webnovel

Gita Cinta Gladys Dan Rahmat

Sinar matahari pagi merambat masuk dari balik tirai yang sedikit terbuka dan menerangi hampir seluruh ruangan. Lampu tidur disebelah masih menyala. Rasanya tidak ingin bangun dan memulai hari. Siapapun pasti ingin berlama lama bermalasan di kasur yang empuk dan wangi. Hhhmmm...sedetik kemudian mata Metta terbuka perlahan mencoba menyesuaikan dengan cahaya di ruangan. Namun sepertinya ada seseorang yang sedang duduk di depannya, bayangan seseorang dengan memakai setelan jas lengkap. Tunggu dulu, apakah itu seorang pria. Ia sedang duduk di sebuah kursi namun pandangannya menengok ke arah samping. Ia sedang melihat keluar. Tapi dia siapa?

Andromeda_Venus · Urban
Not enough ratings
381 Chs

119

Metta menarik nafas yang berat terus menerus. Ia sudah tidak sanggup melawan dan mulai frustasi dengan keadaan yang makin buruk. Metta menangis lagi dan menyentakkan kedua lengannya yang diikat di sebuah kursi. 

Ia mulai berteriak kesal dan mencoba meminta tolong. Tapi semuanya sia sia tidak ada satu pun yang mau mendengar. Metta masih terus menangis dan terisak hingga akhirnya sebuah alat aneh dibawa masuk ke dalam ruangan itu. Beberapa orang mendorong sebuah mesin dengan sebuah alat seperti pegikat kepala terlihat di letakkan di atasnya. 

Bulu kuduk Metta berdiri, apa yang hendak dilakukan oleh orang orang ini padanya. Seorang pria lantas memasang sebuah pengikat kepala dengan kabel-kabel aneh yang tertancap di sekitarnya. Metta tidak bisa berbuat apapun selain hanya diam saja dipasangi alat aneh itu.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com