11 Crystal Mine, Crystal City

suara lecutan, teriakan, tangisan menyelimuti tempat itu, tempat dimana semua sumber energi dari pabrik pabrik, pesawat terbang, penerangan, robot, dan pembangkit listrik. seluruh warga kota tau akan hal ini dan mereka seolah menghiraukanya, hanya segelintir atau kelompok orang yang diam diam berusaha untuk menghilangkan sistem ini. ya, perbudakan. semuanya berawal dari peraturan baru yang dikeluarkan oleh Victoria Arsley kakak dari Jannet ratu sebelumnya yang tewas dalam perjalanan pulang dari kota ini untuk menghapuskan perbudakan, gagasan tentang penghapusan disambut baik oleh para budak dan kebanyakan populasi dari negara ini, namun kebanyakan dari mereka adalah penduduk miskin, menjadikan para bangsawan dan orang orang kaya merasa terancam dengan gagasan ini, mereka menentangnya dengan keras, beberapa kali ia diancam, dikirim beberapa pembunuh, hampir mati karena racun, dan terakhir adalah ketika keretanya meledak pada saat pulang dari Crystal Mine. sehari sebelum peraturan pencabutan perbudakan diresmikan. setelah diadakannya upacara pemakaman, Arsley mengambil alih posisi adiknya, dan sampai sekarang wanita itu memimpin negara ini.

"Sampai saat ini, peraturan pencabutan perbudakan tidak diteruskan dan apa kau tau, ada beberapa orang yang sedang merencanakan sesuatu untuk menggulingkan ratu saat ini." ucap penjaga bar kepada seorang wanita.

"So... mereka, orang orang ini yang akan menggulingkan ratu, apa kau tau dimana mereka?"

bartender itu melirik kekanan dan kiri, lalu memajukan wajahnya, "Aku tidak tau pasti, namun beberapa orang tau dimana mereka, jika kau melihat ada seseorang tedapat tanda seperti ini, itu salah satu anggotanya." dia menunjukkan sebuah gambar lima garis vertikal berjajar lalu di coret satu garis vertikal di dalam sebuah lingkaran. "mau apa kau bertanya tentang hal itu?"

ia menatap mata bartender kemudian menenggak minumannya, membayar. "Terimakasih atas minumanya." pergi meninggalkan bar tersebut.

"malam ini sungguh dingin." Wanita itu berkata sambil menatap bulan.

sementara itu disuatu jalan di hutan.

"BERHENTI..."

rombongan orang menghentikan langkahnya.

"Ada apa?" Hans berjalan menuju kedepan.

"seseorang berdiri ditengah jalan" ucap salah seorang prajurit.

Hans menyipitkan matanya, sosok itu menyeringai, terlihat kilatan cahaya, "MERUNDUK"

sebuah gelombang kejut menerjang rombongan itu, prajurit di sampingnya ambruk, tak hanya itu kuda yang menarik gerobak pun tersungkur kedepan.

"AMBUSH"

semua prajurit bersiap dengan posisi bertahan dan melindungi gerobak.

beberapa orang merapal mantra bertahan dan barrier.

Hening...

Hans melihat sekeliling, tak berkedip untuk beberapa menit, tak lama terjadi getaran hebat, memecahkan barrier, angin berhembus kencang, menyebabkan asap debu yang menghalangi pandangan Hans dan prajuritnya.

terdengan suara gemuruh diikuti getaran tanah, sebuah retakan terbentuk diantara kaki para prajurit di bagian belakang gerobak, tanah longsong, gerobak bergerak mengikuti gerakan tanah, mereka belum siap untuk menghindar, karena masih dalam posisi bertahan. sembilan orang terperosok, tanah longsor itu bergrak lagi, namun gerakannya kembali menutup retakan, menyebabkan kesembilan orang itu terjepit, terdengar remukan tulang dan darah menyembur keluar dari mulut mereka diikuti bola mata yang keluar.

salah seorang penyihir rombongan hans merapal mantra angin, menghilangkan asap debu, terlihat dua orang dari balik asap, salah satu darinya baru akan berdiri, menarik tangannya dari dalam tanah, satunya membawa bola kristal yang melayang, setelah orang itu sudah menarik tangan dan berdiri sejajar, mereka terlihat berbisik kemudian mengangguk.

tangan mereka berdua terangkat, terbentuk sebuah lingkaran sihir berdiameter 180 cm dengan lambang bintang berwarna orange didepan kedua orang itu.

"THAT FLAME MAGIC!" penyihir itu berteriak, membuat perhatian Hans.

"GUNAKAN SIHIR PERTAHANAN ES!" perintah Hans

"concrescit gelu clypeus!" empat prajurit merapal mantra itu.

sebuah bola api raksasa keluar dari lingkaran sihir kedua orang itu, bergerak lamban menuju keempat prajurit yang merapal mantra.

mereka tidak mengetahui bahwa itu adalah sebuah tipuan, mereka hanya mengincar wanita yang terkurung didalam gerobak tersebut, semua orang terfokus kepada bola api bersar itu. salah seorang dari musuh menggunakan skill stealth, menghilangkan hawa keberadaan dan tubuhnya dari pengelihatan para rombongan itu.

tidak jauh dari pengepungan itu, di sebuah bukit, Anderson dan asistennya menunggu kabar dari kelompoknya yang sedang mengepung.

terlihat sebuah cahaya kecil meluncur dari

"Target berhasil di ambil, bagaimana dengan rombongan itu tuan?"

"sisahkan orang ini, dan berikan kantong itu padanya."

"Baik."

asistennya pergi, lalu muncul seseorang sidampingnya membawa wanita dengan luka dibibir sebelah kirinya.

"Bagaimana kabarmu Asley."

wanita itu hanya diam, tatapannya kosong, ia sudah tidak bisa berbuat apa apa lagi, hidupnya berakhir, entah itu ditangan guild maupun ratu. semuanya sama yakni kematian.

pria itu menampar Asley dengan keras, wanita itu tersungkur. "beraninya kau tidak menjawab pertanyaanku. Wanita jalang!" ia menendangnya, wanita itu terhempas, Anderson berjalan mendekatinya, mencambak rambut wanita itu, ia memandang wajahnya, terlihat tatapanya yang kosong, darah mengalir dari hidungnya. ia melepaskan jambakanya, membuat wajah wanita itu terbanting ke tanah.

"bawa wanita ini ke markas." setelah anderson memberi perintah dan wanita itu dibawa, pria itu melihat sebuah pemandangan, kilatan cahaya dari balik pepohonan, beberapa dari itu bahkan berbentuk seperti pilar yang turun dari langit. kemudian berhenti, disusul oleh orang orang yang muncul disekitar Anderson.

"Kami sudah melaksanakan seperti yang kau perintahkan." ucap salah seorang dari mereka.

"Bagus, bagaimana Hans?"

"Dia terduduk lemas ketika semua prajuritnya mati, dan langsung menangis terseduh sedu ketika kami memberikan kantong tersebut. kalau boleh tau apa isi kantong itu tuan?"

"Kepala istinya." ucapnya sambil menyeringai.

semua orang bergidik. Anderson berjalan pergi menuju markas diikuti orang orang yang berada di sekitarnya.

Heri sedang gembira, ia memperoleh sebuah bilah pedang yang ia buat sendiri, bonus kerja hari itu,walau sesekali ia sering dibentak oleh Drey master penempanya. ia sudah tak sabar menyelesesaikan hari magangnya dan segera mendapatkan keahlian menempa, setelah itu ia berencana untuk belajar alkimia, sebuah keahlian untuk membuat ramuan penyembuh, mana, penawar racun, dan ramuan lainnya.

hari itu ia merasa seperti diawasi seseorang, pada saat ia berjalan pulang dari tempat magang, dan menuju tempat penginapannya ada sosok wanita beramput pendek mengenakan jubah berada tidak jauh di belakangnya, ia kemudian berputar putar untuk menghilangkan jejaknya, dan berhasil. entah apa alasan wanita itu membuntutinya, dia berjanji pada dirinya untuk menyergap wanita itu jika ia dibuntuti lagi.

Heri kemudian melepas VRnya, ia berjalan keluar dari kamar menuju pintu depan dan terlihat oleh adiknya.

"Kakak, mau kemana?"

"Beli es kelapa."

"Nitip satu."

"Ya" ucapnya sambil pergi menuju penjual es kelapa muda. membeli dua gelas.

"Esnya di meja."

"Ya, terimakasih."

menyeruput minuman dingin menyegarkan tersebut, "Ah..." bersendawa, duduk di kasurnya, mengecek ponsel lipatnya.

[satu pesan masuk]

UNKNOW

avataravatar
Next chapter