webnovel

Uncommon Taste

Setelah menulis seluruh ide yang ketimbun didalam otak ini. Akhirnya aku menyelesaikan beberapa volume, tinggal eksekusi di volume terakhir ini akan ku buat seperti apa. Aku mengambil satu gelas air putih lalu meminumnya, tak lama kemudian diriku kembali mengingat perkataan Rin waktu itu.

'Tapi kurasa, waktu terkadang akan terus terulang untuk menguji kerja kerasmu.' Ia terlihat memikirkan sesuatu, namun entah kenapa.

Diriku pun memutuskan untuk keluar sejenak untuk menghirup udara segar, tak lupa diriku membawa Grimoire karena sudah lama aku tidak membacanya.

Setelah berjalan selama 10 menit kurang, aku pun duduk di salah satu kursi. Dari sana aku bisa melihat berbagai macam orang berlalu lalang, ada juga yang memperhatikan bunga taman yang indah karena dirawat dengan baik. Diriku lantas membuka buku Grimoire dan kembali membaca beberapa materi yang masih belum kumengerti.

Buku ini membuatku bisa mempelajari salah satu kekuatan yang terdengar seperti fantasi anak kecil namun sangat nyata, yaitu sihir. Dan aku memiliki bakat sihir setelah mencoba beberapa rapalan, salah satunya adalah sihir penyembuhan. Untuk sihir ofensif diriku masih belum bisa, setiap aku mencobanya kepala ku terasa sakit sekali. Daya Sihir yang kupelajari ternyata juga berkaitan dengan pengguna Esper yang kehabisan tenaga ketika menggunakan kekuatan nya secara berlebihan, aku mendapatkan informasi setelah menemani Rin untuk latihan sebelumnya.

Namun entah kenapa ada yang berbeda, tiba tiba orang orang menghilang entah kemana. Aku pun menangkap sosok misterius dalam pandangan ku mendekat. Tak lama kemudian terlihat beberapa objek yang terbang di sisi nya.

"Kau berani juga yahh membawa buku berharga itu di tempat ramai seperti ini." Objek itu adalah boneka yang terbang dikendalikan oleh sosok tersebut.

"Albert Blackburn, mungkin ini pertama kalinya kita bertemu tapi kau masih mengingat diriku ini. Penyihir Kendali antara Makhluk Hidup yait-"

"Marionette? Tentu saja aku tak akan melupakan pertunjukan mu itu di Leeds 8 bulan yang lalu itu..." Tentu saja aku tidak akan melupakan monster mengerikan ini, ia bertanggung jawab atas kematian setengah murid dari Sekolah Dasar dimana aku sering berkunjung sebagai donatur. Lalu ia memainkan tubuh anak-anak tak berdaya itu layaknya boneka dalam suatu opera kecil.

"Tidak, bukan itu tetapi Marionette The Puppeteers. Tolong ingat itu Albert."

"Ohh? Apakah pelacur seperti mu sudah paham cara menggunakan nama panggung untuk menarik pelanggan?" Setelah itu wajahnya memerah kesal dan terasa aura kelam nya yang menandakan bahwa ia ingin membunuh ku.

"MATI KAU!" dengan cepat salah satu boneka yang menggenggam tombak kecil meluncur ke arah ku bersiap menusuk.

TING!!!

Entah kenapa buku ku terbang sendiri dan menahan serangan boneka itu, lalu menangkisnya. Diriku hanya bisa terdiam melihat buku Grimoire itu ternyata hidup. Ditambah buku itu melindungi ku.

"Cat**! Kenapa kau melindungi manusia sepertinya?" Marionette terlihat protes terhadap buku tersebut, namun telinga ku tak bisa mendengar nama asli buku itu secara jelas. Apakah karena intervensi sihir yang membuat nama buku Grimoire itu terdengar samar seperti sensor televisi.

"..."

"Kau memilihnya? Apakah kau sudah gila?"

"..."

"Jangan bercanda!!! Apakah karena kejadian hampir satu abad itu kau memilihnya?!" jujur aku tak mengerti apa yang Marionette dengan Grimoire sedang bicarakan namun hal itu membuatku makin penasaran.

"Baiklah, kalau begitu kau rasakan sendiri pengkhianatan ini!!!" Marionette mengerahkan seluruh pasukan boneka nya untuk menyenangkan, namun secara mengejutkan Grimoire memunculkan lingkaran sihir didepan ku dan itu membuat Marionette terkejut bukan main.

"Apa yan-"

FWOOSH!!!

Muncul gelombang angin seperti ledakan supersonik yang membuat para boneka beserta majikan nya terhempas jauh kearah langit. Tidak kusangka diriku diselamatkan buku ini, aku sedikit bingung kenapa buku ini menyelamatkan ku namun kurasa ia ingin sesuatu dari ku.

Tak lama kemudian pandangan ku menjadi gelap gulita, tak benar benar gelap tapi seakan kesadaran ku teralihkan menuju alam bawah sadar. Aku menangkap sesosok gadis kecil tanpa busana dengan surai rambut perak seperti sebilah pedang yang diasah dengan baik serta dua pasang mata berwarna merah seperti permata ruby. Ia mendekati ku dengan cara melayang dan itu membuat ku sedikit takut.

"..." Ia tak mengucapkan sepatah kata dan terus mendekatiku, diriku hanya bisa terdiam seribu bahasa membiarkan ia terus mendekat dan.

chu~

Ia mengecup bibirku serta menatap ku sehingga pandangan kami saling terpaku satu sama lain dengan raut wajahnya tanpa ekspresi, aku perlahan merasa malu karena hal ini namun kemudian aku merasakan kekuatan yang besar mengalir menuju tubuh ku.

Setelah itu ia melepaskan ciuman nya dan terlihat tersenyum sejenak.

"Apa ya-" Disaat itulah aku mendapatkan nyali untuk membuka suara namun dalam satu kedipan suasana kembali seperti semula. Aku memandang sekitar untuk memastikan lalu dengan perlahan membuka buku Grimoire, diriku menemukan beberapa kata di halaman terbaru yang sebelumnya kosong bertuliskan.

Aku meningkatkan Daya Sihir mu, dengan ini kau bisa membela diri dari serangan Marionette atau musuh-musuh yang akan muncul suatu saat nanti ;)

Apa maksudnya ini? Serta apa-apaan dengan emotikon di bagian akhir itu?! Aku pun perlahan merasakan sesuatu dari indra pengecap ku, rasa nya tak biasa dan lebih manis dari buah leci.

Aku lantas berdiri dan memutuskan pulang menuju rumah. Satu kejadian tak biasa membuatku lelah entah kenapa, mungkin restoran Fastfood Vigilant bisa membuat rasa lelah serta lapar ini menghilang.

Dalam perjalanan aku menangkap sosok yang kukenali sebelumnya, ia adalah...

"Nona Miria?"

"A-Albert?"

Suatu kebetulan, kami pun memutuskan untuk pergi bersama menuju Fastfood Vigilant. Disana kami memesan pesanan masing-masing, setelah itu aku dan Miria saling berbincang satu sama lain.

"Nona Miria, bagaimana dengan luka anda, Apakah sudah sembuh?"

"Ini tidak apa apa, kau sendiri bagaimana kabar mu akhir-akhir ini?"

"Banyak hal yang terjadi, namun aku bisa menghadapinya tanpa ada yang perlu di khawatir kan, Berbeda dengan mu." aku menyadari ekspresi wajah nya yang terlihat merasa bersalah, entah karena ia memarahi seseorang secara berlebihan atau bagaimana.

"Ahh ini bukan apa apa, aku hanya kelelahan saja."

"Itu raut wajah orang merasa bersalah, kalau ini baru wujud orang kelelahan." aku pun menunjukkan wajah ku ini dengan jari telunjuk kepada Miria, aku seharusnya tak mengikuti urusan orang lain tetapi melihatnya membuat diriku ingin membantu.

"Bila ada masalah, cerita saja Nona Miria."

To be continued...