webnovel

Ujian Masuk

Tibalah mereka di suatu Akademi Sihir yang bernama Akademi Magie, yang tempatnya berada di Ibukota Negara Nest, yaitu di Kota Sorcery.

"Wah... besar sekali ya akademinya" Kata Vincent dengan terkagum.

"Huft... kamu ini kampungannya kelihatan banget deh" Sahut Michael dengan sedikit mengejek Vincent.

"Hehehe, kan wajar saja bila aku kagum pada akademi ini, kan aku tinggal di sebuah desa" Jawab Vincent.

"Sudahlah, kalian ini. Cepat masuk daripada di terlambat" Sahut Grace.

"Oke, mari kita masuk teman-teman" Kata Vincent dengan penuh semangat.

Merekapun masuk kedalam akademi tersebut, disana banyak sekali orang yang mendaftar, dan tentunya beberapa dari mereka adalah calon murid yang jenius.

"Hey, coba lihat mereka, baju mereka lusuh sekali"

"Apa mereka dari desa?"

"Cih... menjijikan sekali"

"Kelihatannya ada makanan gratis disini"

"Aura apa ini? Menakutkan sekali"

"Dia kuat, berbahaya jika berhadapan langsung dengannya"

"Wah kelihatannya ada orang yang sangat kuat disini, sepertinya aku bisa melawannya dengan sekuat tenaga"

Itulah yang orang-orang bicarakan tentang Vincent, Michael, dan Grace. Tapi beberapa diantara mereka sadar akan kekuatan yang dimiliki oleh Vincent.

"H-hey Vincent, apakah kau tidak marah jika orang-orang meledekmu seperti itu?" Tanya Grace dengan penasaran, apa yang dirasakan Vincent saat ia dihina oleh seseorang.

"Tidak, memangnya kenapa?" Jawab Vincent dengan santai.

"T-tidak, tidak ada apa-apa, tapi kan kebanyakan orang akan marah saat ia dihina oleh seseorang" Sahut Grace.

"Hmm? Apakah kita harus marah pada seseorang yang merendahkan kita?" Tanya Vincent kembali.

"Tidak juga sih, m-maaf ya sudah menanyakan hal yang aneh kepadamu" Kata Grace.

"Tidak masalah, itu hal biasa kok" Sahut Vincent sambil tersenyum.

'Kenapa aku merasa aneh dengan perempuan ini? Apakah ini hanya perasaanku saja ya? Ah, sebaiknya aku tidak berpikiran yang aneh-aneh. Tapi perasaanku sungguh tidak enak, seperti akan ada sesuatu yang terjadi, dan itu bukanlah sesuatu yang kecil' Gumam Michael sambil berpikir hal buruk yang akan terjadi.

"Michael! Kenapa kau melamun seperti itu? Apa yang kau pikirkan?" Tanya Vincent sambil menyadarkan Michael yang sedang melamun.

"T-tidak ada apa-apa kok, aku hanya memikirkan seperti apa ujiannya nanti" Jawab Michael sambil mengalihkan pembicaraan.

"Apa aku perlu membenturkan kepalamu ke tembok agar kau ingat apa yang kau katakan kemarin?" Kata Vincent dengan sedikit kesal.

"Eh? Oh iya... aku baru saja membicarakannya kemarin malam" Sahut Michael.

"Sekali lagi begitu, kau dapat 1 piring gratis" Kata Vincent dengan sedikit kesal.

"Wah... bagus dong, bisa buat makan nanti" Kata Michael sambil bercanda.

"Kulempar kepalamu pakai piring!" Kata Vincent dengan sangat kesal.

"S-sudah-sudah jangan bertengkar, sebentar lagi ujiannya dimulai lho" Kata Grace sambil melerai mereka.

Lalu terdengarlah suara yang memberitahu bahwa ujian masuk akan segera dimulai, jadi mereka yang mengikuti ujian masuk segera masuk ke ruang ujian.

"Eh? Benar juga, ayo kita segera kesana!" Sahut Vincent setelah mendengar pengumuman tersebut.

"Baiklah, ayo kita masuk!" Sahut Michael.

Merekapun masuk ke ruang ujian untuk melaksanakan ujian masuk. Saat mereka semua memasuki ruang ujian, disana terdapat seseorang yang telah berdiri di atas sebuah panggung, ia adalah seorang pengawas ujian. Ia memiliki tatapan yang tajam dan memiliki aura yang sangat kuat.

'Siapa itu yang ada di depan sana?'

'Apa dia seorang pengawas ujian?'

'Dia menakutkan'

'Pasti dia orang yang suka menyiksa orang'

Itulah yang orang-orang pikirkan tentang pengawas tersebut. Tak lama kemudian, muncullah seseorang yang datang dari sisi lain panggung.

"Hai semuanya, namaku Marrie Brown, aku disini bertugas sebagai pelaksana ujian kalian. Oh iya, kalian juga boleh panggil aku dengan sebutan Marrie" Kata Marrie sang pelaksana ujian dengan penuh senyuman.

"Eh? Apa bedanya pengawas dan pelaksana?" Tanya Vincent sambil kebingungan.

"Jelas beda tahu. Jika pengawas, ia hanya bertugas sebagai pengawas ujian tersebut, jika ada suatu pelanggaran, lalu kekuatan yang diluar kendali, dan sebagainya. Sang pengawaslah yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut, yah... bisa dibilang dia seperti petugas keamanan ujian tersebut" Jawab Grace.

"Kalau pelaksana?" Tanya Vincent kembali.

"Pelaksana hanya menentukan kapan ujian tersebut dilaksanakan, apa saja ujiannya, bisa dibilang sebagai pengurus keseluruhan ujian tersebut" Jawab Grace.

"Kenapa kamu bodoh sekali sih? Mau ku benturkan kepalamu ke tembok agar otakmu bisa berfungsi?" Ejek Michael.

"Ngajak ribut ya?" Tanya Vincent dengan sedikit kesal pada Michael.

"Ayo, sini kalau berani!" Jawab Michael yang berniat menjahili Vincent.

'Siapa sih yang ribut ini? Bikin kepalaku jadi sakit saja! Oh, ternyata 2 anak itu yang bertengkar' gumam Marrie sang pelaksana ujian dengan sedikit kesal.

"Biar aku yang mengurusnya, wakil kepala" Sahut pengawas ujian tersebut,.

"silahkan" Jawab Marrie.

"Sini kubenturkan kepalamu ketembok bodoh!" Teriak Michael dengan kesal.

"Kepalamu yang ku benturkan duluan, buku jelek!" Teriak Vincent dengan kesal juga.

"Meskipun kekuatanku belum pulih, aku akan mengeluarkan sihirku untuk melawanmu, maju sini kalau berani otak udang!" Teriak Michael yang sangat kesal terhadap Vincent, sambil mengeluarkan aura sihirnya.

"Ayo serang aku buku jelek! Biar kurobek mukamu yang sok tampan itu!" Jawab Vincent dengan kesal dengan ocehan Michael, sambil mengeluarkan auranya juga.

'A-apa ini? Berbahaya, sangat berbahaya' Gumam Marrie. "Pengawas, jangan dekati anak itu!!" Teriak Marrie dengan sangat kencang.

"Tenang saja, wakil ketua. Aku akan meringkus mereka" Jawab sang pengawas dengan sedikit teriak sambil berjalan dengan santainya.

Beberapa siswa yang merasakan aura tersebut secara langsung mengeluarkan sihir perlindungan terkuat mereka, sang pelaksana tentunya langsung mengeluarkan sihir pertahanannya juga. Tetapi, beberapa siswa yang tidak tahu hal itu hanya dapat diam sambil merasa bingung apa yang sedang terjadi.

'Sial mereka sangat berbahaya, untungnya beberapa siswa tahu akan bahaya tersebut. Tetapi, kenapa si bodoh satu itu tidak mengenal bahaya sekalipun?!' Gumam Marrie.

"Apa mereka sebegitu takutnya sampai mengeluarkan sihir pertahanan?" Kata Pengawas tersebut dengan sombongnya sambil berjalan dengan santai menuju Vincent dan Michael.

"Hei buku jelek, rasakan ini" Teriak Vincent yang ingin mengeluarkan sihirnya. "electrical Element, thunder blast. Dark element, damage enhancer" Kata Vincent yang sedang melafal mantra dengan suara yang sangat pelan agar orang-orang tidak tahu kekuatannya.

"Rasakan ini juga, otak babi! Supernova!" Kata Michael dengan mengeluarkan sihirnya. Tetapi, tanpa disadarinya, ia menggunakan sebuah mantra berlevel tinggi dan menggunakan mantra tersebut dengan pelafalan singkat.

Ketika Vincent dan Michael bersiap untuk melepaskan mantranya, seketika ruang ujian dipenuhi oleh dinding pelindung yang dibuat oleh kepala sekolah untuk berjaga-jaga bila ada yang mengamuk atau diluar kendali saat ujian berlangsung.

'Pe-pelafalan singkat? Bahkan akupun belum bisa menggunakannya dengan benar. Dan yang satunya seperti melafal 2 mantra, tapi aku tidak tahu mantra apa itu, sepertinya ia sengaja menyembunyikan kekuatan miliknya. Sungguh memalukan sekali sampai aku kalah dengan mereka yang masih penyihir pelatihan, ini pertama kalinya aku melihat 2 orang penyihir pelatihan yang sudah memiliki kekuatan seperti penyihir mimpi, bisa saja melebihi itu' Gumam Marrie dengan sangat terkejut.

Tiba-tiba muncul seseorang disebelah Marrie, yang ternyata itu adalah kepala sekolah.

"K-kepala sekolah?! Kenapa anda sampai kesini? Apakah karena kedua bocah tersebut?" Tanya Marrie dengan sedikit kaget karena kepala sekolah yang langsung turun tangan untuk mengatasi Vincent dan Michael yang sedang bertengkar.

"Mereka tidak lepas kendali, jadi kekuatan aslinya memang sebesar ini, sungguh menakutkan" Kata kepala sekolah yang sedikit kagum dengan kekuatan mereka berdua.

"Se-sebenarnya salah satu dari mereka menggunakan pelafalan singkat, dan yang satunya seperti melafal 2 mantra sekaligus, tapi ia melafalnya dengan suara yang sangat pelan" Kata Marrie dengan malu-malu karena kejeniusan mereka.

"Pelafalan singkat? bukankah itu salah satu pelafalan yang tidak dapat kau kuasai? Hmm... mungkin yang satunya tidak ingin orang lain mengetahui kekuatannya" Kata Kepala Sekolah sambil bertanya kepada Marrie dengan tujuan menjahilinya.

"Eh? Ti-ti-tidak kok, se-se-sebentar lagi aku juga dapat menguasainya kok, hehehe" Jawab Marrie dengan malu.

"Sepertinya mereka akan melepaskan mantranya. Hmm... yang satunya hanya mengeluarkan mantra thunder blast saja dan yang satunya lagi. S-Supernova?! Ti-tidak mungkin. Semuanya cepat segera keluarkan mantra pertahanan kalian yang terkuat, aku akan melindungi kalian juga dengan sihirku" Teriak kepala sekolah dengan sangat keras, karena merasa sangat cemas.

'Kepala sekolah? Ada apa dia sampai kesini? Padahal mereka kan hanya 2 orang bocah yang masih tingkat penyihir pemula. Lagian aku yang akan menghentikan mereka' Gumam pengawas ujian setelah mendengar teriakan kepala sekolah yang juga sudah menyiapkan mantra serangan untuk menyerang Vincent dan Michael agar mereka berhenti berkelahi.

Mereka yang menyadari kekuatan Michael dan Vincent secara langsung mengeluarkan mantra pertahanan terkuat mereka, dan yang tidak tahu apa yang dimaksudkan oleh kepala sekolah hanya bisa menuruti perkataannya untuk mengeluarkan sihir pertahanan.

"A-ada apa kepala sekolah? Tidak biasanya kau sampai gelisah seperti ini" Tanya Marrie dengan sangat kebingungan.

"Sudah jangan banyak tanya, cepat keluarkan mantra pertahananmu, jika bisa lindungi anak-anak yang lain juga! Aku akan menghentikan mereka berdua!" Kata kepala sekolah dengan sangat gelisah, dan segera menuju ketempat mereka berada.

Michael dan Vincent pun melepaskan mantra masing-masing. Ketika mantra mereka bertubrukan, terjadi sebuah ledakan yang sangat dahsyat, secara langsung kepala sekolah langsung menaikkan level dinding pertahanan yang berada diluar ruang ujian ke level tertinggi, dan kepala sekolah juga mengeluarkan mantra dinding sihir yang memutari Vincent dan Michael, agar mantra mereka tidak sampai melukai peserta ujian yang berada di dalam ruangan tersebut. Tetapi, dinding sihir yang dibuat oleh kepala sekolah adalah sia-sia, dinding tersebut langsung hancur beserta ruangan ujian tersebut oleh kekuatan mereka.

Next chapter