webnovel

Gravito [Bahasa Indonesia]

Hanya seorang pemuda yang terlahir kembali di MHA dengan kekuatan Fujitora. - - [Sumber cover book diambli dari Pinterest] - -

sempiternal · Anime & Comics
Not enough ratings
6 Chs

5

Setelah selesai mengerjakan test ujian masuk. Melissa segera keluar dari ruangannya dan mencari Ren yang dari tadi sudah menyeleselesaikan ujiannya.

Hubungan mereka berdua semakin dekat semenjak kejadian di sekolah pada waktu itu. Kadang juga mereka sering melakukan belajar bareng sampai melakukan penilitian bareng di lab milik Melissa.

Setelah mencari cukup lama, akhirnya Melissa menemukan Ren di lorong yang kosong. Dia melihat Ren sedang berdiri sendirian di pojok lorong itu sambil mendengarkan musik. Melihat itu ia segera menghampirinya dan menyapa Ren.

Melihat ekspresi Ren yang seperti sedang memikirkan sesuatu membuat Melissa penasaran apa yang sedang Ren pikirkan sekarang. Dia merasa Ren seperti menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi dia tidak berusaha menanyakan hal itu, karena dia yakin Ren akan memberi tahunya cepat atau lambat.

"Are you okay?" Tanya Melissa dengan nada yang khawatir.

"I'm fine, just a little tired." Dia dari tadi sedang memikirkan bagaimana mengatasi masalah-masalah yang akan datang di masa depan.

Mendengar jawaban Ren semakin membuat Melissa khawatir.

[A/N : Tenang aja guys gw gk bakalan bikin si MC ngasi h tau kalau dirinya orang yang di renkarnasi.]

Karena melihat ekspresi Melissa yang semakin khawatir. Ren segera menyampingkan pemikirannya tersebut dan mencoba mengalihkan pembicaraan dengan cara menanyai apakah dia bisa mengerjakan ujiannya atau tidak. Ren sadar, karena dirinya lah yang membuat suasana menjadi canggung di antara mereka berdua.

"Heh. Memangnya kamu kira aku ini siapa Ren?" Jawab Melissa sambil menyilangkan tangannya, sampai menekan payudaranya yang berukuran D-cup. Ren hanya tertawa kecil mendengar jawaban Melissa.

"Kalau kamu Ren?"

Ren menatap datar gadis berambut coklat yang berada di depannya "Memangnya aku perlu menjawab pertanyaan mu itu Mel."

"Iya dehh yang sering rangking satu disekolah." Melissa hanya memutar matanya mendengar jawaban Ren.

Saat Ren masih duduk di bangku SMP, bisa di bilang dia cukup terkenal di sekolah karena ketampannya. Selain terkenal dengan wajah tampanannya dia juga terkenal karena kepintarannya. Ren selalu berada di peringkat satu sekolah dengan nilai hampir sempurna dan diikut oleh Melissa di urutan kedua.

Saat dia mengetahui tubuhnya berbeda dari manusia biasanya, dia melakukan 'eksperimen' kepada dirinya sendiri untuk membuktikan teori dia benar atau tidak. Dan setelah dia melakukan itu semua, hasil menunjukan bahwa teori dia benar, bahwa semua bagian tubuh dan organ dia jika semakin sering di latih, maka semakin kuat pula tubuh dan organ dia. Maka dari itu ia mencoba melatih otak dia dan hasil nya cukup memuasakan bagi Ren. Sekarang ia mempunyai ingatan yang hampir menyamai memory photographic. Dan untuk kekuatan fisiknya bisa dibilang di atas rata-rata manusia yang berada di dunia ini.

Setelah berbincang cukup lama, Ren berpisah dengan Melissa karena dia akan melaksanakan ujian terakhirnya. Di ujian terakhir ini sekolah akan menguji quirk mereka dan karena itulah Melissa tidak mengikuti ujian terakhir ini.

Sesampainya Ren di tempat ujian, ia melihat orang-orang sedang berkumpul di depan seorang pria yang tinggi dan langsing dengan rambut pirang panjang. Pria itu memakai headset dan kacamata yang warna lensanya berwana kuning. Seingat Ren, pria itu adalah Hizashi Yamada atau lebih di kenal Present Mic. Setelah itu Ren segera menuju kumpulan orang-orang yang sedang berdiri di depan Present Mic.

Setelah masing-masing perserta di beri nomor, Present Mic mulai berbicara dengan semangat "Baiklah, ujian tulis untuk ujian rekomendasi telah selesai!"

Ren bisa mendapatkan rekomendasi karena nama keluarganya. Sedangkan untuk Melissa, dia bisa mendapatkan rekomendasi karena kedua orang tua Ren memberi surat rekomendasi kepada dia.

"Selanjutnya adalah ujian praktik dan wawancara! Tiap kelompok ujian praktik terdiri dari enam orang. Pergilah ke tempat pelaksanaan ujian saat nomor kalian di panggil! Ujiannya adalah lomba lari sejauh tiga kilometer. Tapi ini adalah ujian yang tidak bisa kalian selesaikan hanya dengan berlari. Gunakan bakat kalian sesuka hati untuk bisa mencapai garis finishnya!" Jelasnya kepada anak-anak yang sedang berdiri di depannya.

Terlihat dari raut wajah orang-orang yang di sekitar Ren sangat tidak sabar untuk menunjukan quirk mereka. Sedangkan wajah Ren sama sekali tidak menunjukan ekspresi seperti orang-orang di sekitarannya. Dia hanya ingin cepat menyelesaikan ujian ini dan segera pulang. Dan juga setelah dia melihat rintangan yang telah disediakan oleh sekolah sangat tidak menarik perhatiannya karena rintangan ini tidak seberapa jika di bandingkan yang di buat ayahnya.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya nama dia di panggil. Selama menunggu dia hanya menghabiskan waktunya menonton pertandingan perserta ujian lainnya ia juga menonton pertandingan Todorki dan Inasa. Ren hanya tertawa melihat karakter 'sasuke' Boku no Hero yang tidak lain adalah Todorki Shoto, menurut Ren yang membuat mereka mirip adalah sifat emosional mereka berdua. Untungnya Todorki lambat laun sifat dia akan berubah.

Pada ujian praktek ini dia sama sekali tidak menggunakan quirknya, dia hanya mengandalkan kekuatan fisiknya dan melepas sebagian beban pada tubuhnya. Dia sekarang sudah cukup kuat untuk menahan beban sekitar 1,5 ton. Setelah melepas sebagian beban yang selama ini dia bawa, dia merasa badan dia sangat ringan sekali. Dan setelah itu ia mengerjakan ujian prakteknya.

————————————————————

"Ahhh akhirnya selesai juga." Gumam Ren. Dia sangat tidak sabar untuk pulang ke rumahnya dan kembali ke tempat tidurnya.

Sesudah menyelesaikan interview, Ren segera menuju pintu keluar. Dia melihat Melissa sudah menunggu dia di pintu keluar. Ia segera menghampri Melissa karena tidak ingin membuat Melissa menunggu lebih lama lagi.

Saat Ren sampai di depan Melissa, dia langsung di hujani banyak pertanyaan olehnya. Inilah sifat Melissa yang sering membuat dirinya capek. Ren hanya menghela napasnya dan menggelengkan kepalanya lalu ia menjawab satu persatu pertanyaan Melissa sambil berjalan menuju mobil.

———————————————————

"Bagaimana Ren apakah sepatu itu pas di kaki mu?" Tanya Melissa sambil melihat Ren yang sedang mencoba sepatu barunya.

Saat ini mereka berdua sedang berada di lab. Lab ini adalah hadiah ulang tahun dari orang tua Ren untuk Melissa karena mereka mengetahui Melissa mempunyai bakat seperti ayahnya.

"Pas kok Mel." Jawabnya, lalu Ren mengalihkan pandangannya dari sepatu barunya menuju gadis yang sedang berada di sampingnya, lalu ia menanyai gadis tersebut "Jadi ini yang membuat mu akhir-akhir ini sering begadang di lab?".

"Heheheh.... Iya." Ucap Melissa dengan senyum yang canggung sambil menggosok bagian belakang kepalanya.

Ren hanya menatap datar Melissa lalu berkata "Lain kali jangan sering begadang Mel... Ingat kesehatan mu juga."

"Iya iya maaf."

Ia kembali menatap sepatu barunya. Sepatu ini bisa di bilang mirip seperti sepatu basket. Berwana putih polos dan untuk bagian sol sepatunya berwarna hijau tua. Yang membedakan sepatu ini dari sepatu basket lainnya adalah bagian talinya. Sepatu ini tidak menggunakan tali melainkan menggunakan velcro untuk mengeratkannya.

Melissa memberi tahu dia bahwa sepatu yang di pakai sekarang memiliki dua mode. Jika sol sepatu ini berwarna hijau maka sepatu ini dalam mode pertama nya, dan jika sol sepatu ini berwarna biru maka sepatu ini dalam mode kedua. Mode pertama cocok di gunakan dalam keadaan santai sedangkan mode kedua ini di khususkan di gunakan saat berolahraga atau dalam pertarungan. Cara mengganti dari mode satu ke dua atau sebaliknya hanya dengan menghentakan kakinya dua kali ke tanah. Dan setelah itu warna sol sepatu tersebut berubah sesuai dengan mode apa yang di inginkan sang pengguna.

"Tapi makasih loh Mel buat kadonya." Ucap Ren sambil memberi senyuman yang sangat manis sampai-sampai membuat wajah Melissa memerah melihat senyuman itu.

Melissa berusaha menyembunyikan wajahnya yang sedang memerah dengan menundukan kepalanya, lalu ia berkata "Ahh... iya Ren sama-sama." dengan nada yang pelan tapi cukup terdengar oleh Ren.

Walaupun Melissa sudah berusaha menyembunyikan wajahnya, Ren masih tetap bisa melihat wajahnya yang sedang memerah. Ren tidak bodoh seperti karakter-karakter protagonist yang melihat wajah heroinenya sedang memerah lalu berkata 'Kenapa wajah mu memerah? Apakah kamu sedang demam?' Reaksi Ren hanya 'Tai.' Melihat karakter seperti itu. Dan walaupun Ren di kehidupan yang sebelumnya tidak mempunyai banyak pengalaman dalam hal percintaan, dia masih peka jika terjadi sesuatu seperti ini. Tapi untuk sekarang dia belum akan ke tahapan selajutnya, karena masih ada beberapa hal yang harus dia lakukan terlebih dulu dan dia juga merasa belum menemukan waktu yang tepat untuk menyatakan cintanya.

"Sepertinya aku harus mengasih kado yang lebih bagus daripada ini, soalnya jika di bandingkan dengan kado yang aku kasih saat ulang tahun mu tidak sebanding dengan kado yang kamu berikan sekarang kepadaku."

"Enggak kok, gak usah Ren lagipula aku suka kok sama kado yang kamu berikan ini." Ucap Melissa sambil tersenyum-tersenyum melihat gelang yang berada di pergelangan tangannya. Gelang ini merupakan hadiah ulang tahun dari Ren. Walaupun hanya mendapatkan ini dia terlihat sangat senang dan yang membuat dia semakin senang adalah Ren juga memakai gelang ini di pergelangan tangannya seperti menandakan mereka berdua ada sepasang kekasih.

Mereka tidak melanjutkan pembicaraan mereka lagi karena waktu sudah menunjukan waktunya makan malam. Jika mereka telat datang saat makan malam, Ibu Ren pasti akan memarahi mereka berdua maka dari itu mereka segera bergegas keluar dari lab dan menuju meja makan.

—————————————————

Rutinitas Ren selama 4 bulan ini sama seperti biasanya, dari pagi hari hingga siang ia akan latihan fisik, teknik haki dan pedangnya. Tetapi latihan kali ini Ren tidak di temani ayahnya karena akhir-akhir ini ayahnya sedang sibuk mengurus perkerjaannya. Jadinya dia hanya latihan mandiri dan menurut dia lebih nyaman latihan sendirian jika di bandingkan latihan bersama ayahnya, hanya satu kata yang dapat mendiskripsikan latihan bersama ayahnya yaitu 'penyiksaan'. Di sore dan malam harinya adalah waktu kosong dia, biasanya dia isi dengan membantu Melissa di labnya, tidur, mendengarkan lagu atau bermain musik di kamarnya.

Ren adalah type swordsmen yang mengandalkan kekuatan seperti Roronoa Zoro. Walaupun begitu, Ren juga tetap melatih kecepatan dan kelincahannya karena dia ingin seperti Dracula Mihawk yang mempunyai type perfect balance, yang tidak hanya mengandalkan kekuatan tapi ia juga mengandalkan kecepatan dan kelincahannya.

Dan sekarang dia sudah bisa menciptakan tekanan kuat dalam bentuk bilah udara terkompresi, yang memungkinkan dia memotong dari jarak jauh. Teknik ini dikenal sebagai tobu zangeki di dalam anime One Piece. Tobu zangeki yang dia keluarkan mampu mencapai 2 Km dan mempunyai tinggi 10 M.

Ya segini aj dulu chapter kali ini.

masih bingung soalnya gw mau lanjutinnya gimn.

kalau mau liat gambar sepatunya lo bisa liat di wattpad.

oke bye

sempiternalcreators' thoughts