webnovel

Gagalnya pengangkatan wakil direktur

Yolanda dan Jerry dibuat frustasi oleh kegilaan yang disebabkan Sora di tengah pestanya. Penuh kekecewaan Mr. Yohan beserta istrinya meninggalkan pesta tersebut. Beberapa lelaki berjas hitam lengkap dasi, tanpa permisi memegang dua tangan Sora, menyerat ke luar. Sekalipun Sora memekik tak karuan. Tentu saja Yolanda yang memerintahkan orangnya untuk mengeluarkan Sora si pembuat onar.

"Lepaskan aku! Kalian siapa? Lepas!!" Sora berusaha menendang-nendang, bukannya lepas dua kakinya malah terangkat ke udara.

Sora dikeluarkan layaknya gembel oleh lelaki-lelaki itu. Bokongnya terhantuk membuatnya meringis karena nyeri.

"Hei! Kenapa kalian kasar pada wanita! Kalian tidak tahu siapa aku!"

"Aku tahu siapa kamu! Kamu hanya wanita gila yang mengacaukan pestaku!" ucap Yolanda datang dibalik punggung-punggung bodyguardnya.

Sora terkekeh kecil, lantas berdiri tegak setelah sakit-sakitan.

"Aku datang menyelamatkan kamu dari lelaki brengsek seperti Jerry! Kamu akan berterimakasih setelah ini!" balas Sora tak kalah memekik.

Kali ini Yolanda terbahak mendengar celotehan tersebut.

"Tidak salah? Justru perbuatan kamu merugikan aku! Dasar perempuan murahan!" maki Yolanda dengan wajah mengeras.

Yolanda melangkah maju mendekati Sora. Sebelah tangannya siap melayang hendak menampar, tetapi sebelum tamparan itu terjadi pada Sora. Jerry datang tergopoh.

"Sora!!"

Kedatangan Jerry bersamaan wajah garangnya membuat fokus Yolanda teralihkan begitu juga Sora.

"Si brengsek datang," lirih Sora dalam hati.

Jerry menajam memerhatikan Sora tepat di depan matanya. Ya Sora bisa tahu tatapan mata elang itu menunjukan kekesalan atas kebencian yang sudah ia perbuat. Tetapi Sora tidak pernah menyesal sudah menjatuhkan mantannya itu. Apapun resikonya sanggup ia hadapi sekalipun nyawa taruhan.

Alih-alih memaki rupanya Jerry bermain kasar pada perempuan. Sengaja mendorong bahu Sora hingga terdorong cukup jauh. Sora kewalahan menjaga keseimbangan hingga  dirinya terjungkal, namun sesuatu tidak terduga telah terjadi saat ini.

Sora memang jatuh, tetapi bukan jatuh kesakitan di aspal, tubuhnya setengah berdiri dengan nyaman dipelukan Daniel Kim.

Ya, Daniel datang diwaktu yang tepat, disaat Sora sangat membutuhkan pembelaan.

"Kamu baik-baik saja, Sora?" tanya Daniel bersamaan raut wajah tenang, dan pastinya masih tetap tampan.

"Oh, aku tidak apa-apa. Tolong posisikan aku seperti semula," pinta Sora menahan napas melihat pemandangan indah itu lagi.

Setiap kali berpapasan dengan wajah tampan ini, jantung Sora mendadak tidak normal. Sepertinya sudah jatuh cinta pada Daniel. Tapi sayang tidak sadar dengan perasaannya itu. Ia hanya tahu debaran datang setiap saat.

"Kamu datang tepat waktu. Hei! Awasi wanita ini! Dia sudah membuat kekacauan besar di tengah pesta! Jika keadaan ini tidak bisa dikembalikan, maka dia harus merasakan akibatnya!" ucap Jerry tegas, rahangnya mengeras satu persatu, untaian demi untaian kasar tersampaikan.

"Apa maksudmu? Merasakan akibatnya? Bukannya kamu lebih pantas merasakan itu? Hei seharusnya kamu sadar kemarin berlutut meminta Sora kembali. Sekarang bertingkah seolah kamu korbannya. Menggelikan." Daniel menertawakan ucapan Jerry barusan.

Sora mengulum senyum. Semua perkataannya sudah terwakilkan oleh Daniel. Namun ucapan itu rupanya membuat Yolanda emosi.

"Jadi kekasihku menginginkan Sora kembali? Mengapa? Bagaimana dia melakukan itu di belakangku?" Yolanda kecewa, terlihat kulit wajahnya pucat pasi.

"Biar aku jelaskan Yolanda!" Jerry menggenggam tangan wanitanya namun segera ditepis.

"Aku tidak butuh penjelasan darimu! Teganya kamu, Jerry!" Buliran bening meremang di kelopak mata indah itu. Bertahan sementara namun tetap saja jatuh di pipi.

"Sudah aku katakan barusan. Aku mengacau karena ingin membantu kamu. Si brengsek ini hanya memanfaatkan kamu saja! Yolanda, kamu perempuan cerdas dan cantik, pintar-pintar lah memilih pasangan." Sora mengulang penjelasan sebelumnya.

"Aku kecewa, sangat kecewa dengan sikapmu, Jerry." Yolanda menyeka air mata yang menunjukan sakit hati dan kecewanya

"Yolanda! Tolong jangan seperti ini? Tatap mataku sayang!" Jerry berusaha meyakinkan.

Yolanda tidak perduli, rupanya memilih pergi meninggalkan semuanya.

"Yolanda! Kembalilah! Yolanda!!" Pekik Jerry berusaha mengejar tatapi wanita itu sudah berlari cukup jauh. Jerry mengatur napas yang tersenggal, berdiri menatap kosong.

"Semuanya sudah selesai. Baiklah aku harus pergi sebelum si brengsek itu sadar." Sora meraih tangan Daniel lantas menariknya pergi. Hanya Jerry yang masih mematung di tempat semula tanpa melakukan apapun.

Daniel tidak protes saat Sora membawanya. Dia mengikuti kemana langkah kecil itu.

Sora terus membawa Daniel jauh dari  tempat sebelumnya. Mereka berakhir di sebuah kafe yang kebetulan masih ramai dimalam hari.

Sora terduduk lemas mengatur napas sesak akibat setengah berlari. Butiran keringat memenuhi dahi sebagian mengalir melewati pipi dan rahangnya.

"Astaga tenggorokanku kering."

"Ini es kopi pesananmu."

Daniel datang membawa dua es kopi americano. Ia letakan di depan Sora.

"Terima kasih," ucap Sora. Tanpa pikir meraih gelas es kopi itu menikmatinya tanpa memakai sedotan.

Es kopi tersebut menyisakan beberapa kerikil bening yang membeku di dalamnya. 

"Apa yang kamu lakukan di pesta orang itu? Sehingga dilempar ke luar oleh penjaga keamanan. Untungnya mereka tidak menyekap mu di gudang kosong." ucap Daniel, menyampaikan kenyataan yang sering ia temui sebagai agen rahasia.

"Ucapanmu mengerikan sekali. Kamu tahu aku diusir. Tapi mengapa diam saja?" Sora merenggut sebal.

"Aku hanya ingin tahu, apa mereka berani mencelakai perempuan. Tetapi sepertinya tuan besarnya sangat berhati-hati. Yolanda bisa saja mengurung kamu, dengan bantuan para bodyguardnya," papar Daniel tegas.

"Oh ya ampun ... Mungkin aku bisa mati kekeringan jika di sekap."

"Kamu sudah sadar?" tanya Daniel mendekatkan wajahnya.

"Bagaimana aku tidak sadar setelah membuat kekacauan besar. Bahkan aku mengatakan yang tidak seharusnya. Oh aku sangat malu sekali."

"Emangnya ucapan apa yang membuat malu? Bukankah awalnya kamu percaya diri? Kamu menyakiti kesayanganku," ucap Daniel mengingatkan perbuatan Sora sebelum ke pesta tersebut.

"Ah, soal itu aku benar-benar menyesal sudah membuat anu-mu kesakitan. Maaf ya."

"Ck, sudahlah. Tapi lain kali jangan diulangi. Sekarang kegilaan apa yang kamu lakukan di pesta orang kaya itu?" Daniel masih penasaran dengan kejadian detailnya.

Sora nyengir sebelum menjelaskan. "Tapi janji jangan marah ya?"

"Oke aku janji enggak marah ko," balas Daniel sedikit lega.

" Aku mengandung anak Jerr di depan semua orang, dan kedua orang tua Yolanda. Tujuanku ingin menggagalkan pengangkatan Jerry sebagai wakil direktur," tutur Sora.

"Astaga ... Sora! Kenapa melakukan ini? Sudah aku bilang jangan pergi ketempat Berbahaya tanpa sepengetahuan aku!" Daniel mengusap prustasi wajahnya.

"Mau gimana lagi semuanya sudah terjadi." Sora pasrah jika harus merasakan akibat karena kebohongannya.

"Sora, kamu tahu mengapa Jerry ingin kembali berhubungan denganmu?" Daniel tiba-tiba melempar pertanyaan itu.

"Tidak tahu? Emangnya harus ada alasannya?" tanya Sora balik bersamaan wajah datarnya.

"Harus ada alasannya. Mungkin saja dia mengincar sesuatu yang ada dalam diri kamu."

Whay?

"Emangnya apa yang dia incar dariku? Dipikir-pikir aku tidak milik apapun yang berharga?"

"Ada. Filing aku mengatakan dia mencari sesuatu yang ada pada dirimu. Entah itu uang atau emas, bisa juga sesuatu yang berharga dari itu," jelas Daniel panjang lebar.

Sora memikirkan ucapan lelaki tampan itu. Semua penjelasannya masuk akal.