webnovel

Gita Cinta Gladys Dan Rahmat

Sinar matahari pagi merambat masuk dari balik tirai yang sedikit terbuka dan menerangi hampir seluruh ruangan. Lampu tidur disebelah masih menyala. Rasanya tidak ingin bangun dan memulai hari. Siapapun pasti ingin berlama lama bermalasan di kasur yang empuk dan wangi. Hhhmmm...sedetik kemudian mata Metta terbuka perlahan mencoba menyesuaikan dengan cahaya di ruangan. Namun sepertinya ada seseorang yang sedang duduk di depannya, bayangan seseorang dengan memakai setelan jas lengkap. Tunggu dulu, apakah itu seorang pria. Ia sedang duduk di sebuah kursi namun pandangannya menengok ke arah samping. Ia sedang melihat keluar. Tapi dia siapa?

Andromeda_Venus · Urban
Not enough ratings
381 Chs

220

Metta setengah diseret dibawa oleh kedua pramuniaga itu ke salah satu sudut toko itu. Karena bersalah Metta mengikuti saja ketika keduanya membawa Metta dan mulai memarahinya.

 

 

"Sekarang, gimana caranya mbak akan bayar kristal kontainer itu?" tanya salah satu pramuniaga dengan ketus. Seorang lagi malah mendorong bahu Metta sambil mendesaknya untuk membayar.

 

 

"Makanya kalo emang gak punya uang gak usah kemari, malu-maluin aja," hardik temannya yang mendorong bahu Metta. Metta bingung harus menjawab apa.

 

 

"Saya memang gak punya 350 juta sekarang, tapi saya punya uang mungkin bisa jadi jaminan," tawar Metta takut-takut. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk bisa membayar. 

 

 

"Huh, memangnya berapa yang mbak punya?" balas pramuniaga itu lagi dengan nada mengejek dan mulai tinggi. Metta mengigit bibir bawahnya, ia bingung bagaimana cara menjawabnya.

 

 

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com