webnovel

Pertarungan Pertama

Arya dan pria di hadapannya langsung menerjang di saat yang bersamaan, tapi sayangnya pria itu masih lebih cepat dari pada Arya. Pria itu mengarahkan kuku yang entah sejak kapan memanjang ke perut Arya. Tanpa banyak membuang waktu, Arya segera menghentikan lajunya untuk menghindari serangan lawannya, tapi sayangnya lawannya segera melayangkan tendangan ke arah perutnya dengan sangat kencang.

Tubuh Arya segera terlempar ke arah belakangnya, tapi tidak seperti kemarin malam, kali ini dia dapat menghentikan tubuhnya sebelum tubuhnya sampai menabrak sesuatu.

Sepertinya perbedaan kekuatan dan pengalaman di antara mereka memang sangat jauh berbeda. Meskipun Arya sudah menjadi mahluk lain yang jauh lebih kuat dari manusia biasa, tapi sayangnya dia sepertinya tidaklah spesial di antara mahluk sejenisnya.

Serangan pria itu tidak berhenti, dia kembali mengarahkan tangannya yang sudah berubah bentuk menjadi mirip dengan binatang buas ke arah Arya. Arya dengan menggunakan instingnya, segera berguling ke samping untuk menghindari serangannya.

Mungkin karena pria itu terlalu kencang menerjang Arya, serangan darinya tidak berhenti, meskipun serangannya tidak mengenai Arya. Dia melaju sampai tangannya menghantam dinding, lalu menghancurkannya.

Jika Arya tidak tahu bahwa pria itu adalah monster, dia pasti akan sangat terkejut dengan pemandangan di depannya. Nyawa Arya bisa langsung melayang, jika terkena serangan itu secara langsung. Sepertinya dia tidak memiliki pilihan lain, dia harus segera melakukan cara itu atau dia tidak bisa menyelamatkan siapapun, termasuk dirinya sendiri.

Arya segera berlari, lalu bersembunyi di balik salah satu tiang yang berada di parkiran bawah tanah. Arya tahu bahwa pria itu bisa menemukannya dengan cepat, meskipun dia bersembunyi di sana, dia hanya ingin pria itu tidak menyerangnya dari belakang.

Arya segera mengeluarkan smartphone-nya dari dalam tas, lalu dengan cepat langsung membuka aplikasi telepon dan menekan... nomor darurat.

"Halo, apakah ini kepolisian?!"

"Oi, siapa yang kau hubungi!?"

Pria yang menyerangnya tadi tampak sangat marah saat mendengar Arya menelepon polisi di saat seperti ini. Ini adalah pertama kalinya ada orang yang berani melakukan hal seperti itu di hadapannya. Biasanya mereka akan berlari untuk menyelamatkan diri mereka, tapi pada akhirnya mereka akan berakhir menjadi santapannya.

Pria itu dalam hitungan satu detik sudah berada di samping Arya yang menjelaskan situasinya saat ini. Arya yang juga memiliki kemampuan super, langsung bisa menghindari cakaran yang dilayangkan oleh pria itu padanya.

"Cepat tolong Aku, Aku sedang diserang oleh orang gila yang mempunyai cakar tajam!"

"Siapa yang kau panggil orang gila!?"

Perempatan seakan muncul di dahi pria itu saat mendengar ucapan Arya. Berani-beraninya bocah itu menghina dirinya.

Selagi Arya menelepon, dia juga terus berlari menuju jalan keluar dari parkiran. Dia harus segera membawa pria itu menjauh dari wanita yang sedang terluka di dalam sana. Arya hanya bisa berharap bahwa wanita itu tidak mati saat bantuan sampai di sini.

"Aku tidak akan membiarkanmu lolos!"

Pria itu terus mengejar Arya sambil melancarkan serangannya. Arya yang sudah sadar bahwa dia tidak mungkin bisa menang darinya dengan kemampuannya saat ini, hanya bisa menghindari setiap serangannya dengan mengandalkan insting hewan buasnya.

Arya dapat merasakan saat pria itu menggerakan cakarnya dan ke arah mana dia akan menyerangnya, jadi Arya dapat mengantisipasinya dengan mudah. Meskipun Arya tidak yakin berapa lama dia bisa menghindari serangan dari pria itu, tapi dia harap waktunya cukup untuk bantuan datang ke tempatnya.

Setelah selesai dengan teleponnya, Arya kembali memasukan smartphone-nya ke dalam tasnya, lalu melempar tasnya ke suatu tempat. Dia tidak ingin tas berserta buku-buku yang ada di dalamnya, begitu juga dengan smartphone-nya hancur akibat pertarungan mereka. Pria itu juga nampak tidak peduli dengan tas yang dibuang oleh Arya, dia hanya fokus untuk menyerang Arya.

"Bisakah kau diam dan membiarkan seranganku mengenaimu, dasar pengecut!"

"Hanya orang bodoh yang akan mendengarkan perintah seperti itu!"

Arya terus memancing pria itu untuk keluar dari area parkiran, tapi karena serangan dari pria itu sangat cepat dan semakin sulit untuk dihindari, jadi Arya masih belum bisa mengeluarkannya dari area parkiran, meskipun dengan kedua tangan yang bebas. Meski begitu, posisi Arya dan pria itu semakin dekat dengan pintu keluar dari parkiran.

Perlahan, tapi pasti, Arya terus menggiring pria itu ke arah luar. Arya saat ini sedang menghadap ke arah pria itu untuk dapat melihat serangannya dengan lebih jelas, sementara kakinya terus membawanya ke arah belakang. Arya dapat merasakan semua benda yang ada di sekitarnya dari penciuman dan pendengarannya, jadi dia tidak perlu khawatir menabrak sesuatu saat berjalan mundur.

"Sialan kau! Bisakah kau berhenti menghindari seranganku dan menyerang seperti pria jantan!"

Arya tidak menanggapi perkataan pria itu, dia hanya fokus untuk menghindari setiap serangannya. Saat mereka hampir sampai di dekat pintu keluar dari parkiran, serangan pria itu tiba-tiba saja berhenti. Arya menatapnya dengan heran, dia merasakan perasaan buruk.

"Begitu, ya... sepertinya kau memang bukan orang yang bodoh!"

Seperti yang Arya duga, sepertinya pria itu sudah menyadari rencana Arya.

"Sepertinya kau ingin membawaku keluar dan menjauhi wanita itu agar bantuan yang kau panggil bisa menyelamatkannya!"

Arya menatap tajam pada pria di hadapannya. Dia merasakan kesal, karena rencananya bisa terbongkar. Meskipun rencananya memang sederhana dan mudah ditebak, tapi Arya merasa bahwa pria di depannya cukup bodoh untuk tidak menyadari rencana Arya yang sebenarnya. Sepertinya dia terlalu meremehkan lawannya.

"Tapi rencanamu tidak akan berhasil, jika Aku membunuhnya lebih dulu!"

Pria itu segera berbalik dan berlari kembali ke dalam area parkiran yang gelap. Arya tanpa pikir panjang langsung melompat untuk menerjang pria itu.

"Kena kau!"

Tapi sayangnya, sedetik kemudian Arya langsung menyesali keputusan yang dia buat. Pria itu langsung berbalik, lalu menendang Arya ke arah langit-langit parkiran yang terbuat dari beton. Ini adalah kedua kalinya punggung Arya berbenturan dengan beton, setelah kejadian kemarin malam. Arya bersyukur saat ini tubuhnya jauh lebih kuat dari pada sebelumnya, jadi rasa sakit yang dia rasakan tidaklah sebesar kemarin.

Meskipun dengan punggung yang sakit, Arya tetap berusaha untuk menahannya dan menyerangnya dari langit-langit. Dia menggunakan tangannya yang entah sejak kapan sudah dipenuhi oleh bulu-bulu serigala untuk mencengkram langit-langit agar tubuhnya tidak terbawa gravitasi dan jatuh ke bawah. Arya dapat merasakan kuku-kukunya yang tajam telah tertanam dengan kuat pada beton.

Lalu dia mengkonsentrasikan semua kekuatannya pada kedua kakinya, lalu saat dia merasa kekuatannya sudah terkumpul semua, Arya melepaskan cengkramannya pada langit-langit dan membiarkan kakinya meluncurkan tubuhnya ke arah pria yang menjadi lawannya.

Arya menyiapkan cakarnya untuk menyerang pria itu dan begitu juga sebaliknya. Pria itu sudah tampak siap dengan cakar tajamnya. Saat jarak mereka mulai mendekat, mereka berdua di saat bersamaan mengarahkan cakar mereka pada lawan mereka masing-masing, Arya pada pria itu dan pria itu pada Arya.

Sedetik kemudian, Arya merasakan perutnya tertusuk oleh cakar dari lawannya, sementara cakarnya tidak mengenai apapun selain udara. Pria itu segera menundukan tubuhnya begitu dia melihat cakar Arya akan mengenai tubuhnya, lalu menyerangnya dari bawah dengan menggunakan cakarnya. Begitulah cara pria itu melayangkan serangannya pada Arya dan membuat situasi mereka menjadi seperti ini.

Pria itu tersenyum sinis melihat keadaan Arya yang telah tertusuk oleh cakarnya yang sangat tajam. Dia nampak menikmati pemandangan di hadapannya

Sementara itu, Arya memperhatikan tangan yang menusuk perutnya. Bulu yang dimiliki oleh pria itu memiliki warna yang berbeda dengan bulu Arya. Jika warna bulu Arya saat ini berwarna keabuan, warna bulu itu adalah oranye. Apakah mungkin mereka sebetulnya memiliki jenis hewan yang berbeda?

Pria itu kemudian menngayunkan lengannya, lalu menghempaskan tubuh Arya ke dinding beton dari parkiran. Arya tidak bisa melakukan apapun, selain membiarkan tubuhnya kembali melayang dan menghantam tembok beton sekali lagi.

Dia merasa sangat frustasi saat tidak dapat berbuat apapun untuk menolong seseorang dan sekarang tubuhnya malah kembali berlumuran darah. Arya sadar bahwa dirinya memang tidak memiliki kesempatan untuk menang di detik yang sama saat Arya melihat bahwa pria itu lebih cepat darinya, tapi dia tetap tidak bisa menerima kekalahannya yang sangat memalukan. Padahal dia tadi bersikap seperti lebih kuat dari pria itu, sekarang dia justru berakhir dengan sangat menyedihkan.

Pria itu hanya menatap Arya dengan pandangan menghina dan senyuman menyebalkannya tidak pernah meninggalkan wajahnya. Pria itu kemudian berjalan meninggalkan Arya, seolah-olah sudah tidak tertarik lagi dengan pria yang menjadi lawannya beberapa saat yang lalu. Dia berjalan kembali menuju wanita yang menjadi mangsanya.

"Hmm, apa ini? Sepertinya wanita itu sudah mati selama pertarungan tadi..."

Meskipun mereka berada di jarak yang cukup jauh, tapi Arya dapat mendengar suara pria itu dengan sangat jelas.

Apa katanya tadi? Wanita itu sudah mati? Arya tidak dapat mempercayai telinganya. Jika wanita itu sudah mati, lalu untuk apa dia datang ke sini? Apakah dia datang hanya untuk dihajar dan dipermalukan? Ini memang adalah pertarungan pertamanya sebagai mahluk yang berbeda dengan manusia, tapi bukankah ini terlalu menyedihkan untuk pertarungan pertamanya? Bukan hanya tidak dapat melayangkan serangannya pada lawannya, dia juga berakhir dengan luka yang cukup parah, dan sekarang dia tidak dapat menyelamatkan orang yang ingin dia selamatkan.

Air mata mulai mengalir dari kedua bola matanya. Dia merasa benar-benar kesal dengan kelemahannya. Rasa frustrasinya sudah tidak dapat dibendung lagi. Di dalam kegelapan Arya terus saja mengeluarkan tangisan yang sangat menyedihkan.

"Padahal Aku ingin bersenang-senang dengannya dulu, sebelum membunuhnya, tapi kalau seperti ini Aku merasa seperti anak kecil yang kehilangan mainannya... benar-benar menyedihkan!"

Air mata Arya baru berhenti saat telinganya menangkap apa yang dikatakan oleh pria itu selanjutnya. Yang benar saja! Apakah pria itu tidak memiliki rasa kemanusiaan sedikitpun!? Arya menggertakkan giginya dengan perasaan yang sangat kesal.

Dia kemudian menggerakan tubuhnya untuk kembali berdiri. Dia merasa bahwa lukanya sudah mulai menutup. Sepertinya memang benar jika manusia serigala sepertinya memiliki kemampuan penyembuhan yang sangat cepat. Tidak heran jika luka parah yang dia terima kemarin malam dapat sembuh dalam satu malam.

Arya kemudian membawa tubuhnya untuk sekali lagi berhadapan dengan pria itu. Sementara pria itu hanya menengokan kepalanya sedikit ke arah Arya saat mendengar suara langkah kaki pria itu. Dia terlihat tidak begitu tertarik lagi berhadapan dengan Arya.

"Ada apa denganmu? Aku sekarang ingin segera menyantapnya, kalau tidak dagingnya akan membusuk!"

"Apakah kau tidak merasakan perasaan manusia di dalam hatimu!?"

"Huh!? Apa yang kau bicarakan, bocah!? Mahluk seperti kita memang seharusnya tidak memiliki hati manusia, bagaimanapun kita bukanlah manusia!"

Perkataan pria itu lebih menusuk dari pada yang Arya kira. Dia bukanlah manusia. Arya hanya bisa tersenyum lemah saat mendengar 3 kata itu.

"Meskipun itu memang benar... meskipun Aku memiliki tubuh yang sama seperti monster, tapi Aku tidak ingin menjadi monster yang tidak memiliki rasa simpati pada orang lain..."

Meski dengan senyuman lemah di wajahnya, Arya tetap bisa mengeluarkan perkataan tersebut. Pria di hadapannya hanya bisa mengeluarkan raut wajah kesal saat mendengar perkataan Arya.

"Kau bisa mengatakan kata-kata yang sangat bagus, ya!"

Saat Arya dan pria itu saling menatap dengan pandangan membunuh, tiba-tiba saja mereka mendengar suara seorang wanita. Arya dan pria itu langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah suara itu berasal.

Entah sejak kapan sudah ada seorang wanita yang berdiri tak jauh dari posisi Arya berada. Arya bahkan tidak dapat mencium atau mendengarnya. Siapa sebetulnya wanita itu?

"Kau bisa mundur dan serahkan pertarungan ini padaku!"

Wanita itu berkata, lalu berjalan di depan Arya seolah-olah dia ingin melindunginya. Arya dan pria itu hanya bisa menatap tidak percaya pada wanita yang tiba-tiba muncul entah dari mana. Apakah wanita itu serius ingin berhadapan dengan pria yang jelas-jelas bukan mahluk biasa itu seorang diri?

Arya sudah tahu bahwa wanita itu juga bukan manusia biasa, tapi apakah dia benar-benar bisa mengalahkan pria yang bisa mengalahkan Arya dalam sekali serangan. Bukan hanya saja dia adalah seorang wanita, tapi tinggi badannya juga jauh lebih pendek dari pada Arya.

"Apa kau serius ingin melawannya seorang diri?"

"Ya, tenang saja... Aku pasti bisa mengalahkannya!"

Wanita itu menampakan senyuman percaya diri, lalu menatap tajam pada pria yang sudah menampakan tangan berbulu oranye dengan cakar yang nampak sangat tajam. Tatapan mereka berdua sama-sama mengatakan bahwa mereka serius akan membunuh orang yang berada di hadapan mereka.

Dan pertarunganpun di area parkir bawah tanah itupun kembali berlanjut.