webnovel

Victoria Capital

"Mengenai kasus itu, dimana pria yang bernama Plat ini?"

"Menurut seorang penjaga dia sekarang berada di kota tambang crystal city."

"Lalu bagaimana keadaan wanita itu?"

"wanita itu sedang berada di penjara bawah tanah dari bangunan guild yang berada di grass village, dan dalam tiga hari dia akan di pindahkan ke kota untuk diadili."

"dua orang yang melarikan diri?"

"Mereka masih dalam pengejaran."

"Segera tangkap mereka jangan sampai lolos. aku mau mereka ada disini dalam 3 hari."

"Baik Yang Mulia." sosok itu membungkuk lalu mundur perlahan, melewati pintu yang sangat besar dijaga oleh dua buah robot bermesin uap dimana satu disetiap pintu,

"Anderson."

"Ya, yang mulia." pria tampan berambut pirang, membungkuk.

"aku ingin kau membawa kesini wanita itu. sebelum mereka membawanya kekota."

"baik yang mulia." setelah itu, ia pergi meninggalkan ruangan.

terjadi perbincangan di luar ruangan, "Well, well, well, Anderson. si anak emas sang Ratu."

"Ada perlu apa kau." ucap pria tampan itu dengan nada geram dan bersiap mengeluarkan pedang disebelah kiri pinggangnya.

wajah pria itu berada disamping Anderson dengan ujung belatinya berada di lehernya, dan membisiki "seperti biasanya, susah mengendalikan emosi."

"Mau apa kau kesini?" tanya Anderson sambil memegang lehernya yang sedikit mengeluarkan darah.

dia melemparkan sebuah kantong, pria tampan itu menangkapnya, "Tidak usah berterimakasih, sampaikan salamku kepada Hans jika kau bertemu denganya." pria itu berjalan pergi meninggalkannya di susul oleh dua anak kecil.

ditempat yang lain, Heri sedang menyusuri kota, ia menuju ke salah satu pedagang jalanan, dan menjual barang barang, mendapatkan uang, ia menuju bangunan guild. ia merasa was was untuk masuk, namun ia tetap memasuki bangunan tersebut, pria itu tidak menuju resepsionis tetapi menuju ke papan misi yang berada didinding sebelah kanan.

ia menemukan apa yang dia cari, menuju resepsionis untuk meminta persetujuan, mereka mensetujuinya tanpa curiga sama sekali. berjalan keluar menuju tempat pandai besi. welewati beberapa bangunan besar dan bagus, ia bahkan melihat ada beberapa robot berjalan melewatinya, tak hanya itu ada empat kapal yang melayang diudara, terdengar beberapa kali suara klakson yang keras, lalu salah satu kapal bergerak.

'dammnn... ini keren sekali bangsa*d.' gumamnya sambil berjalan menuju tempat tujuan.

ketika sampai di tempat, terlihat sebuah bangunan dengan gaya lama, memiliki sebuah cerobong yang terbuat dari batu bata, dan ada sebuah tabung besar. terlihat seorang bebadan besar sedang menempa sesuatu dangan sebuah palu besar yang bergerak secara otomatis. Heri menghampirinya, berinteraksi dengan pria itu.

"Hallo kawan, kau ada perlu denganku?" ucap pria berkulit hitam, berambut cepat memakai kaca mata google, dan baju tukang yang di pinggangnya terdapat sabuk tempat alat alat kecil.

-Yes, I wanna consulting something

-Yes, I am here to apply apprentice

-No, Nothing

'Yes, I am here to apply apprentice' pria itu melepas kacamatanya, lalu menaruh besi panas, kemudian mengusap keringatnya dengan handuk yang dikalungkan di pundaknya.

"Alright, jadi.. ambilkan batu bara itu dan masukkan ke tungku." interaksi dengan si pandai besi berakhir, dan heri segera mengambil batu bara itu lalu memasukkannya ke tungku. lalu mengikuti perintahnya sampai hari menjelang sore. berinteraksi beberapa kali dengan si pandaibesi yang ia ketahui bernama Drey. satu dari sekian orang berkulit hitam yang datang dari dusk republic dan menetap di Victoria Nation.

hari pertama heri magang ia mendapatkan pekerjaan dasar dalam penempaan, masih ada lima hari lagi untuk menyelesaikan misinya. ia kemudian pulang menuju penginapan, dia dibayar oleh Drey sebanya 700 Eter, itu cukup untuk menyewa kamar satu malam dan makan dua kali.

dihari kedua ia berangkat pagi pagi, menuju tempatnya magang, kali ini dia diperintah untuk membeli biji besi di tambang dekat gerbang barat.

ditempat lain, terjadi pertarungan antara Galena dan seseorang yang berhasil kabur dari penyergapan dengan empatlusin tentara yang telah mengepung tempat persembunyian mereka, pertarungan itu tak berlangsung lama setelah keduanya menyerah setelah kehabisan tenaga.

semetara itu diwaktu yang sama, Asley diangkut ke sebuah gerobak besi, wanita itu dikawal oleh 30 orang, hans memimpin perjalanan, ia memeberikan surat perintah kepada seluruh guild yang berada di Victoria Nation untuk membiarkan dahulu di Plat. pria itu meminta untuk mengawasinya terlebih dahulu.

kemudian Aderson berada di suatu jalan ditengah hutan, menyiapkan penyergapan, dengan 16 orang orang pilihannya.

lalu sang ratu sedang melakukan rapat dengan beberapa orang di ruangan bawah tanah, "Bagaimana persiapan armada kita?" ucap sang ratu.

"Persiapan sudah 80% yang mulia, kemungkinan besar awal musim dingin sudah siap."

"bisakah kau mempercepat pengerjaannya. aku ingin itu siap di pertengahan musim gugur. aku akan menambanhkan beberapa pekerja baru dan sumberdaya tambahan jika kau membutuhkan."

pria tua berjenggot itu mengangguk, "Terimakasih yang mulia. saya akan mengusahakannya."

"selanjutnya, Ami, bagaimana jumlah pasukan baru yang terrekrut?"

"minggu lalu total ada enam ratus orang mendaftar, dengan itu jumlah pasukan Negara ini sekitar enam juta dua ratus tiga puluh satu ribu, seratus sebelas orang yang mulia."

"Pelatihan mereka?"

"Semua berjalan sesuai dengan prosedur, hampir seluruh pasukan sudah siap untuk melakukan pertempuran."

"bagaimana persediaan senjata dan makanan?"

"Produksi sudah mencapai target yang mulia, hanya saja." keringat mengucur dari wajahnya.

"Hanya saja?"

"Hanya saja, terdapat aksi mogok kerja di dua pabrik utama. mereka meminta upah tambahan dan makanan yang layak yang mulia." pria itu menelan ludah. dan mengusap dahinya.

sang ratu menghela nafas. semua orang memandang orang tersebut dengan tatapan kesal. sang ratu kemudian menunjuk pria tersebut dan memberikan isyarat penggal.

"Tungg-u" kepala pria itu lepas dari tubuhnya, darah menyiprat ke meja bundar, dan hampir mengenai wajah ratu jika tidak terlindung oleh tirai.

"Ami. bereskan segera permasalahannya, aku ingin semua selesai sebelum musim dingin tiba."

"Baik yang mulia."

sang ratu menepuk tanggan dua kali, lalu semua orang berdiri, menunduk lalu pergi meninggalkan ruangan.

setelah Heri membeli biji besi, lalu kembali dan melaksanakan perintah selanjutnya, ia belajar mengenai cara pemanasan, titik atau puncak suhu yang tepat saat pemanasan, setelah itu heri melanjutkan menempanya dengan menggunakan alat pemalu otomatis itu, penggerakknya adalah uap panas air yang di panaskan oleh sebuah cristal, membentuk sebuah bilah pedang, bentuknya masih belum terbentuk, ia memasukkan kembali ke tungku, mengeluarkannya, menempanya, melakukannya berulang ulang sampai terbentuk sebuah pedang panjang sepanjang 60 cm, memasukkannya lagi ke tungku mengeluarkannya dan mamalunya dengan martil kecil sebentar dan ia disuruh memasukkannya ke air. untuk mengeraskan bilah tersebut. mengangkatnya, ia lalu memasukkanya ke tempat penyimpanan dan mengapraisal.

Dull tempered Iron Blade

[Normal] {Part of Sword}

Durability 50/50

Bilah pedang, bagian utama dari sebuah pedang.

Sell 2000 E