Aland merasa hidupnya lebih baik. Ia berulang kali memilih lembur dari pada menghabiskan waktunya di rumah bersama ke tiga istrinya.
Sekarang dia tahu, siapa orang yang selama ini ia hina, ia lawan, ia caci maki dan ia cemooh. Orang itu ialah Gavin. Saudara yang sering kali ia hakimi secara sepihak.
Aland baru menyadari kesalahannya, namun ia masih belum paham dengan rencana Gavin. Kenapa ia menyembunyikan kesempurnaannya dan kapan Gavin akan menunjukkan diri di hadapan umum.
"Aland, buatkan aku kopi!" pinta Ralio.
"Baik, Tuan!"
Perubahan Aland membuat Ralio kagum. Ia semakin dewasa, semakin bisa memilah mana yang harus ia lakukan dengan benar dan mana yang harus ia hindari.
Ralio yang dulu ia hina saat hari pernikahan Gavin dan Guin, sekarang menjadi atasannya. Tidak ada yang membalas perbuatan Aland. Mereka, Ralio maupun Gavin memperlakukan Aland layaknya manusia biasa.
"Tuan, ini kopinya!" ucap Aland sembari menaruh secangkir kopi di atas meja.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com