webnovel

GITA

Entah mengapa sepertinya Barra jatuh begitu dalam dengan perasaan sukanya itu? Seharusnya Barra tidak boleh mengikuti perasaan suka itu pada Gita. Usia mereka berbeda jauh dan Gita juga masih bersekolah. Tapi, menahan perasaan itu terus membuat Barra gelisah. Kalau yang seperti itu disebut jatuh cinta, ya, Barra setuju dan mengakui kalau Barra jatuh cinta pada Gita. Kenapa Barra berkata begitu? Gita bahkan menganggapnya seperti kakak laki-lakinya sendiri. Lagipula, Gita juga baru saja menerima perasaan teman sekelasnya. Lalu Gita harus apa? Gita terus resah menanggapi pernyataan Barra padanya. Saat cinta datang tanpa peringatan, tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana, serta pada siapa akan berlabuh. Ini bukan kisah romansa berbau CEO ataupun Mafia dengan kehidupan kaya raya. Ini hanya kisah biasa dari Barra, pemuda 23 tahun yang jatuh cinta pada Gita, gadis remaja yang masih bersekolah. Tanpa pertanda apapun, Barra dipertemukan dengan Gita dan perasaan aneh menggelitik Barra rasakan pada pandangan pertama. Ya, Barra jatuh cinta. Dan anehnya, hatinya berlabuh pada Gita, si gadis remaja yang baru mengenal apa itu rasa suka pada lawan jenis. Kisah cinta mereka diliputi dengan banyak air mata hingga kisah ini berakhir, tanpa menghilangkan kebahagiaan Barra dan Gita dengan banyak tokoh lainnya. Kisah ini terinspirasi dari pernikahan dini yang marak di lingkungan sosial. Semoga dengan membaca kisah ini, kita semua dapat mengambil pelajaran bahwa pernikahan dini tidak seindah yang dibayangkan, namun juga tidak seburuk dan semenakutkan yang dipikirkan.

Knisa · Urban
Not enough ratings
316 Chs

MENCARI KABAR

Entah sudah yang keberapa kalinya Barra membuka mata tapi kesedihan yang sama terus terpampang jelas di benaknya. Seakan menunggunya bangun untuk dihempaskan lagi ke lubang kesedihan yang dalam.

"Kamu bangun? Kuharap kamu bisa kendalikan emosi kamu, ya?" Terdengar suara lembut seorang wanita dari arah pintu kamar rawatnya. Barra melirik sumber suara, nampak seorang wanita muda dan laki-laki yang dikiranya seumuran dengannya. Dan ya, Barra ingat kalau mereka adalah Eva dan Jay yang sudah menolongnya.

Barra masih terdiam dan belum merespon pertanyaan Eva tadi. Matanya masih memandang langit-langit kamar di hadapannya.

"Robby, kamu sudah merasa baik?" kali ini laki-laki muda itu yang bertanya padanya. Barra mengangguk, mengiyakan pertanyaanya meski saat ini Jay memanggil namanya dengan sebutan Robby.

"Kamu masih ingat kami?" pertanyaan pertama yang keluar untuk Eva ke Barra.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com