webnovel

Pura-pura Hamil

Sora langsung balik badan, memasang punggungnya saat Daniel datang. Namun bukan Daniel kalau tidak bisa membuat Sora menatapnya. Sora terkejut lelaki tampan itu tiba-tiba  di depan mata. Sontak saja tubuhnya oleng  mengakibatkan heels yang dipakai tergelincir. Saat itulah Sora bisa melihat bintang-bintang bertaburan menghiasi langit malam. Tubuhnya siap menghantam aspal untungnya Daniel seorang agen handal  tidak membiarkan Sora jatuh.

Ups!

Sora melongo akhirnya dia jatuh dipangkuan Daniel. Lelaki tersebut menatapnya.

"Penampilan seperti ini bisa mengundang banyak penjahat," ucap Daniel menajam menatap penampilan Sora begitu menggiurkan.

"Kek-kenapa kamu jadi supir taxi?" balasannya  tidak sesuai yang dipertanyakan Daniel.

Sebelum melangsungkan percakapan ketahap selanjutnya Daniel menegakan tubuh Sora seperti sedia kala.

"Ini pekerjaan sampingan. Sekarang gantian aku yang bertanya. Ada apa dengan penampilanmu malam ini? Mau ketempat istimewa?" terka Daniel masih menatap penampilan Sora dari atas rambut sampai ujung kaki. Tatapannya membuat Sora salah tingkah. Siapa sih tidak berdebar ditatap si pemilik senyum dimples.

"Itu bukan urusanmu! Pergilah! Aku tidak mau naik mobilmu!" ucap Sora angkuh. Padahal semua demi menjaga perasaannya  tak karuan.

"Jawab saja pertanyaanku, Sora! Kamu sudah lupa? Aku pernah meminta kamu berhati-hati."

"Ya ampun kamu kenapa sih? Kita memang pernah jadi pacar semalam tetapi tidak sekarang. Waktuku tidak banyak maka dari itu jangan menghalangi jalanku!" Sora tidak ingin berlama-lama, melangkah hendak mencari taxi lain, tapi Daniel mencegahnya.

"Apa yang kamu rencanakan? Jika dalam bahaya aku bisa gila!"

Deg!

"Perasaan apa ini? Mengapa ucapan itu membuat aku bahagia," jerit Sora dihati.

"Jangan berlebihan! Kamu bukan orang yang gampang gila karena wanita sepertiku!" Sora berdecak, tentu saja hatinya berkata lain. Namun kebahagiaannya harus diakhiri karena waktu mendesaknya. Bisa-bisa gagal rencana balas dendam jika lelaki tampan ini sampai tahu.

"Sudah, aku pergi!" Sora melangkah lagi, sebelumnya Daniel sudah antisipasi tidak akan membiarkan Sora pergi.

Daniel Kim sengaja memeluk Sora dari belakang tentunya perlakuan itu membuat lutut Sora melemas, dalam sekejap pikirannya blank.

"Sadarlah Sora! Kamu harus balas dendam!" jerit Sora dalam hatinya.

"Tolong jangan pergi kemana-mana. Tetaplah di sisiku!" pinta Daniel memohon layaknya pasangan dimabuk cinta.

"Lepaskan aku!" Sora menggoyang-goyangkan tubuhnya. Bukannya lepas malah semakin erat.

"Astaga. Apa  harus aku lakukan? Jangan sampai lelaki ini membuat aku goyah."

"Tidak-tidak. Rencanaku harus sukses. Kumohon maafkan aku terpaksa melakukan ini."

Sora terus bicara dalam hati. Ungkapan itu tidak bisa  ditunjukan pada Daniel. Sora menghitung mundur. Tepat hitungan ke satu sebelah kakinya sengaja menendang junior kesayangan Daniel yang setia bersembunyi dalam sangkar emas.

Dhuk!

Akh! Daniel sempoyongan. Tentu saja pelukannya lepas

"Hei! Kamu menendang kesayanganku!" Pekik Daniel repleks menangkup junior kesayangannya itu.

"Maafkan aku! Setelah selesai aku bertanggungjawab. Sekali lagi maaf!" teriak Sora berlari cepat  menjauhi Daniel.

"Kamu ... Akh! Astaga sepertinya kesayanganku lecet." Daniel memekik ingin membalas perbuatan wanita itu tetapi tidak kuasa menahan sakit yang mendera.

Sora  menyetop taxi sangat kebetulan melintas. Bergegas masuk agar sampai ke tempat yang dituju.

Yess!

Pada akhirnya Sora berhasil lolos dari pengamatan si abang pipi bolong itu. Sekarang tinggal menyusun skenario. Ya, Sora akan membuat Jerry ditendang  calon mertuanya. Demi apapun rencana ini harus sukses agar perasaannya terbalaskan.

Untuk sementara Sora menikmati udara malam yang bertabur bintang. Tiba-tiba saja hatinya berbunga sejak lelaki dari negri ginseng itu memenuhi harinya. Tanpa sadar senyum manis menghiasi bibirnya. Sora merasa harinya penuh warna. Tidak terasa taxi yang membawanya berhenti tepat di depan pagar besi menjulang tinggi.

Setelah membayar ongkos taxi dia melangkah. Menatap gedung tinggi nan mewah.  Hiasan lampu berkerlip. Hotel World prak pesta meriah itu diadakan.

Hotel world park itu memang didirikan oleh MG grup. Siapa sangka pengacau cantik ini akan membuat pemilik hotel mati karena kesal. Yup' Sora berjalan cepat menuju tempat tersebut, beberapa manusia berpenampilan tidak jauh darinya berhamburan masuk. Kali ini dia harus percaya dengan penampilan barunya, tidak ada orang yang tahu, perempuan seperti apa dia.

Seperti dugaan pesta orang kaya memang santai. Alunan piano menggema seluruh ruangan megah itu. Perayaan  dimeriahkan oleh sekumpulan grup music, juga penyanyi cantik, entah kenapa dia tidak mengenalnya. Mungkin penyanyi langganan orang kaya di klub, atau mungkin Sora tidak mengikuti zaman.

Sebelum melancarkan aksi, dia  terlebih dahulu menikmati hidangan yang sudah tersedia. Begini nih senangnya datang ke pesta orang kaya hidangannya bermacam-macam, tentu saja enak walaupun tidak membuat cacing diperut Sora kenyang. Tetap saja dia bahagia karena makanannya beraneka ragam. Dia banyak memilih dalam satu wadah hingga makanan itu menumpuk bagai gunung anak Krakatau.

Sora bersembunyi di pojokan, tidak ingin kehadirannya diketahui Jerry sebelum aktingnya dimulai. Menikmati makanan enak diiringi grup music yang tidak dikenal ternyata cukup nyaman juga.

Tanpa sadar kepala, dan bahunya bergoyang mengikuti irama. Sora cekikikan sendiri, tentu  tawanya mengundang mata yang menatapnya. Tidak ingin menimbulkan kesan wanita tidak waras, Sora membenahi semua makanannya hingga berpindah semua ke dalam perut.

"Kenyangnya."

Meletakan piring dan gelas yang sudah tak kosong di atas meja. sora mulai berjalan mencari target yang akan menjadi pelampiasan.

Beberapa tamu undangan mulai fokus saat MC, atau pembawa acara mengumumkan kedatangan putri MG grup dan calon suaminya--Jerry.

Tuan rumah, penyelanggara pesta tentu saja terlihat bahagia melihat putrinya--Yolanda berjalan bergandengan tangan dengan lelaki yang dicintai.

Senyum kebahagiaan menghias wajah mereka, kala riuh tepuk tangan memberikan ucapan selamat atas suksesnya cinta, dan pekerjaan.

Di pojokan sana Sora berdecak menonton sandiwara yang diperankan Jerry.

"Oke, mari kita lihat sebahagia apa kalian."

Sebelum acara pokok dimulai, Mr. Yohan dan istrinya--Juliana memberi sambutan sekaligus mengucap syukur atas karunia  yang diberikan Tuhan, karena sudah memberikan putri kesayangannya calon suami yang baik, tampan juga pintar.

Di tengah ucapan syukur itu tiba-tiba saja Sora datang tergopoh menghampiri Jerry. Bukan mendekat seperti biasanya, kali ini mendekati dengan segudang rencana dikepalanya.

"Jerry! Aku mohon jangan tinggalkan aku dan juga anakmu!" pekik Sora histeris, menempelkan dirinya di lengan Jerri.

Tentu saja semua tamu undangan yang hadir termasuk Yolanda terhenyak seketika. Apalagi Mr. Yohan dan Mrs. Juliana terperangah kaget ketika wanita tak dikenal berkata demikian.

"Jaga ucapan kamu, Sora?" Jerry tidak bisa berdiam diri mendengar omong kosong mantan wanitanya itu.

Dalam diam Sora tersenyum kecil, hanya Jerry yang melihat senyum kemenangan itu.

"Sayangku Jerry! Aku mengandung anak kamu! Tolong jangan menikahi wanita ini! Aku mohon sayang!" ucap Sora. Skenario yang dia susun ternyata berhasil mengacaukan semuanya.

"Sora! Jangan macam-macam ya! Aku tidak tahu yang kamu bicarakan? Tolong pergilah dari sini!" Jerry menepis tangan Sora tentu saja Sora terjatuh di dekat kakinya.

"Aw! Perutku!" Kali ini Sora menekan perut ratanya. Untuk membuktikan kesakitan karena kehamilannya.

Tentu saja semua tamu yang hadir berbisik mengatai Jerry lelaki yang kejam, tidak bertanggungjawab dan sebagainya.

Mendadak kepala Yolanda berdenyut karena kekacauan yang sengaja oleh Sora.