webnovel

Gravito [Bahasa Indonesia]

Hanya seorang pemuda yang terlahir kembali di MHA dengan kekuatan Fujitora. - - [Sumber cover book diambli dari Pinterest] - -

sempiternal · Anime & Comics
Not enough ratings
6 Chs

4

(POV 3)

"Ren." Panggil Ibunya "Apakah kamu sudah siap untuk ujian besok?"

"Kalau ujiannya malem ini juga, aku juga sudah siap kok." Jawabnya dengan nada yang malas.

Dia sebenernya terpaksa untuk masuk ke sekolah pahlawan tapi yaaa… mau bagaimana lagi. Kalau dia ingin jadi penerus ayahnya, mau tidak mau dia harus masuk sekolah pahlawan karena syarat untuk menjadi ketua klan dia harus mempunyai sertifikat pahlawan.

Takeda hanya tertawa kecil mendengar jawaban Ren sedangkan Shizuka merasa kasian dengan anaknya, karena dia sudah menanggung tanggung jawab yang begitu besar di umurnya yang masih begitu muda.

"Ohh baguslah kalau begitu." Ucap Shizuka dengan nada yang lembut, lalu ia menatap perempuan berambut coklat yang sedang duduk di samping anaknya "Kalau kamu bagaimana Melissa?"

Melissa yang sedang asik makan hanya mengacungkan jempolnya lalu berkata "Tenang saja Bibi, aku juga sudah siap kok." Dengan nada yang begitu percaya diri. Lalu ia melanjutkan makan malamnya lagi dengan begitu lahap.

"Yasudah karena kalian besok akan ujian, lebih baik tidur lebih awal agar besok kalian bisa mengerjakan ujiannya dengan maksimal."

Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi dan mereka semua melanjutkan makan malam mereka lagi.

Saat Ren ingin beranjak dari kursinya "Ren kamu di sini dulu ada hal penting yang ingin ayah bicarakan." Perintah ayahnya.

Mendengar itu Ren duduk kembali di kursinya sedangkan Shizuka dan Melissa segera meninggalkan mereka berdua di meja makan.

"Iya kenapa ya yah?"

"Ikut ayah ke dojo." Ucap Takeda dan ia segera berdiri dari kursinya meninggalkan Rentaro yang masih bingung apa yang akan ayahnya lakukan terhadap dirinya lagi.

"Yah kalau mau nge 'test' aku lagi, mendingan jangan sekarang soalnya aku lagi enggak mood." Keluh Ren dengan nada yang kesal. Dia sudah muak dengan 'test' dari ayahnya, semenjak dia melakukan 'test' pertamanya. Ayahnya menjadi sering memberi 'test' ke dia. Dari mulai berduel dengan bawahan ayahnya tanpa menggunakan quirk sampai di suruh bertahan hidup di alam liar dan masih banyak lagi 'test'-'test' yang lainnya.

Dan karena 'test' ini juga lah yang merusak pola tidur Ren dan membuat dia sering tertidur di saat jam pelajaran.

Takeda hanya tertawa mendengar ucapan anaknya "HAHAHAHA tenang saja Ren, kali ini ayahmu tidak akan menyuruh mu melakukan hal yang aneh. Kali ini ayah akan memberi mu hadiah."

"Hadiah?"

"Sudahlah jangan banyak bicara Ren. Ikuti saja perintah ayahmu."

Di saat dalam perjalanan menuju dojo Takeda berkata kepada anaknya "Karena kamu akan memasuki sekolah pahlawan ayah akan memberi mu hadiah."

"Masuk aja belum udah di kasih hadiah aja." Ucap Ren sambil menatap aneh ayahnya.

"Ayah tahu, sebenernya kamu tidak ada niat untuk masuk sekolah itu, tapi ayah percaya besok kamu pasti akan di terima di sekolah itu."

"Heh." Ren hanya tersenyum kecut mendengar ucapan ayahnya.

Sesampainya mereka di dojo, ayahnya membawa dia ke sebuah ruangan yang berada di dalam dojo. Di setiap sudut ruangan itu di penuhi oleh berbagai macam senjata.

Walaupun Ren sudah beberapa kali masuk kesini tetap saja dia masih terkagum-kagum dengan ruangan ini. Bisa di bilang ruangan ini cukup besar. Di kanan kirinya terpajang banyak macam senjata dari mulai Katana, Ōdachi, Greatsword, Naginta dan masih banyak lagi. Di bawah setiap senjata terdapat sebuah papan yang bertuliskan nama pemegang senjata tersebut. Senjata yang berada di ruangan ini bisa di bilang barang antik walaupun begitu senjata-senjata ini masih di rawat baik oleh ayahnya.

Hampir semua senjata yang berada di ruangan ini di pakai oleh para pimpinan klan terdahulu.

"Dan hadiahnya itu adalah ayah akan mengijinkan kamu mengambil salah satu senjata yang berada di ruangan ini."

Mendengar itu Ren terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa. Takeda tertawa kecil melihat ekspresi anaknya. Dia seperti anak kecil yang di ijinkan oleh orang tuanya bebas untuk memilih mainan apa yang dia inginkan. Di antara semua senjata yang berada di dalam ruangan ini hanya satu saja yang menarik perhatiannya dan letak senjata itu tepat berada di pojok kanan ruangan ini. Dengan segera Ren menuju tempat senjata itu.

Sebelum dia mengambil senjata itu ia memperhatikan bentuk senjata tersebut. Senjata yang akan dia ambil adalah dual katana yang panjangnya sekitar 75-80 cm. Katana ini berbeda dari katana yang biasanya, tsuka dan sarung pedangnya hanya balutan perban berwana putih. Dan yang membuat Ren semakin tertarik dengan katana ini adalah bilahnya yang bergerigi-grigi. Sesudah itu ia segera mengambil katana itu dan membawanya ke ayahnya.

Takeda mengakat alisnya melihat pedang yang di pilih oleh anaknya "Apakah kamu yakin akan memilih katana itu? Bukannya masih banyak katana yang lebih bagus daripada katana yang kamu bawa itu?"

"Memang benar masih ada yang lebih bagus dari pada katana yang aku pilih ini. Tapi menurut ku, semua katana yang ada di ruangan ini sama saja yang membuat mereka berbeda hanya bentuk tsuba, warna bilah atau warna tsuka mereka sedangkan katana yang aku pilih ini mempunyai bilah yang beda dari yang lainnya, tidak mempunyai tsuba, tsuka dan sarung pedangnya hanya dari balutan perban."

[A/N : Tsuka adalah nama gagang pedang katana.]

Alasan lain Ren mengambil katana ini selain bentuknya yang unik adalah katana ini mirip seperti yang di miliki oleh Inosuke. Dan menurut dia katana ini lebih badass dari pada yang lainnya.Sesudah itu Takeda menyuruh anaknya segera kembali ke kamarnya.

Shizuka dan Melissa sedang menunggu Ren depan pintu kamarnya. Shizuka sangat khawatir dengan anaknya, setiap Ren selseai mengerjakan 'test' dari ayahnya biasanya tubuhnya di penuh oleh memar-memar. Karena itulah yang membuat Shizuka sangat khawatir sekarang

Saat Shizuka dan Melissa melihat Ren sudah kembali, mereka berdua segera menghampiri Ren.

"Apakah kamu baik-baik saja Ren?" Tanya Shizuka dengan nada yang khawatir sambil mengecek tubuh anaknya. Selama ini Shizuka sudah mencari banyak cara untuk menghentikan tradisi ini, tapi sayang dia tidak bisa berbuat apa-apa karena tradisi ini sudah dilakukan sejak lama di keluarga ini. Shizuka hanya bisa menangis melihat anaknya yang hampir tiap hari di 'siksa' secara mental dan fisik.

"Tenang saja Bu dan Melissa. Aku baik-baik saja kok." Jawab Ren sambil menenangkan mereka berdua. Dia merasa tidak tega melihat mereka.

"Terus tadi apa yang kalian bicarakan?" Kali ini Melissa yang menanyai dirinya.

"Tadi ayah menginzinkan ku untuk mengambil senjata yang aku inginkan yang berada di ruangan senjata dan akhirnya aku memilih katana ini." Jawab Ren sambil memperlihatkan katana yang dia ambil tadi.

Shizuka dan Melissa merasa aneh melihat katana yang di pilih oleh Ren. Mereka berdua bingung kenapa Ren memilih katana itu. Mereka menyampingkan pemikiran mereka tersebut karena waktu sudah larut malam dan besok Ren dan Melissa akan melakukan ujian masuk sekolah.

_____________________________________

Keesokan harinya, terlihat seorang pemuda dengan wajah yang feminin sedang berkaca di depan cermin kamar mandinya.

Siapa lagi pemuda ini kalau bukan Rentaro Satomi. Pemeran utama kita.

"Damnnn, kenapa aku ganteng banget yaa...." Gumam Ren sambil memegang pipinya.

"Ahhh kenapa aku jadi begini sih!!" Ucapnya dengan kesal "Sadar Ren! Sadar!" Sambil menepuk kedua pipinya dengan kencang.

Dia mempunyai rambut hitam legam yang panjangnya mencapai pundaknya. Ren sadar kalau dia mempunyai wajah seperti Inosuke tapi yang membedakan dia adalah bagian ujung rambut dia tidak memudar menjadi warna biru tua melainkan memudar menjadi biru muda. Dan dia sengaja tidak mencukur rambutnya menjadi pendek, menurutnya wajah Inosuke tidak akan sempurna tanpa rambut panjang.

Setelah selesai mandi dia segera memakai pakaian yang rapih dan turun kebawah menuju meja makan. Di meja makan terlihat Melissa sedang asik memakan sarapannya.

Melihat Ren sudah datang ke meja makan ia segera menyapanya "Selamat pagi Ren~"

"Pagi." Jawab Ren dengan nada yang datar lalu dia duduk di sebelah Melissa dan langsung memakan makanan yang sudah disiapkan untuk dirinya.

Sesudah sarapan, mereka berdua segera menuju mobil yang sudah menunggu mereka di pintu luar.

_________________________________

Sesampainya dia depan gerbang sekolah walaupun Ren sudah lama hidup di dunia ini tapi tetap saja dia masih tidak menyangka dia akan sekolah disini. Karena sebelumnya dia hanya bisa melihat gerbang ini dari layar laptopnya tapi kali ini dia bisa melihatnya secara langsung. Dia sangat bersyukur dia memilih BNHA. Waktu itu sempat terbesit di pikirannya akan memilih anime Tokyo Ghoul tapi untung saja ia tidak jadi memilih anime itu, ia tidak bisa membayangkan kalau dia akan hidup di dunia seperti itu. Karena menurut dia, anime BNHA lebih family friendly dibandingkan dengan anime Tokyo Ghoul.

"Ren. Ren. Ayo kita masuk nanti kita bisa telat kalau tidak masuk sekarang." Ucap Melissa, membangunkan Ren dari lamunannya.

"Ah iya iya. Ayo Mel."

•••••••••••••••••••••••••••••••••

Ya jadi ini chapter terbarunya.

Jadi selain gw sibuk di RL, gw juga sibuk buat benerin cara penulisan gw. Ya lo bisa bedain lah tulisan gw agak beda dari chapter sebelumnya.

Bisa di bilang gw naik tingkat lah dari newbie ke newbie 2.0

Oh ya ini gk ada yang mau nge review novel gw apa?

kalau mau review tolong jujur ya soalnya biar gw bisa memperbaiki tulisan gw.

jangan lupa komen ama kasih rating. gw nerima kritik dan saran kok azq.

oh ya menurut lo semua gimn klo gw bikin baju superheronya kayak di cover buku ini?

yaudah dah segini aja dlu bye.

sempiternalcreators' thoughts