webnovel

PART 5

Tak terasa 3 minggu berlalu setelah pernikahan Cinta dan Bara dilangsungkan. Pagi-pagi sekali Cinta sudah meninggalkan rumah. Yah, hari ini dia ada study tour ke Jawa Timur. Dia hanya meninggalkan secarik kertas yang diselipkan melalui celah bawah pintu kamar Bara.

"Kak, maaf aku pergi pagi-pagi sekali. Aku ada acara di kampusku, dan itu selama seminggu. lewat surat ini juga aku pamit ya. Maaf nggak bisa pamit langsung".

"Seminggu? Kebetulan sekali, aku juga pergi dalam waktu seminggu. Aaaahh... Baiklah!. Aku jadi tidak khawatir meninggalkannya dirumah. Karena dia juga tidak akan ada dirumah selama seminggu. Dia kan bisa mengirimkan pesan via telfon, kenapa mesti pakai surat. Dasar aneh.". Bara mengerutkan keningnya sejenak setelah membaca surat dari istrinya. Kemudian meletakkannya dimeja sisi ranjangnya dan melangkah ke arah kamar mandi.

"Anak-anak! Semua kumpul sebentar! Bapak akan memberikan pengumuman sebelum kita berangkat!". Suara yang keluar dari toa itu pasti milik pak Bambang, dosen koordinator dikampusku. Aahh sejenak fikiranku terhenti pada sosok yang ada di rumah tadi. Kak Bara!. Suamiku! Cihh suami?.

Apa dia ikut juga ya study tour ini? Kalau dia ikut gimana ya? Kalau anak-anak kampus tau aku sudah menikah bagaimana ya? Aduh.. Bahkan kalau mereka tahu suamiku??? Aahhh....

"Hei, ngelamun aja! Tuuhh dengerin pak Bam ngomong!". Tiba-tiba suara cempreng sudah terdengar di disebelahku. Siapa lagi kalau bukan Mala, sahabatku dikampus.

"Ngagetin aja loh! Kaget gue!". Ucapku protes.

"Eh Cin, ntar lo duduk sebelah gue ya!". Alisnya naik turun melihatku. Cihh memang sejak kapan dia jauh-jauh dariku. Jelas saja nanti aku juga akan memilih duduk dengannya. Dengan siapa lagi memangnya.

"iya iya". Jawabku singkat.

Tak lama pak Bambang memberikan instruksi untuk langsung naik ke bus yang sudah di tentukan. Aku dan Mala langsung memilih tempat duduk yang tak jauh dari kemudi supir. Dan aku memilih tempat duduk disamping jendela, yah aku memang suka duduk disamping jendela. Sebelum nya mataku sempat berkeliling, mengedarkan pandangan yah, kalian tau pasti siapa yang aku cari. Kak Bara!. Aku hanya memastikan dia tidak ikut dalam study tour ini. Dan beruntung aku tidak menemukannya ada di kerumunan pada dosen. Hatiku sedikit tenang. Tentu saja aku sangat lega dia tidak ikut. Aku belum siap jika harus bertemu dengannya di kampus juga.

Perjalanan kami tempuh selama kurang lebih 17 jam, sesekali bus yang kami tumpangi berhenti di rest area untuk beristirahat. Hingga akhirnya kami sampai di surabaya pada pukul 01.25 dini hari. Sesampainya di hotel tempat kami menginap, kami langsung masuk kehotel sesuai dengan kamar kami masing-masing. Masing-masing diberi 1 kunci kamar hotel. Mengingat hanya ada 20 orang saja yang ikut study tour, dan 5 diantaranya adalah para dosen.

Aku sudah sangat lelah setelah perjalanan yang cukup panjang, jadi kuputuskan untuk langsung masuk ke kamarku dan beristirahat. Sedang Mala! Ahh masa bodoh dengan bocah itu. Dan benar saja dia juga langsung masuk ke kamarnya, karena dia juga sama lelahnya denganku.

Matahari sudah bersinar cerah. Tapi Cinta masih bergemul dibalik selimutnya. Rasa lelah perjalanan semalam masih sedikit terasa. Nyamannya ranjang hotel membuatnya berguling guling diatasnya.

Tok..tok...tok...

"siapa sih pagi-pagi begini ketok-ketok". Cinta menyebikkan bibirnya bersama raut malas wajahnya.

"Cintaaaaa!!! Banguun woy!". Itu pasti suara Mala!. Terdengar jelas cemprengnya.

"iihh dasar cempreng, ganggu aja sih! Lagi enak-enak juga!". Sambil melangkah ke arah pintu dan membukakan pintu. Benar saja, Mala sudah ada didepan pintu kamarnya dan langsung menyerobot masuk ketika Cinta membukakan pintunya.

"Ya ampuunn Cin, lo masih belom mandi? Buruah gih siap-siap ini dah jam berapa coba?".

"Kenapa sih emangnya Mal, gue masih ngantuk tau nggak sih!". Ucapnya malas sambil kembali membaringkan tubuhnya diranjang. Belum sempat membaringkan tubuhnya, tangannya keburu di tarik oleh Mala dengan kilat.

"enak aja lo mau balik tidur! Mandi sono! Buruan turun sarapan. Sejam lagi kita kan harus lanjutin perjalanan. Lo lupa ya kalau tujuan kita itu mau ke Malang!. Bukan Surabaya!." kata Mala menjelaskan.

Cinta membelalakkan matanya , melotot seolah bola matanya akan keluar. Dia lupa bahwa tujuan utama study tournya ke kota Malang. Surabaya hanya singgah sementara. "Gila lo, lupa gue!".

Buru-buru dia berlari ke kamar mandi dan bersiap untuk turun sarapan.

Beberapa menit kemudian dia selesai bersiap dan turun untuk makan bersama teman kampus dan dosenya yg lain. Setelah selesai sarapan semua mahasiswa dan mahasiswi diminta untuk kembali naik kedalam bus dan melanjutkan perjalanan menuju kota Malang. Hanya dalam hitungan jam rombongan dari universitas itu pun sampai di kota Malang dan berhenti di sebuah hotel dekat Alun-alun kota malang.

Karena perjalanan yang ditempuh tidak terlalu jauh dari kota Surabaya, tentu saja tidak ada yang tertidur selama perjalanan.

Ketika semua murid turun dari bus tidak terkecuali juga Cinta.

Betapa kagetnya dia melihat laki-laki yang baru saja dinikahinya 3 minggu lalu, berada di depan mobilnya yang terparkir tepat di depan hotel tempatnya kini berada.

"Kak Bara!!!..."

*******

Hari ini secara kebetulan kampus tempatku mengajar mengadakan study tour ke Jawa Timur. Tapi kuputuskan untuk tidak bergabung dengan bus kampus, sengaja. Karena dengan membawa mobil sendiri aku bisa sekalian mengecek cabang restaurant di Surabaya. Setelah itu kulanjutkan perjalanan ke kota Malang. Aku sampai lebih dahulu ditempat aku dan seluruh anggota study tour menginap. Para mahasiswa dan mahasiswi turun dari busnya. Hingga salah satu mahasiswi yang baru turun dari bus membuatku sangat kaget!. Hampir aku tidak percaya dengan apa yang kulihat. Aku tau dia juga melihatku. Dia juga tak kalah kaget dilihat dari tubuhnya yang tiba-tiba terlihat tegang dan kaku. Terlihat dari tempatku berdiri menatapnya. "Cinta!".

Cinta dan Bara sama-sama terlihat kaget ketika tak sengaja bertemu di tempat yang sama.

"Ya ampun! Kekhawatiranku sekarang terjadi. Dia muncul disini! Bagaimana ini". Gumamnya dalam hati sambil berjalan menunduk kearah anak-anak kampus yang sedang berkumpul.

"Kamu mahasiswi kampus ini?". Cinta kembali di buat kaget. Kali ini suara Bara terlihat berbisik pelan tepat di telinganya, sehingga terdengar begitu kencang sendiri di telinganya.

"astagfirullah! Bikin kaget aja sih!". Protesnya pelan tanpa menoleh kesamping.

"Jawab aku!". Kali ini suara Bara terdengar serius meminta jawaban.

"Nanti aja!". Jawabnya singkat, kemudian berpindah posisi sedikit menjauh dari Bara.

Kembali para rombongan kampus memasuki masing-masing kamar hotelnya. Karna dalam 1 lantai terdapat 10 kamar. Maka mereka terbagi menjadi 2. Lantai 2 diisi full oleh mahasiswa mahasiswi sedang lantai 3 baru diisi oleh 5 mahasiswi dan 5 dosennya. Dosen koordinator menempati kamar yang berada di lantai 1.

Sialnya lagi adalah kamar Cinta 1 lantai dengan kamar Bara. Oh tuhan!

Baru beberapa menit ia memasuki kamarnya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Diliriknya pesan yang masuk berada di urutan paling atas

"Buka pintunya!"

Setelah membaca pesan dari seseorang yang ia kenal, buru-buru dia lari ke arah pintu dan membukanya. Benar saja! Laki-laki yang mengiriminya pesan sudah berada di depannya dan dengan cepat langsung masuk ke kamar Cinta dan menutup pintu secepat kilat setelah berada di dalam. Dengan langkah santai ia berjalan menuju ranjang dan duduk disana.

"Jadi kamu mahasiswi di kampus Bakti Mulia?" Cinta mengangguk

"Kamu juga tau aku siapa?". Cinta mengangguk lagi.

"Dan kamu juga tahu kalau aku Dosen disini?". Lagi-lagi Cinta mengangguk. Karena memang benar itu jawabannya.

"jadi waktu itu kamu menanyakan kampus tempatku mengajar, dari situ juga kamu sudah tau aku dosen dikampusmu?"

"mengangguk lagi? Apa bibirmu sariawan? Sehingga tidak bisa menjawab pertanyaanku dengan suara". "Bu..bukan! Ng..gak gitu!".Kali ini berhasil membuat Cinta bersuara dan menggeleng cepat. Tingkahnya justru membuat Bara tersenyum geli.

Itu membuat pipi Cinta bersemu merah menahan malu. Karena itu juga dia menundukkan wajahnya. Bara hanya menatapnya mendekatinya. Tanpa disadari Cinta, Bara menyentuh dagunya dan sekarang wajahnya berhadapan langsung dengan Cinta. Matanya saling bertemu. Ditatapnya wajah sang istri yang bersemu merah.

"Hei! Kenapa wajahmu memerah? Malu?".

Sungguh Cinta tidak menyangka bahwa Bara akan bertindak seperti itu padanya. Apa-apaan ini! Katanya dia menganggapnya teman. Tapi jantung Cinta seolah tidak bisa diajak berteman. Jantungnya berdegup kencang hanya karena Bara menyentuh dagunya. Oh jangan lupakan! Mereka bertatapan. Hanya beberapa centi jarak diantara mereka. Dan itu ternyata sukses membuat jantungnya berdegup kencang.

"Cintaa... Cintaa... Bukain donk pintunya!!!!"

"Gawat!!!". Mereka berdua menatap kearah pintu bersamaan.

....