webnovel

Part. 2/Bab. 25 Gara-gara Kamu.

Sesampainya di dapur Dewi kaget dan terkejut, ketika melihat baju, kancut, celana dan lain sebagainya telah berhamburan di lantai dapur tersebut. Tidak hanya itu, Dewi juga melihat ada dua pasang kaki yang tumpang tindih, dengan badan yang mukanya berada di balik meja masak yang ada didapur tersebut.

"Hah!." suara Dewi dengan ekspresi tercengang saat terkejut ketika melihat baju dan celana yang berhamburan dilantai dan melihat dua pasang kaki yang tumpang-tindih dibalik meja masak yang ada didapur tersebut.

Seketika itu pula, Dewi melepaskan kedua sepatu hak tinggi nya, dan melemparkan kedua sepatunya, ke arah kedua pasang kaki tersebut secara beruntun sembari berteriak memanggil Kakaknya.

"Dhuk!." suara sepatu pertama yang dilempar dan hanya mengenai tembok.

"Thak!, glontang ..., glonthang ..., glontang ...." suara sepatu kedua yang dilempar dan telah mengenai perabotan dapur, hingga perabotan tersebut terjatuh.

"Kakak!!!." teriak Dewi dengan keras memanggil kedua Kakaknya.

Saat Dewi berteriak, saat itu pula, Anton memalingkan badannya dan menutup mata sembari berkata dalam hati.

"Ini adalah hal yang paling memalukan, yang pernah aku temui seumur hidupku." kata Anton dalam hati sembari menutup kedua matanya dan memalingkan badannya untuk tidak melihat kearah dua pasang kaki seseorang yang sedang bercinta tersebut.

Walaupun Anton adalah seorang playboy kelas kakap "Cap kadal buncit", tetapi melihat orang mesum adalah hal yang paling memalukan baginya. Sebab ..., Anton berpikir, bahwa melihat orang bercinta, justru membuat harga diri nya jatuh dan seakan-akan dirinya tidak pernah bercinta saja.

Mendengar Dewi berteriak memanggil Kakaknya, yaitu Bayu dan Risma. Seketika itu pula, Bayu dan Risma langsung panik, lalu mereka segera bersembunyi di balik meja masak yang kebetulan bisa menutupi mereka dari pandangan Dewi secara langsung.

Setelah mereka bersembunyi di balik meja tersebut, lalu Bayu melambaikan tangannya dari balik meja tersebut, dan berkata.

"Tolong, lemparin Baju Kakak dan Kak Risma, Dew ...." kata Bayu sembari melambaikan tangan.

Melihat Bayu melambaikan tangan dan meminta tolong padanya, Dewi pun segera melemparkan pakaian mereka.

"Tidak tahu malu!." cletus dewi sembari melemparkan baju Bayu dan Risma yang tadi berhamburan dilantai.

Ketika semua baju mereka sudah di lemparkan oleh Dewi, sembari memakai baju, Risma dan Bayu justru berdebat dan saling menyalahkan.

"Kamu sih, Yank!, orang lagi masak di gangguin." kata Risma sembari memakai celana dalamnya.

"Kok, aku sih, kan, kamu yang nungging. " kata Bayu sembari memakai celananya.

"Aku nungging, kan, gara-gara kamu, coba kalau kamu nggak minta jatah, pasti aku juga nggak nungging. " kata Risma sembari memakai bajunya.

"Yaudah iya, aku yang salah ...." kata Bayu sembari memakai bajunya, dan lalu ....

"Laki-laki memang selalu salah dimata wanita." gumam Bayu dalam hati saat ia sedang memakai bajunya.

"Lagian, kenapa, Dewi ..., masih berada dirumah sih, Yank ..., katanya kemarin mau ikut Papa sama Mama ke Royal." kata Risma sembari merapikan bajunya.

"Mana aku tau, aku pikir juga, cuma ada kita dirumah." kata Bayu sembari mengintip Dewi dan Anton dari balik meja tempat ia dan Risma bersembunyi dari mereka.

Risma dan Bayu berpikir, bahwa Dewi ikut Yohanes sama Yuni ke Royal, karena ketika mereka pergi makan kemarin Dewi bilang mau ikut mereka kesana, dan mereka pikir dirumah itu, hanya ada mereka berdua saja.

Dewi yang berdiri tegak dan menatap kearah mereka dari balik meja tempat mereka bersembunyi tersebut, tanpa sengaja mendengar perdebatan dan perbincangan mereka, setelah mendengar mereka membicarakan dirinya, lalu ia berkata.

"Aku nggak jadi ikut Papa sama Mama, karena masih ada urusan yang belum selesai, dan besok aku masih harus kembali ke Villa Indah!." ujar Dewi dengan kesal.

Mendengar apa yang telah diucapkan oleh Dewi yang tanpa sengaja mendengar perbincangan mereka tersebut, Risma dan Bayu kembali panik.

"Astaga ..., Dewi dengar, lagi!, trus kita harus bagaimana ini, Yank ...." tanya Bayu kepada Risma sembari tetap mengintip Dewi dari balik meja tempat mereka bersembunyi tersebut.

Mendengar apa yang telah di ucapkan oleh Bayu, Seketika itu pula, Dewi menyahutnya.

"Gimana apa nya?!, cepat pakai pakaian kalian!, dan menyingkirlah dari situ!, aku mau masak!." kata Dewi dengan sangat tegas.

Mendengar Dewi sedang marah-marah kepada Bayu dan Risma, Anton semakin malu, namun masih tetap berdiri disampingnya dengan berpaling dari mereka sembari menutup mata.

Berbeda dengan Anton, mendengar perkataan Dewi yang sedang memarahi mereka tersebut, Bayu dan Risma langsung berdiri dari tempat mereka bersembunyi. Usai berdiri Risma lalu segera berlari menuju kearah kamarnya tanpa melirik Dewi dan Anton yang sempat ia lewati saat ia tengah berlari menuju ke arah kamarnya.

Berbeda dengan Risma yang merasa malu dan berlari untuk menghindari Anton dan Dewi, Bayu justru berjalan dengan santai sembari memasukan kedua tangannya kedalam saku celananya.

Sembari berjalan menuju kearah ruang tamu, dengan kedua tangannya yang ia masukan kedalam saku celananya  saat ia tengah berjalan tersebut, lalu ia pun berkata.

"Buka matamu." ucap Bayu saat ia tengah berjalan dan melewati Anton yang sedang menutup mata.

Mendengar Bayu menyuruhnya membuka mata, Anton pun segera membuka matanya, dan lalu mengikuti Bayu yang sedang berjalan ke arah ruang tamu,

Mengetahui Anton telah mengikutinya dari belakang, sembari berjalan menuju ruang tamu tersebut, Bayu bertanya beberapa hal padanya.

"Sejak kapan kamu disini?." tanya Bayu sembari berjalan menuju kearah ruang tamu.

"Barusan aja Bos, belum juga ada lima menit Bos. "  jawab Anton sembari berjalan di belakangnya.

"Maksudku bukan yang itu, goblok!, tapi sejak kapan, kamu ada di rumah ini?." tanya Bayu sembari lekas duduk di sofa yang berada diruang tamu tersebut.

"Oh ..., sejak siang tadi Bos ...." kata Anton sembari lekas duduk di sofa yang sama dengan sofa yang di duduki oleh Bayu. Itu berarti mereka telah duduk berdampingan.

Sembari duduk Anton tertegun, merenungi apa yang telah terjadi dengan apa yang telah ia lihat tadi, Anton hanya nggak habis fikir saja, dibalik sifat Bayu yang tegas, acuh tak acuh, ternyata ... dia masih bisa romantis kepada pasangannya.

"Ternyata ..., Kak Bayu juga sama aja, malah makin parah, sampai-sampai dapur di pakai buat mesum, juga!." kata Anton dalam hati saat ia sedang merenungi kejadian yang di saksikan olehnya tadi. ( Ini mah, bukan romantis namanya, tapi jail. Masa orang masak digangguin. Ya nggak?! Ya nggak?!🤔 )

Setelah beberapa saat ia merenung, akhirnya Bayu mulai mengajaknya berbicara.

"Ada kabar apa, Ton ...?." tanya Bayu sembari menyilangkan kakinya saat duduk tersebut.

Mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh Bayu kepadanya, Anton bergegas mengeluarkan beberapa berkas dari dalam tasnya, lalu memberikan sedikit keterangan dan menyampaikan apa yang menjadi kendala di perusahaan.

"Produk baru kita belum bisa di louncing, bahkan perusahaan belum di ijinkan melakukan uji coba produksi dengan kapasitas yang telah kita targetkan Bos." ujar Anton.

"Dengan alasan?." tanya Bayu dengan penuh wibawa sembari menggoyang-goyangkan kakinya yang tengah ia silangkan.

Di depan seluruh karyawannya, Bayu memang selalu menunjukan kewibawaan nya, serius, tidak banyak ngomong, dan tidak pernah bercanda dan ngomong atau bertanya selalu seperlunya saja.

Beda banget ya, dengan saat dia sedang berada disamping Risma, Bayu  selalu lembek, nurut, bahkan mungkin sedikit manja. Mungkin ..., kalau Bayu jadi nikah sama Risma, bakal masuk kriteria suami-suami takut istri.

Mendengar pertanyaan dari Bayu yang di berikan padanya, Anton mencoba memberi penjelasan terkait mengenai alasan perusahaan tidak mendapatkan ijin produksi.

"Pihak perindustrian Negara, hanya akan menandatangani perijinan produk baru kita, jika!, perusahaan kita mempunyai lahan pribadi minimal 200.000 hektar lahan kosong, untuk pembibitan dan perkebunan bahan yang kita butuhkan, yaitu pembibitan dan perkebunan strawberry Bos. Dengan begitu, mau nggak mau, kita harus mengadakan pengadaan lahan, dengan tujuan lahan tersebut nantinya akan menjadi bukti, bahwa perusahaan mempunyai stok bahan sendiri selain dari para petani strawberry.".ujar Anton.

"Berapa tadi, luas lahan yang di butuhkan?." tanya Bayu sembari menyalakan sebatang rokok untuk menemaninya mencari inspirasi.

"Minimal 200.000 hektar, lahan stroberry, Bos." jawab Anton.

"Kenapa, nggak cari orang saja, untuk menyediakan lahan di Khanza?." tanya Bayu sembari menghisap sebatang rokok miliknya, dengan santai.

"Nah, kalau itu bisa, ngapain saya harus kesini, Bos." kata Anton.

Mendengar perkataan Anton, Bayu mengerutkan kening sembari kembali menghisap rokoknya. Lalu ....

"Gini loh, Bos .... Satu, di khanza, sudah tidak ada satu meterpun lahan kosong. Dua, di Khanza, belum ada petani strawberry. Tiga, tanaman strawberry, tidak bisa dikembangkan di Khanza, karena unsur tanahnya tidak bagus untuk tanaman strawberry. Empat semua kelompok tani dari luar kota, tidak mau lahannya di akui menjadi milik perusahaan kita Bos." ungkap Anton.

Setelah mendengarkan penjelasan dari Anton, Bayu baru paham, lalu dia mulai berpikir dan mencari solusinya.

Dewi yang sudah selesai memanaskan makanan dan meneruskan masakan Risma, ternyata sudah lumayan lama berdiri di belakang mereka, dan sedikit banyak ia telah mendengar perbincangan mereka.

Karena melihat kakaknya seperti sedang kebingungan, Dewi berusaha ingin membantunya, lalu dia pun duduk bersama mereka, namun dengan duduk di sofa yang berbeda.

"Memangnya, strawberry mau di bikin apa sih kak ..., kok, perijinannya berbeda?." tanya Dewi yang lekas duduk bersama mereka.

Mendengar pertanyaan Dewi, Bayu yang sedang berfikir tersebut tidak menjawabnya dan  hanya menatap Dewi, usai menatap Dewi, lalu Bayu menatap Anton, dengan tujuan agar Anton saja yang menjelaskannya.

Karena Bayu menatapnya, Anton pun menjawab pertanyaan Dewi.

"Jadi gini Dew ..., perusahaan kita, mengolah strawberry tidak sebagai makanan, tetapi sebagai masker wajah.

Kulit secara alami menghasilkan minyak yang berfungsi untuk melembapkan. Namun saat produksi minyak berlebih justru yang muncul adalah masalah kulit termasuk, jerawat. strawberry bermanfaat untuk membantu mengontrol minyak pada kulit.

Kaya akan vitamin C, buah ini dapat digunakan untuk membuat masker wajah yang sangat baik untuk melawan kulit berminyak, serta memberi nutrisi dan merevitalisasi kulit. Strawberry bersifat asam dan ini efektif untuk menghilangkan sebum berlebih pada kulit.

Dan itu pasti akan jauh lebih laku dan lebih menguntungkan, dari pada produk perusahaan lain yang hanya menjadikan strawberry sebagai, buah dan minuman saja." ujar Anton.

Next chapter