"Katakan pada ku, kenapa tiba-tiba kau memutuskan hal itu? Demi apa pun, kau bahkan tak menyukai seorang wanita, Nath!"
Sudah bisa di tebak jika Jevin akan memprotes Nathan dengan keras. Meski tak bisa secara langsung menjadi sosok pendebat saat semua orang berkumpul, namun Nathan memang sudah tak bisa lagi mengendalikan lebih saat akhirnya keluarga mereka pulang membawa kesimpulan bahagia untuk para tetua.
Remaja itu menerobos masuk ruangannya setelah sebelumnya hanya bungkam saat dalam perjalanan kembali. Rautnya bahkan sama sekali tak berubah, menatap Nathan dengan begitu tajam, gurat wajah kaku dengan denyut otot wajahnya yang nampak jelas.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com