webnovel

Hera, Sherina dan Cici Paramita

Kantong keresek yang dia pegang berisi kue-kue kering yang sudah dibelinya tadi di jalan sebelum ke kampus.

Arsya pun menengok dari celah yang ada, untung mahasiswa-mahasiswa ini adalah juniornya yang sudah tidak asing lagi di kampus.

Meski terpaksa so kenal, dan berasa tidak punya muka, setidaknya Arsya bisa menerapkan tekhnik ini lagi nanti.

Jika berhasil membuat Irma tidak ngeh dengan keberadaannya.

"Kak, dia udah pergi," kata salah satu mahasiswa itu, yang lain pun mengangguk.

Arsya yang jongkok tengkurap di belakang mereka pun menarik napas lega sambil terduduk.

"Syukurlah," ucap Arsya.

Tapi seketika mahasiswa-mahasiswa perempuan itu pun terkejut.

"O-ow!" Serempak mereka berucap dengan mulut berbentuk 'O'.

Arsya mendongak.

"Itu, di belakang Kakak," kata mahasiswa perempuan satu lagi sambil menunjuk ke belakang.

"Kak BM!" teriak Irma dengan suara cemprengnya.

Arsya membalik kepalanya dan melihat Irma sudah berdiri di belakangnya sambil tersenyum-senyum.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com