webnovel

Streetfood

Pintu apartemen Celine diketuk terus-menerus dari luar oleh temannya, Angel. Perempuan itu sudah cukup lama berdiri diluar dengan tangan mengepal yang terus mengetuk pintu.

Ia sudah mampu menebak bahwa temannya ini tengah cari gara-gara dengan Ayahnya sendiri agar dirinya bisa cerai dengan Danny.

Usaha yang tiada abisnya dan patut diacungi jempol.

Celine bisa saja langsung masuk kedalam apartemen temannya ini, tapi dirinya masih memiliki adab, kalau bukan karena keadaan mendesak dirinya tidak akan melakukannya.

Privasi.

Karena sudah menunggu cukup lama dan kakinya sudah terasa kebas apalagi dirinya memakai heels, Angel akhirnya memutuskan untuk masuk tanpa menunggu sang empunya unit.

"Kalau ngak nyusahin sehari tuh kayaknya bakalan mati deh si Celine," gumamnya.

Dan benar dirinya langsung disambut dengan penampakan Celine yang tertidur dengan pulas disofa, bahkan ruangannya kini sudah cukup gelap karena hari sudah semakin sore.

Setelah menyalakan lampu, Angel langsung membangunkan Celine.

"Lin, bangun udah sore banget ini heh!" Angel membangunkannya dengan sedikit teriak namun tidak ada pergerakan sama sekali.

Angel mengendus mendekati Celine, bau alkoholnya langsung menyengat.

"Heh! Abis minum ya lu, bangun buruan udah sore," teriak Angel didepan telinga Celine.

Celine membuaka matanya dengan perlahan, matanya langsung menyipit begitu sinar terang lampu menyapanya.

"Jam berapa sekarang?" tanyanya dengan suara pelan.

"Jam setengah lima," sahut Angel.

Celine menoleh kearah temannya itu dengan dahi mengerut. "Kok lu disini? ngapain?"

"Numpang mandi," kata Angel dengan ketus. "Lagian pertanyaan lu aneh, gue kesini mau main eh malah taunya lu mabok-mabokkan."

Celine menutup wajahnya dengan kedua tangannya, kepalanya terasa pusing sekarang ya walaupun tidak parah namun tetap saja terasa sakit.

"Kenapa lagi sih emangnya? Lin, kalau emang usaha lu ngak membuahkan hasil, terima aja."

Celine langsung menatap Angel dengan mata sinisnya. "Enak aja! Gue ngak mau punya suami kayak dia, apalagi gue ngak cinta."

"Tau apa lu tentang cinta? kebiasaan deh, kalau nyari masalah begini terus yang ada malah bikin om sama tante marah tau."

Celine merengut, "Ngak peduli, gue beneran pengen akhirin semuanya."

"Ya terus mau gimana lagi sekarang? Semuanya udah lu lakuin dan ngak ada hasilnya sama sekali, yang ada nanti lu cape sendiri kalau gitu terus."

"Gue bakalan tetep ngelakuin banyak cara, udah cukup mereka atur hidup gue sampe ke ranah pernikahan kayak gini. Dari dulu gue ngak pernah yang namanya dikasih kesempatan untuk milih jalan hidup gue dan kemauan gue, mereka juga selalu bilang ke gue buat taat sama apa yang dibilang orang tua tapi mereka ngelakuin semuanta tanpa minta pendapat gue dulu, " ujar Celine.

Angel yang mendengarnya tentu saja tahu, bagaimana Celine sedari dulu selalu patuh dan Orang tuanya yang selalu memaksanya untuk melakukan ini dan itu, dirinya paham akan hal ini.

"Gue juga masih ngak abis pikir sama Ayah, gue diamarahin karena jalan sama Aldo padahal posisinya gue ketemu ngak sengaja sama dia pas mau ke toko buku dengan alasan kalau gue udah nikah," sambungnya.

Angel yang tadinya menatap lurus kini mengarah kan padangannya kepada Celine.

"Gue cuma bilang ada yang confess ke gue eh malah langsung dinikahin tanpa gue tau, mereka aneh dan tanpa sadar gue benci sama orang-orang terdekat gue."

Angel mengelus lengan Celine, perempuan itu tengah meluapkan emosinya yang tertahan selama ini.

"Gue beneran ngedoain yang terbaik untuk lu, apapun keputusan akhirnya dari cerita ini gue bakalan tetep dukung lu, kapanpun lu butuh gue juga masih ada ditempat yang sama. Selama ini gue diem dan cuma bisa nyimak karna takut ikut campur dan gue ngak mau salah ngomong dan bikin hubungan lu sama om tante jadi renggang," tutur Angel dan kemudian menarik Celine kedalam pelukannya.

***

Kedua perempuan ini akhirnya memilih untuk pergi keluar untuk mencari makan dan kebetulan tengah ramai dengan street food dadakan yang memang ada setiap sebulan sekali dekat apartemen Celine.

"Mau beli apa nih jadinya?" tanya Celine.

Angel memandang stand-stand itu dengan bingung, "Ngak tau nih, bingung banget."

"Jangan semuanya dibeli entar ngak kemakan soalnya pasti laper mata doang kan," kata Celine yang disambut anggukan kepala oleh Angel.

Angel menunjuk stand nasi goreng yang tak jauh dari tempat keduanya berdiri, "Makan nasi goreng aja deh kita," ajaknya.

Celine mendengus, "Tau gitu ngapain kita susah-susah mikir dari tadi deh?"

"Gapapa biar ada gunanya sedikit otak kita," jawab Angel asal.

Keduanya langsung menuju kesana dan kebetulan tidak begitu ramai seperti stand yang lainnya.

"Mas nasi goreng ayamnya dua pedes ya," ucap Angel kepada sang pedangang.

Mereka langsung mengambil tempat duduk di pinggir seraya menatap kearah sekumpulan kaum muda-mudi yang tengah bersenda gurau.

"Terus abis ini makan apalagi kita?" tanya Celine.

Angel nampak berfikir. "Ngak tau, entar kita cari aja Lin makanan yang sekiranya enak disekitaran sini."

Celine menganggukkan kepalanya, ini acara bulanan yang memang selalu rutin diadakan dan kapan lagi bisa menemukan banyak makanan didalam satu tempat seperti ini? sedangkan dirinya saja jarang sekali untuk pergi mencari makan keluar dari apartemennya.

"Eh, Celine... Lin... itu bukannya suami lu?" Angel menunjuk kearah laki-laki dan perempuan yang tengah asik bersenda gurau itu.

Celine menatapnya tanpa minat sama sekali. "Ya biarin aja sih, ngak peduli juga gue."

"Cuma itu cewenya beda sama yang waktu itu dicaffe tau," ujar Angel kepada Celine yang asik dengan handphonenya.

Celine langsung menoleh kearah yang ditunjuk oleh temannya itu dan benar saja perempuan yang tengah bersama dengan Danny saat ini berbeda dengan yang kala itu dicaffe.

"Mungkin adeknya juga, gue ngak kenal sama saudaranya dia sama sekali."

"Ya masa adeknya, kemarin aja yang dicaffe menurut gue ngak wajar kalau kakak adek begitu sikapnya."

Celine menatao Angel dengan wajah mendengusnya. "Ya wajar aja, mungkin mereka udah biasa deket dari kecil kan? who knows, namanya adek kakak masa iya ngak deket?"

"Tapi kan udah dewasa apalagi sampe rangkul-rangkul pinggang bagi gue agak aneh aja, " ucap Angel dengan mimik wajah serius.

"Foto dulu deh sekarang, kali aja nanti jadi bukti kalau emang lu butuh suatu saat. Tapi gue yakin seratus persen kalau cewe yang sekarang ini bukan adeknya, pasti pacarnya dia." Angel mengatakannya dengan sedikit menggebu-gebu.

Baru saja Celine hendak menyahuti ucapan temannya itu sudah terpotong oleh nasi goreng pesanan mereka yang sudah siap.

"Makasih Mas," ujar keduanya bersamaan.

"Kita makan dulu, omonginnya nanti lagi," kata Angel.

TBC.