webnovel

Istri Pengganti

Naura kabur di acara pesta pernikahannya. Dia kabur bersama kekasihnya, karena dia menolak untuk di jodohkan dengan lelaki pilihan orang tuanya. Di saat kedua keluarga bingung, tiba-tiba saja Pak Alex orang tua mempelai lelaki meminta untuk acara pernikahan itu di langsungkan, dengan mengganti calon wanitanya. Dan saat itu, Khanza yang menggantikan kakak kandungnya menjadi pengantin pengganti. Namun Khanza tidak menyadari, kalau ternyata Dilan itu akan membalaskan dendam atas perlakuan Naura kepadanya lewat adik Naura. Karena Dilan tahu, Naura itu sangat menyayangi adiknya. Dilan akan menghancurkan hati Khanza seperti Naura yang telah menghancurkan hatinya.

Dwi_Susanti_7874 · Urban
Not enough ratings
10 Chs

Ke rumah mertua.

Setelah pesta pernikahan itu usai, orang tua Dilan mengajak Khanza untuk tinggal di rumah mereka. Seperti yang pertama kali Pak Andre dan Pak Alex sepakati. Seorang wanita yang telah menikah harus ikut bersama suaminya.

Pak Andre memeluk Khanza erat.

"Sayang, sekarang kamu sudah menjadi seorang istri. Sekarang kamu milik Dilan. Dan Dilanlah yang berhak atas kamu. Sekarang tanggung jawab papa sudah beralih pada suami mu. Jadi, mulai sekarang, kamu harus menurut sama Dilan yah. Karena sekarang Dilan itu suamimu. "

Khanza melepas pelukannya. Dia menatap erat ayahnya. Air mata Khanza mulai tumpah deras membasahi pipinya. Khanza sedari tadi tidak berhenti menangis. Menangisi takdirnya, takdir seorang anak belia yang harus rela mengorbankan masa remajanya untuk menikah muda dengan calon kakak iparnya.

Sungguh sesuatu yang tidak pernah Khanza bayangkan. Dia akan menjadi istri sah dari Dilan.

Pak Andre mengecup kening anaknya, kedua pipinya, dan juga mengusap air mata anaknya.

" Sudah jangan menangis, dan jangan takut. Kamu akan ikut bersama mertuamu."

" Papa, mama..." Ucap Khanza sembari menatap ayah dan ibunya secara bergantian.

Bu Arin mendekat. Sebenarnya Bu Arin itu juga sangat sedih jika harus berpisah dengan Khanza. Walau Khanza itu anak yang manja dan sedikit menyebalkan, tetapi Khanza itu anak yang selalu bisa menghibur hari-hari orang tuanya.

" Sayang..." Ucap Bu Arin.

Khanza dengan sigap langsung memeluk ibunya. Dia menangis lagi.

' Uh, sangat menyebalkan...' gerutu Dilan dalam hatinya.

Dilan sedari tadi seperti menonton adegan drama Korea saja. Melihat istrinya memeluk Pak Andre dan Bu Arin begitu lamanya. Rasanya Dilan ingin sekali menarik paksa Khanza dan ikut pulang bersamanya. Tapi tidak dia lakukan karena Dilan masih punya tata krama.

Sementara Bu Lani dan Pak Alex hanya bisa menatap Khanza.

" Mama, papa, aku tidak mau ikut. Aku mau sama kalian saja di sini." Ucap Khanza.

Bu Arin menangkup wajah anaknya. Dia kemudian mencium anaknya berkali- kali.

" Sayang, ikutlah sama Dilan. Sekarang kamu adalah istri Dilan. Jadi, kamu harus ikut bersamanya." Kata Bu Arin.

Khanza menggeleng. " Khanza nggak mau...Hiks...hik...Khanza nggak suka dengan pernikahan ini."

Ucapan Khanza sangat mengejutkan kedua keluarga itu. Pak Alex yang meminta Khanza untuk menikah dengan Dilan merasa sedikit bersalah. Yah, dia tahu. Khanza itu masih kecil. Jadi, mana mungkin dia siap untuk menjadi seorang istri. Apalagi, Khanza itu belum mengenal betul siapa Dilan, seperti apa karakternya, sama halnya Naura. Naura yang tunangan Dilan saja belum mengenal betul seperti apa Dilan. Karena selama ini Dilan itu tidak ada di Indonesia. Tapi, dia banyak ada di luar negeri untuk melanjutkan studinya. Dan sekarang, Dilan akan menetap di Indonesia dan akan mengurus bisnis ayahnya yang ada di Jakarta.

Sekarang dia sudah punya istri, jadi dia akan tanggung jawab sepenuhnya pada istrinya. Walau, istrinya itu adalah Khanza adik dari tunangannya yang kabur. Tapi, Khanza tetaplah istri sah Dilan. Setelah itu, Entahlah akan seperti apa rumah tangga Dilan dan Khanza. Akankah Khanza akan bahagia bersama Dilan atau sebaliknya, dia akan menderita karena perasaannya.

Bu Lani mendekati anak menantunya. Dia kemudian meraih bahu Khanza dan si rangkulnya Khanza yang saat ini masih terisak.

" Sayang, ikut mama ke rumah mama yah." ajak Bu Lani. Dia pelan- pelan akan bicara pada Khanza. Dia akan membujuk Khanza suapaya Khanza mau ikut dengannya.

Khanza menatap lekat wajah mertuanya.

" Mama..."

Bu Lani langsung menangkup wajah Khanza.

" Kamu sekarang anak mama. Kamu adalah istrinya Dilan. Mama bahagia kalau kamu mau ikut tinggal dengan kami. Di rumah kami, hanya ada mama, papa, Dilan dam juga Dirga. Kamu masih bisa kuliah Khanza."

" Mama. Benarkah, Khanza masih boleh kuliah?" tanya Khanza.

" Iya. Kamu masih boleh kuliah." jawab Bu Lani.

Khanza tersenyum. Dia mencoba untuk mempercayai Bu Lani. Yang seperti Khanza lihat saat ini, Bu Lani dan Pak Alex memang orang yang sangat baik. Tapi, bagaimana dengan suaminya. Khanza melihat kalau Dilan beda dari Dirga. Dilan sepertinya cowok yang dingin, angkuh, dan wajahnya pun, tidak mempunyai tampang humoris. Wajahnya terlalu serius. Dan Khanza belum cari tahu banyak soal Dilan pada Dirga.

" Iya. Aku sudah siap ikut bersama mama. Tapi, Khanza tidak mau bawa baju banyak-banyak dulu. " Kata Khanza.

" Iya sayang. Nggak apa-apa. Yang penting kamu tinggal sama mama. Karena mama pengin sekali punya anak perempuan. Biar mama bisa punya teman ngobrol." Bu Lani tampak antusias sekali.

Khanza menatap wajah kedua orang tuanya. Pak Andre dan Bu Arin hanya mengangguk. Mereka seperti sudah melepaskan putrinya di bawa suaminya. Walau dalam hatinya itu berat, harus meninggalkan Khanza. Tapi mau bagaimana lagi, Khanza sudah menjadi menantu Pak Alex. Dan Pak Andre juga sudah janji sama Pak Alex.

Jika anaknya berhasil menikah dengan Dilan, maka Pak Alex akan membantu setiap kesulitan dalam perusahaan Pak Andre. Karena tanpa anak dan istrinya tahu, kalau perusahaan Pak Andre itu sedang terancam bangkrut. Dan Pak Alexlah yang mau menolong perusahaan Pak Andre. Tapi dengan syarat, salah satu anak gadisnya harus menikah dengan anak Pak Alex. Dan setelah menikah, gadis itu akan di boyong ke rumahnya. Itu semua karena permintaan Bu Lani yang tidak punya teman di rumah. Dan sudah dewasa Dilan belum juga punya pendamping hidup. Makanya orang tua Dilan yang turun tangan sendiri untuk memilihkan jodoh buat Gilang.

" Khanza....!" Seru Dilan yang sudah berdiri di dekat mobilnya.

Khanza menatap ke arah suaminya. Tampang suaminya membuat Khanza sedikit takut. Dia sangat berbeda dari Dirga.

" Ma, Pa, aku pergi dulu yah." Khanza berpamitan.

" iya Hati- hati Nak." Ucap Pak Andre.

Bu Lani masih merangkul menantunya. Dia kemudian menggandeng Khanza sampai masuk ke dalam mobilnya. Khanza sekarang duduk di samping Dilan di belakang. Sementara di depan ada sopir pribadi Dilan. Sementara mama dan papa Dilan semobil dengan Dirga.

Khanza melambaikan tangannya pada kedua orang tuanya sebelum mobil itu meluncur meninggalkan rumahnya. Setelah mobil itu meluncur, Khanzapun hanya bisa diam seribu bahasa. Dia dan Dilan sama-sama terdiam. Seperti orang asing yang baru bertemu. Tidak ada sapa, tidak ada canda, tidak ada tawa. Hanya ada keseriusan dari wajah Dilan. Dan sepertinya, Dilan juga tidak menyukai pernikahan ini. Karena sesungguhnya yang di cintai Dilan itu adalah Naura. Bukan Khanza.

Sedari tadi Khanza hanya bisa curi-curi pandang pada sosok lelaki yang ada di sampingnya. Dilan sedari tadi hanya menatap ponselnya dan menatap ke luar. Tidak sekalipun dia melirik Khanza. Entah dia menganggap Khanza itu ada atau tidak. Tapi, apa peduli Khanza. Kalau Dilan tidak menyukai Khanza, juga tidak apa-apa. Tidak Maslah buat Khanza. Bagi Khanza, Khanza masih bisa di izinkan beraangkat kuliah, dan bertemu teman-temannya itu sudah cukup. Asal dia tidak di kekang di rumah Dilan itu juga sudah cukup. Karena pada dasarnya Khanza itu gadis yang susah di atur dan semaunya sendiri.