

"Yang mulia" Bisik kepala sekolah.

"Tenang saja, aku tahu itu. Ada seseorang yang menguping kan?" Sahut raja.

"Apakah anda membiarkannya? Bukankah itu malah semakin bahaya?" Tanya kepala sekolah sambil berbisik pada raja.

"Tenang saja, aku akan meringkusnya. Carl, kejar dia dan cari informasi tentangnya, tapi jangan sampai ketahuan. Aku akan meringkus serikat mereka malam ini juga" Kata sang raja sambil memerintah salah satu penyihir yang ia bawa untuk mengintai seseorang yang telah menguping pembicaraan mereka sejak tadi.

"Serikat? Oh benar juga, untuk apa ia menguping pembicaraan kita jika hanya untuk keperluan pribadi, ini pasti perintah langsung dari atasannya" Sahut kepala sekolah.

"Ya, itu benar sekali. Baiklah kalau begitu aku juga mau pamit, aku akan kembali ke istana sambil menunggu informasi dari penyihir kepercayaanku tadi" Kata sang raja.

"Baiklah yang mulia, hati-hati dijalan" Jawab kepala sekolah sambil menundukkan kepalanya.

Sore haripun tiba, Carl yang ditugaskan untuk mencari informasi tentang seseorang yang menguping tadi telah kembali dan memberitahu semua informasi tentang orang tersebut kepada raja.

"Orang tersebut dari serikat kegelapan katamu?! Dan dia seorang wanita?" Kata sang raja dengan sangat cemas.

"Benar yang mulia" Jawab Carl, orang yang ditugaskan raja tadi.

"Kita harus segera meringkus wanita itu, namanya Graceilla Thyssen kan?"

"Benar yang mulia, kalau begitu saya akan mengerahkan semua pasukan penyihir yang siap untuk berperang" Kata Carl.

"Baiklah, malam ini kita harus memusnahkan serikat tersebut. Jika kartu akses sampai jatuh pada tangan yang salah, bisa-bisa negara ini bisa hancur" Jawab sang raja dengan sedikit cemas.

Lalu sang raja bergegas pergi ke Akademi Magie untuk bertemu dengan kepala sekolah. Dan menjelaskan semua informasi yang ia dapatkan kepada kepala sekolah.

"Namanya Graceilla Thyssen? dan ia dari serikat kegelapan?" Tanya kepala sekolah.

"Benar, apakah kau punya informasi tentang wanita tersebut?" Tanya raja kembali.

"Kalau tidak salah, ada salah satu peserta ujian yang juga bernama Graceilla Thyssen. Apa jangan-jangan dia orangnya?" Jawab kepala sekolah sambil mencurigai seorang peserta ujian.

"Jika itu benar kita harus segera meringkusnya, tapi kita tidak boleh menuduh tanpa adanya bukti" Sahut sang raja.

"Bagaimana kita tanyakan beberapa pertanyaan kepada peserta ujian tersebut?" Usul kepala sekolah.

Lalu seketika terdengar teriakan yang amat kencang.

"Kepala sekolah! Kepala sekolah!" Teriak Michael dengan sangat kencang sambil berlari tergesa-gesa menuju kepala sekolah.

"Michael? Ada apa? Kenapa kau lari tergesa-gesa seperti itu?" Tanya kepala sekolah.

"Vin-Vincent, Vincent tidak ada di kamarnya. Lalu aku menemukan sebuah surat di kamarnya, ini suratnya" Kata Michael dengan memberikan surat yang ditemukannya di kamar Vincent ke kepala sekolah.

"Jika kau menginginkan Vincent kambali, pergilah ke markas serikat kegelapan sebelum ia mati ditangan kami. Tapi percuma juga sih kalian pergi kesana, sebelum kalian datang, mungkin dia sudah mati duluan ditangan kami. Aku beri kemudahan deh, jika ingin kami membebaskan Vincent, berikan kartu akses itu kepada kami. Salam manis Graceilla Thyssen, Grace" Kata kepala sekolah yang sedang membacakan isi surat tersebut.

"Sial! Kita harus cepat menolong Vincent" Kata raja dengan sedikit kesal.

"Maaf yang mulia, bukannya kartu akses hanya dapat memberi pemiliknya akses agar dapat pergi ke perpustakaan-perpustakaan yang ada di negara ini? Untuk apa mereka mengincarnya?" Tanya Michael dengan sedikit bingung.

"Setiap perpustakaan yang ada di negara Nest ini, menyimpan beberapa buku kuno yang sihirnya sudah dilupakan karena sangat berbahaya. Oleh karena itu jika kita membiarkan buku-buku itu jatuh ketangan yang salah, maka seisi dunia ini akan hancur" Jawab sang raja.

"Yang mulia kita harus pergi menyelamatkan Vincent" Sahut kepala sekolah.

"Baiklah, aku akan mengerahkan seluruh pasukanku. Kau pergilah bersama orang-orangmu, kepala sekolah" Jawab raja.

"Bo-bolehkah saya ikut yang mulia? Karena Vincent adalah teman baikku" Tanya Michael.

"Baiklah, kau ikut bersama kepala sekolah" Jawab raja.

"Terima kasih yang mulia" Sahut Michael. 'Tunggu saja kau perempuan penipu! Akan ku habisi kau nanti! Vincent tunggulah aku' Gumam Michael dengan sangat kesal.

Rajapun kembali ke istana dan menyiapkan seluruh pasukan perangnya, karena kepala sekolah telah mengetahui lokasi serikat kegelapan, iapun pergi mendahului raja bersama Michael dan Marrie. Di sisi lain, Vincent dan Grace sedang menuju ke markas serikat kegelapan.

"Grace, kemana kita akan pergi?" Tanya Vincent dengan rasa penasaran.

"Ikut saja denganku, sebentar lagi kita sampai kok" Jawab Grace.

'Kemana dia kan membawaku? Dan kenapa perasaanku sangat tidak enak seperti ini?' Gumam Vincent dengan rasa sedikit gelisah.

"Nah... kita sudah sampai. Ayo kita masuk" Kata Grace sambil mempersilahkan Vincent masuk.

"Tempat apa ini? Menyeramkan sekali" Tanya Vincent.

"Sudahlah masuk dulu, ini adalah rumahku" Jawab Grace.

'Rumah macam apa ini? Ini lebih mirip gua daripada rumah' Gumam Vincent. "Oh begitu, baiklah aku akan masuk. Perimisi selamat malam" Kata Vincent sambil memberi salam pada orang yang ada didalam gua tersebut.

"Aku Pulang, aku juga bawakan oleh-oleh yang kalian minta" Kata Grace

'Hmm? Oleh-oleh? Dia kan tidak bawa apa-apa selain ak-.. oh tidak, jangan-jangan....' Gumam Vincent dengan berpikir sesuatu yang buruk.

Lalu tak lama kemudian terdengar suara dibalik kegelapan.

"Oh... kau sudah kembali, selamat datang, Sheilla" Kata seseorang yang ada di balik kegelapan tersebut.

"Iya, tuan. Saya juga bawa orang yang anda inginkan" Jawab Grace.

"Jangan-jangan kau...." Sahut Vincent dengan sedikit terkejut.

"Aku apa? Seorang penipu? Aku memanglah seorang penipu, dan aku paling suka menipu seorang pria, hehehe" Katanya dengan senyuman sinisnya.

"Sialan kau! Electrical Element, Thun-.. Arrrghhhh!!" Kata Vincent dengan berteriak sangat keras karena tubuhnya tertusuk oleh sebuah pedang.

Tiba-tiba seseorang datang dari langit-langit gua.

"Oh.. kau bisa berteriak juga ya? Apa rasanya begitu sakit sampai kau berteriak sebegitu kerasnya" Kata seorang ahli pedang yang muncul dari langit-langit gua tersebut.

"Siksa dia, tapi jangan sampai membunuhnya" Suruh seseorang yang bersembunyi dibalik kegelapan gua tadi.

Seketika, pasukan serikat kegelapan yang terdiri dari 120 penyihir dan 300 ahli pedang bermunculan dari balik kegelapan gua. Mereka menyerang Vincent dengan tanpa ampun.

"Arrrgghhh.... Si... alan... kau, Grace! Kubunuh kau sialan!" Katanya dengan sangat marah sambil menahan rasa sakit yang diakibatkan para penyihir dan ahli pedang di gua tersebut. "Combined element, doom magic. Combined elements, level 10 damage enhancers. Combined elements, unlimited regeneration. Combined element, mastery of the sword technique. Combined element, destroyer of the world. Combined elements, bad effect removers. Combined element, speed of light" Kata Vincent sambil mengeluarkan sihir-sihirnya dengan suara yang amat pelan, dengan emosinya yang amat dalam. Seketika gua itu bergetar dan efeknya pun menyebar sampai keluar gua, sampai kepala sekolah, raja, Michael, dan Marrie, beserta yang lainnya merasakan tekanan yang amat dahsyat itu.

"Ini, ini kekuatan Vincent. Kita harus cepat kepala sekolah!" Kata Michael dengan sedikit teriak sambil merasa sangat cemas.

"Ayo semuanya! Tambah kecepatan kalian!" Perintah sang raja pada seluruh pasukannya.

'Tunggulah aku Vincent, aku berjanji akan membawamu pulang dengan selamat. Kumohon tunggulah aku...' Gumam Michael dengan mencucurkan air matanya.

Di sisi lain Vincent dengan segenap kekuatannya bertarung melawan para penyihir dan ahli pedang yang ada digua tersebut, dengan pedang Excaliburnya dan dengan kedua kitab kunonya yaitu Pseudomonarchia Daemonu dan Galdrabok.

"Si-sihir apa itu?" Tanya Grace dengan rasa takutnya.

"Oh kau belum tahu ya, ini adalah kekuatanku yang sesungguhnya. Akan ku bunuh kalian semua dengan kekuatanku ini" Jawab Vincent dengan amarahnya yang sangat dalam.

Vincent telah mengerahkan semua kekuatannya, tetapi itu masihlah sangat sulit untuk membasmi seluruh pasukan serikat kegelapan, sedangkan sihirnya pun hampis habis, dia sudah tak kuat lagi menahan efek samping yang disebabkan oleh sihir tingkat tingginya itu.

"Arrrggghhh..." Teriak Vincent karena terkena begitu banyak serangan, sampai sihir regenerasi Vincent tidak bekerja lagi. 'Sial, andai saja aku menanyakan pada buku jelek itu apa kekuatan yang kudapat setelah mengucap mantra yang ia berikan, aku tidak akan seperti ini' Gumamnya.

Vincent sangat kewalahan melawan serikat kegelapan. Pasukan raja dan kelompok kepala sekolah pun hampir tiba di markas serikat kegelapan tersebut. Tetapi, Vincent sudah tidak punya kekuatan lagi untuk melawan mereka.

"Apa kau sudah menyerah, Vincent? Mana kekuatanmu yang sangat kau banggakan tadi? Apakah sihirmu sudah habis? Lalu apa gunanya kau membawa pedang yang amat legendaris itu? Kau saja tidak dapat mengayunkannya sekarang" Tanya Grace dengan sedikit mengejek Vincent.

'Apakah ini akhir hidupku? Jika iya, lebih baik aku mati sekarang dari pada tubuhku dimanfaatkan oleh mereka nantinya' Gumam Vincent. Lalu seketika tanah yang berada tepat di bawah Vincent tiba-tiba retak, dan tepat dibawahnya itu adalah magma gunung berapi yang amat panas. Lalu tiba-tiba pasukan kerajaan beserta kelompok kepala sekolah pun akhirnya datang di tempat Vincent berada.

"Vincent! Dimana kau?" Tanya Michael dengan suara yang amat keras.

"Dasar kau buku jelek, kau datangnya terlambat tahu. Uhuk... uhuk...." Jawab Vincent dengan menahan rasa sakit akibat luka saat ia bertarung tadi.

"Vincent! Tunggu, aku akan menyelamatkanmu!" Sahut Michael.

"Oh dramatis sekali. Tapi maaf, sepertinya temanmu ini harus mati disini" Sahut Grace dengan senyumannya yang sinis.

JLEB!

Grace menusukkan sebuah pedang tepat di jantung Vincent.

"Arrrggghhh...." Teriak Vincent dengan keras karena kesakitan.

"Vincent! Sialan kau wanita jalang, kubunuh kau!" Teriak Michael dengan sangat marah.

KRAK!

tiba-tiba tanah yang berada tepat dibawah Vincent pun runtuh, ia pun juga jatuh bersama runtuhan batu tersebut.

"Vincent! Tidak!!" Teriak Michael.

'Yah... mungkin ini lebih baik, inilah akhir hidupku. Maafkan aku ayah, ibu, maaf aku tidak dapat membalaskan dendam kalian kepada bangsawan itu. Maafkan aku juga Michael, terima kasih telah berpetualang bersamaku sampai sekarang, terima kasih telah merawatku dengan baik disaat aku pingsan. Maaf jika aku telah membuatmu marah. Selamat Tinggal semuanya' Gumam Vincent sambil menutup matanya dan sambil tersenyum dengan air mata yang bercucuran.

Next chapter