"Wah!, ide yang sangat ... cemerlang, kalau cuma 200.000 hektar sih, mungkin aku masih bisa bantu." kata Dewi sembari duduk dengan menyilangkan kakinya.
Mendengar ucapan Dewi, seketika itu pula, muka Bayu langsung terlihat sumringah, walaupun ia masih sedikit ragu dengan ucapan Dewi.
"Ah ..., yang bener kamu, Dew ...." kata Bayu yang seakan tak percaya dengan kata-kata Dewi.
"Benerlah!, kebetulan ..., temen aku yang di Villa Indah, punya usaha perkebunan strawberry, ada kayaknya kalau cuma 200.000 hektar." kata Dewi sembari menempel-nempelkan ujung jarinya di keningnya sendiri.
"Kalau begitu ayo kita temui temen kamu itu." sahut Bayu sembari kembali menyalakan sebatang rokok yang baru.
"Ide bagus tuh, Bos ..., lebih cepat lebih baik." sahut Anton.
"Emang, Kakak pikir, ini beli kerupuk apa, bisa serba langsung, temen aku punya kesibukan juga kali!." cletus Dewi sembari menggoyang-goyangkan kakinya yang telah ia silangkan saat ia tengah duduk tersebut.
"Bener juga itu, Bos ...." sahut Anton yang merasa ucapan Dewi ada benarnya juga, menurutnya.
"Terus kapan, temen kamu bisa ketemu sama Kakak?." tanya Bayu sembari menghisap sebatang rokok miliknya.
"Begini saja ..., kan, kebetulan besok aku mau ketemu dia, jadi ..., besok coba aku omongin, sama dia. Kalau nggak, Kakak sama Anton, ikut aku saja, untuk menemui dia, besok." kata Dewi sembari menatap Bayu.
"Menurut ku, idenya Dewi, bagus itu Bos ...." sahut Anton sembari mengacungkan jempol.
"Dari tadi, bogas! bagus! mulu kamu Ton!, mikir juga enggak!." cletus Bayu dan lalu berkata.
"Tapi ..., kalau besok, Kakak nggak bisa, karena Kakak dan Kak Risma, sedang ada janji dengan Wijaya." ungkap Bayu sembari mengisap sebatang rokoknya dan menggoyang-goyangkan kakinya yang tadi telah ia silangkan.
"Ya sudah, kalau gitu, biar aku sendiri saja." kata Dewi sembari membelai-mbelai ujung rambutnya sendiri.
"Ya sudah, gini aja, besok biar Anton, yang menemani kamu menemui nya." kata Bayu sembari menaruh putung rokoknya di asbak yang ada di atas meja di ruangan tersebut. Yaitu meja di tengah-tengah mereka.
Mendengar apa yang telah di katakan dan di perintahkan oleh Bayu, Anton pun langsung menyetujuinya.
"Siap, Bos!." sahut Anton dengan sigap sembari menaruh telapak tangannya pada keningnya sendiri, dengan telapak tangan tersebut ujungnya lebih tinggi dari pada pangkalnya dan menghadap ke arah bawah. ( Tanda orang sedang hormat. )
"Ya sudah, kalau begitu, sekarang, kita makan dulu, terus istirahat, karena besok banyak kegiatan." kata Bayu.
Usai Bayu berkata, mereka pun makan bersama-sama, termasuk Risma.
Setelah selesai makan, mereka juga langsung beristirahat sesuai dengan intruksi yang diberikan Bayu kepada mereka.
#Ke'esokan harinya ....
Sudah hampir siang. Tetapi, Bayu dan Risma masih saja tidur, danbelum bangun-bangun juga, atau mungkin, mereka kelelahan. Karena setiap hari dan setiap malam, Bayu sudah berjanji mau membiri jatah pengencrotan kepada Risma.
Ketika Bayu dan Risma masih asik dengan mimpi-mimpi indahnya mereka masing-masing.
Apa yang di lakukan oleh Bayu dan Risma tersebut, sangat jauh berbeda dengan Dewi dan Anton yang masih pagi-pagi sekali, sudah berangkat menuju ke Villa Indah.
Walaupun dalam perjalanan ada sedikit hambatan, karena macet ..., tetapi Anton dan Dewi, sampai di Villa Indah dengan selamat.
#Sesampai nya Dewi dan Anton di Villa Indah ....
Sesampainya di Villa Indah, Dewi langsung menghubungi teman sekaligus rekan bisnisnya itu, yang kebetulan belum ada di Villa tersebut.
Nama teman Dewi adalah Lia, pemilik Villa Indah, sekaligus pemilik perkebunan strawberry di daerah Villa Indah. Selain memiliki Villa dan perkebunan strawberry, Lia juga memiliki perusahaan, perusahaan yang di miliki oleh Lia adalah Permata Land, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang properti. Perusahaan ini melakukan diversifikasi usaha yang terintegrasi berupa kota mandiri, hunian rumah dan apartemen, rumah sakit, hotel, mall, serta pengelolaan kawasan industri.
( Obrolan Dewi dengan Lia di telepon. )
"Hallo Lia ..., aku sudah di Villa, nih ...." ucap Dewi.
"Tunggu ya Dew ..., aku lagi ada urusan sebentar, selesai ini langsung kesitu." kata Lia.
"Ya sudah kalau gitu, aku tunggu ya ...." ucap Dewi.
"Iya." sahut Lia.
( Dan teleponpun terputus.)
Dewi dan Anton menunggu Lia sembari bersantai di Villa tersebut, hingga beberapa jam kemudian, Lia pun datang menemui mereka.
Dewi sedang melakukan perencana'an pembangunan mall di kota Royal, dan penggarapan nya akan di tangani oleh Permata Land.
Selain membicarakan tentang perencanaan pembangunan mall miliknya tersebut, Dewi juga menjelaskan kepada Lia, mengenai kedatangan Anton dan apa tujuannya.
Kerjasama pun di setujui oleh Lia. Namun, karena waktu dan hari sudah gelap, Lia tidak bisa mengantar Dewi dan Anton untuk melihat-lihat kebun strawberry nya. Sedangkan besok Lia juga masih ada urusan yang harus dia selesaikan.
Karena masih banyak urusan yang harus ia selesaikan itulah, lalu Lia meminta tolong kepada Dewi untuk mengantar kan Anton dan menunjukan kebun strawberry miliknya.
"Karena besok, aku masih ada janji, kamu aja ya yang menemani Anton dan mengatarnya keliling kebun, kan, kamu juga sudah tau lokasinya." kata Lia.
"Iya ..., besok biar aku yang mengantarnya." ucap Dewi.
Setelah mendengar ucapan Dewi yang telah menyetujinya untuk mengantarkan Anton melihat-lihat kebun strawberry miliknya, Lia segera bergegas meninggalkan mereka, dan mereka pun berpisah.
#Ke'esokan harinya ....
Dewi mengantar Anton keliling di kebun strawberry milik Lia, kebun strawberry tersebut, tidak berada di dalam Greenhouse, melainkan di tanah lapang, dengan luas keseluruhan 370.000 hektar secara terpisah-pisah dan dengan luas yang berbeda-beda.
Ketika Dewi mengajak Anton berkeliling mengelilingi salah satu kebun strawberry tersebut, Dewi memetik beberapa buah setrawberry yang sudah masak, ia memetiknya sembari dengan berjongkok. Usai memetiknya ..., Dewi ingin bergegas berdiri, namun ketika Dewi kembali berdiri, rumput yang di injaknya ternyata masih licin akibat terkena tetesan embun, sehingga membuat dia terpeleset dan terjatuh.
Ya, Dewi memang terjatuh pada saat itu, dia terjatuh menimpa tunggak kayu yang masih tersisa diantara tanaman strawberry itu. Saat dia telah terjatuh tersebut, seketika itu pula, dia merintih, karena tunggak kayu itu tepat menggores di bagian pahanya, tepatnya di bagian paha dibawah selangkangannya, sehingga tunggak kayu yang menggores pahanya tersebut, telah membuat rok mini yang sedang ia kenakan menjadi robek.
"Aoh ...." rintihan Dewi saat dia terjatuh dan pahanya terluka akibat tergores sebatang tunggak kayu tersebut.
Melihat Dewi tengah terjatuh dan merintih, Anton segera bergegas menolongnya.
"Kamu nggak apa-apa?, ayo aku bantu, berdirilah." kata Anton sembari membantu Dewi berdiri, dengan merangkulkan tangan Dewi kepundaknya.
Berkat bantuan dari Anton, walupun sedikit kesusahan untuk dia kembali berdiri, tetapi Dewi masih sanggup berdiri dengan menahan rasa sakit di paha dan pantatnya, usai dia terjaruh dan terluka.
Karena pahanya terasa perih saat ia telah berhasil berdiri, kemudian Dewi mencoba meraba pahanya yang telah terluka dan terasa perih tersebut dengan menggunakan tangannya.
Namun, ketika tangannya menyentuh luka di bagian pahanya yang terasa perih tersebut, justru membuat luka di bagian paha itu terasa semakin perih, hingga Dewi kembali merintih saat memegangnya.
"Aoh ...." rintihan Dewi saat tangannya tepat menyentuh luka di bagian pahanya.
"Kenapa, Dew ...?." tanya Anton yang mendengar Dewi merintih kesakitan saat ia masih merangkulnya.
"Sakit ...." jawab Dewi sembari nyengir-nyengir, menahan rasa sakit di pahanya.
Karena tangannya terasa sedikit basah dan licin saat menyentuh luka dibagian pahanya tersebut, kemudian Dewi mencoba melihat tangannya, yang baru saja ia gunakan untuk meraba dan menyentuh luka di pahanya tersebut.
Ketika melihat tangan nya itulah, Dewi melihat darah di sekujur jari tangan tersebut, dan seketika itu pula Dewi terkejut, lalu kemudian ia pingsan.
"Hah! Darah! " kata Dewi saat melihat darah ditanggannya usai meraba luka dibagian pahanya dan usai berkata, lalu dia pingsan.
Dewi adalah salah satu wanita termanja di dunia, mungkin!. Selain manja Dewi juga merupakan, salah satu wanita yang takut dengan darah, sejak dia masih kecil, dia selalu pingsan begitu melihat darah.
Anton yang merupakan teman masa kecilnya Dewi, tahu betul akan hal itu, hal yang selalu membuat Dewi pingsan tersebut, yaitu darah. Selain teman kecil, Anton adalah merupakan adik sepupu nya Dewi, yang sejak kecil selalu bersamanya dan bahkan tidur sekamar dengannya. "Wajar kalau mereka tidur bersama, karena selain dulu mereka masih kecil, mereka juga saudara'an."
Kerena Dewi telah pingsan, lalu Anton menggendongnya dan membawanya kembali ke Villa. Sesampainya di Villa, Anton membaringkan Dewi di kamarnya (kamar Anton), dengan kondisi kaki beserta rok mini Dewi yang masih dalam keadaan berlumuran darah, akibat luka dipahanya yang terus-menerus mengeluarkan darah tanpa henti.