webnovel

Gryffindor

Keberanian, kelancangan dan kesopanan mereka yang membedakan Gryffindor.

"Mari kita mulai makan." Suara rendah Profesor Dumbledore bergema di setiap telinga aula, seketika juga muncul makanan dalam jumlah banyak di sepanjang meja siswa.

Semua siswa tahun pertama mengungkapkan wajah yang penuh dengan kekaguman, kecuali Arel yang sangat terlihat tidak pada tempatnya.

Meletakkan siku kirinya di atas meja dan menyandarkan kepalanya ke lengan yang miring, masih dengan wajah acuh terhadap sekitarnya, terlihat malas dan malas.

Arel mulai makan menggunakan lengan yang berlawanan dengan perlahan, tidak memiliki sikap kepuasan yang terpampang seperti siswa lainnya.

"Percy, siapa guru yang tengah berbincang dengan Professor Quirrel?" Suara Harry datang dengan pertanyaan kepada Percy yang sepertinya adalah prefek Gryffindor dan juga seorang Weasley, kakak Ron.

Mengikuti pandangan Harry ke deretan meja profesor, ada orang yang sangat menyambut dan sempat berbincang-bincang dengan Harry di Leaky Cauldron sebelumnya, Profesor Quirrel, profesor yang menggunakan turban ungu di kepalanya.

"Oh, itu Profesor Snape, kepala asrama Slytherin." Jawab Percy setelah melihat profesor dengan rambut hitam dan jubah hitam yang membawa suasana suram dan ekspresi muram.

"Dia mengajar apa?" Harry bertanya lagi dengan penasaran yang terlihat aneh, Arel yang melihat ini dengan jelas hanya mengabaikannya, bagaimanapun itu tidak ada kaitan dengannya.

"Ramuan." Jelas Percy, "Tapi semua tahu yang ia inginkan adalah mengajar pertahanan terhadap ilmu hitam, yang dipegang Profesor Quirrel."

Arel mendengarkan dengan tenang, sejujurnya dia tidak hanya mendengarkan Harry dan Percy, namun semua kalimat yang keluar dari mulut siswa di sekelilingnya.

Seperti contohnya, orang kedua dari Hermione Granger adalah seorang darah campuran, ayah muggle dan ibu penyihir dan namanya adalah Seamus Finnigan.

Juga, ada dua orang lagi yang datang dari keluarga Weasley, Fred dan George yang duduk bersama Ron.

Juga, seperti yang dikatakan Draco Malfoy di konflik sebelumnya, Weasley adalah keluarga yang memiliki rambut merah jahe, sepertinya itu adalah ciri khas untuk mereka.

Arel yang diam ialah seorang pendengar yang baik, ini telah menjadi kebiasaan Arel sejak lama.

Dengan mendengar, dia bisa merasakan dunia yang berbeda dari penglihatan matanya, itulah mengapa mendengar adalah seni, kalimat yang selalu ditekankan kepada Arel olehnya.

"Halo!" Teriakan kepala transparan yang muncul tiba-tiba dari bawah meja sangat mengejutkan siswa Gryffindor, "Apa kabar? Selamat datang di Gryffindor."

Hantu, jejak dari jiwa yang telah meninggal namun tertinggal di bumi, itulah yang pernah dibaca Arel di sebuah buku.

Untuk pertama kalinya melihat hantu secara langsung sangat menarik bagi Arel, dia merasakan bahwa aura yang terpancar sangat unik, ini pekat akan kematian namun terasa samar yang mungkin terurai oleh lingkungannya atau itu karena mereka hanyalah jejak jiwa yang membuatnya terbatas, entah apapun itu, itu membuat Arel melihatnya dengan seksama.

Hantu di depan Arel ini seperti pertanda untuk masuknya hantu lain ke aula, dari lantai, dinding belakang dan langit-langit, banyak dari mereka terbang melintasi aula.

"Halo, Tuan Nicholas." Sapa Percy kepada hantu yang muncul dari meja Gryffindor, "Bagaimana musim panasmu?"

"Menyebalkan." Suaranya datang dengan keluhan, "Sekali lagi permintaanku untuk bergabung dengan kelompok perburuan tanpa kepala ditolak."

'Hmm? Tanpa kepala?' Arel dibuat tertegun dengan jawaban Nicholas, melihat hantu yang pergi dengan lehernya yang masih mulus dan kepalanya yang masih utuh sangat kontras dengan perkataannya.

"Aku tahu kau." Suara Ron datang dengan pekikan bahagia, "Kau adalah Nick si kepala-hampir-putus."

"Kalau kau tak keberatan, aku lebih suka dipanggil Tuan Nicholas." Hantu tersebut berbalik menghadap Ron dan mengucapkan kalimatnya dengan tegas, sepertinya ia sangat tidak menyukai nama sebutannya.

"'Hampir' putus?" Hermione menyela dengan menekankan kata hampir, "Bagaimana mungkin kau si kepala-hampir-putus." Suara itu sepertinya sangat mengejek Tuan Nicholas.

"Seperti ini." Memegang kepalanya dan 'Kriekk', kepala itu terpisah dari lehernya, tapi tersangkut dengan sedikit sisa yang masih menyatu di ujung.

Saat itu juga, wajah setiap orang yang melihat Tuan Nicholas berubah menjadi jijik, terutama Hermione yang mempertanyakan namanya.

"Pfft." Arel yang melihat interaksi ini membuat seringai kecil di bibirnya, yang tentu saja tidak akan disadari oleh siapapun.

'Ini sangat menarik.' Itulah yang ada di pikiran Arel.

— — —

"Gryffindor, ikuti aku." Pimpin Percy melewati lorong, "Ini jalan yang paling cepat menuju ruang rekreasi."

Di ujung lorong, banyak tangga yang bersambung menuju ke atas, itu menempel di sisi dinding membentuk spiral.

Ada juga lukisan yang menghiasi dari sudut ke sudut.

"Oh, dan awasi anak tangganya." Pengingat Percy datang, "mereka suka berubah-ubah."

"Harap bergegas dan ikuti aku." Percy berjalan memimpin, "Cepatlah, ayo, ayo." Desak Percy.

Arel mengikuti Percy seraya melihat sekelilingnya, dia terpaku dengan setiap lukisan yang ada.

Mengapa? Lukisan itu bergerak.

Ya, mereka bergerak, ada lukisan wanita yang menunduk hormat seperti menyambut kedatangan para siswa, dua pasangan pria dan wanita yang berdiri berdampingan menonton siswa lewat dan bahkan ada juga yang berbicara kata-kata sambutan, "Selamat datang di Hogwarts."

Setelah dilihat-lihat, Arel sadar bahwa lukisan tersebut sepertinya memiliki kekurangan yang jelas, gerakan mereka sangat simpel atau bisa dibilang hanya berulang.

Walau demikian, Arel masih merasa takjub dengan setiap lukisan, ini sangat menghibur diri.

Berjalan hingga sampai di depan lukisan dengan wanita badan gemuk bergaun sutra merah muda, nyonya gemuk.

"Kata sandi?" Tanya nyonya gemuk.

"Caput Draconis." Suara Percy jatuh, nyonya gemuk mengulurkan tangannya dan lukisan bergerak seperti pintu, menunjukkan jalan yang tersembunyi di baliknya.

"Ikuti aku, semuanya." Pimpin Percy lagi.

Itu adalah ruangan dengan penuh warna merah tua yang cocok dengan gaya Gryffindor,

Ruangan bundar dan besar dengan kursi malas, meja, juga perapian yang memberikan kehangatan ke seluruh ruang membuatnya terasa nyaman.

Ada juga dua anak tangga menuju ke atas yang berhadapan dengan perapian, sepertinya itu adalah jalan menuju kamar laki-laki dan perempuan.

Percy berbalik dan menunggu semua siswa baru masuk, "Berkumpul di sini."

Dengan tatapan yang penuh bintang-bintang, siswa baru berjalan dengan rasa semangat tentang hal baru, ini sangat menggambarkan Gryffindor yang menyukai petualangan.

Melihat semuanya telah berkumpul, Percy membuka mulutnya.

"Selamat datang di ruang rekreasi Gryffindor." Kata-katanya yang jelas menyambut kedatangan penyihir kecil sangat bergema untuk semua mata yang melihat.