webnovel

Pertarungan berlanjut

Arya menatap tidak percaya pada wanita yang berdiri di hadapannya. Apakah wanita itu memang sangat kuat? Atau dia hanya berlagak kuat seperti Arya?

"Apakah kau yakin bisa melawannya? Bukankah lebih baik kita melawannya berdua?"

"Yang dikatakan oleh bocah itu benar... gadis kecil sepertimu lebih baik menggabungkan kekuatan dengan bocah itu... meskipun hasil akhir tetap akan sama saja!"

Pria yang berada di depan Arya menampakkan senyuman menjijikkan saat dirinya menanggapi perkataan Arya. Baik Arya atau wanita yang berdiri di depannya sama-sama merasa jijik melihat senyuman itu.

"Maaf, ya... orang yang dikalahkan oleh orang seperti itu dengan sekali serangan tidak akan banyak membantu!"

Wanita di hadapannya memilih untuk mengabaikan pria itu dan berbicara dengan Arya yang masih berdiri di belakangnya.

Arya tidak bisa membalas perkataan dari wanita di depannya, dia memang telah dikalahkan dengan sangat memalukan, tapi sedetik kemudian, Arya menyadari sesuatu dari perkataannya tadi.

"Tunggu dulu, jangan-jangan kau sudah mengamatiku dari tadI?"

"Ya..."

"Lalu kenapa..."

"Kenapa Aku tidak menyelamatkan wanita yang berada di sana? Itu karena saat Aku sampai di sini, Aku hanya bisa merasakan dua kehidupan, jadi..."

Tanpa mendengarkan lanjutan dari kalimat si wanita di depannya, Arya sudah mengerti apa yang coba dia katakan. Itu sudah terlambat untuk menyelamatkan wanita itu, bahkan sejak Arya pertama kali datang ke tempat ini. Arya hanya bisa mengepalkan tangannya sekuat tenaga sambil menggertakkan giginya.

"Oi, kalian! Apakah kalian sudah selesai mengobrolnya!?"

Pria yang sedari tadi mengamati mereka akhirnya kehabisan kesabarannya. Arya cukup kagum dengannya, dia sama sekali tidak menyerang mereka secara diam-diam, meskipun dia memiliki kesempatan itu. Apakah ini yang namanya musuh tak pernah menyerang saat pahlawan berubah? Meskipun mereka tidak berubah, tapi konsepnya sama saja, kan?

"Maaf, maaf... sepertinya Aku membuatmu lama menunggu, ya... Leo Fuch!"

Baik pria itu dan Arya sama-sama terkejut saat mendengar nama itu. Meskipun itu adalah pertama kalinya Arya mendengar nama itu, tapi dia yakin bahwa itu adalah nama milik pria yang ada di hadapannya.

"Bagaimana kau bisa tahu namaku?"

"Kau adalah pemilik dari gedung apartemen ini, kan? Atau lebih tepatnya milik orang tuamu... kami sudah lama mengawasi keluarga Fuch dan mencari tahu apa yang kalian lakukan... nampaknya keluargamu itu suka menculik manusia untuk menjadikan mereka sebagai persediaan makanan kalian, kan?"

Arya sama sekali tidak tahu ada kasus seperti itu. Sepertinya mereka melakukan perbuatan itu dengan sangat hati-hati sehingga publik tidak mengetahui kejahatan mereka. Itu sedikit menjelaskan kenapa pria di depannya, Leo, bisa menjadi pria yang tak bersimpati dan kehilangan hati nuraninya.

"Memangnya kenapa? Bukankah mahluk seperti kita sudah sepantasnya menjadi manusia sebagai bahan makanan kita!?"

Arya merasa benar-benar jijik dengan perkataan pria di depannya. Bisa-bisanya dia mengatakan hal seperti itu seakan-akan itu adalah hal yang wajar.

"Perkataanmu benar-benar membuatku jijik! Bisa-bisanya ada mahluk yang seperti dirimu di dunia ini!"

Wanita itu berkata sambil melepaskan jaket yang dia kenakan. Di balik jaket itu, Arya bisa melihat dia yang mengenakan gaun dengan punggung yang terbuka. Arya tidak tahu kenapa dia harus memakai pakaian seperti itu sebelum bertarung.

"Meskipun kau memakai gaun seperti itu, kau sama sekali tidak nampak seksi atau menawan!"

"Kau sepertinya benar-benar ingin dibunuh, ya!"

Arya kali ini harus setuju dengan komentar dari Leo, wanita itu tidak nampak seksi atau menawan dengan gaun itu. Mungkin itu karena tubuhnya yang pendek. Meski memiliki pemikiran yang sama, tentu saja Arya tidak akan mengatakannya keras-keras.

"Aku akan mengakhiri ini dengan cepat! Karena panggilan telepon yang tadi dilakukan oleh pria ini, ATS pasti akan segera bergerak dan sampai ke tempat ini!"

"Hn, ini benar-benar akan menjadi merepotkan!"

ATS? Ini sebetulnya bukan pertama kalinya Arya mendengar kata itu, tapi dia tidak tahu apa hubungan ATS dengan mereka saat ini. Dia tahu bahwa ATS adalah pasukan khusus untuk mengatasi teroris, seperti namanya Anti-Terorrist Squad. Apakah ATS juga menangani kasus seperti mereka juga? Jika itu benar, Arya jadi mengerti kenapa pria itu nampak panik tadi. Sepertinya dia tidak ingin berurusan dengan ATS.

Dari punggung terbuka milik wanita di depan Arya, tiba-tiba saja sepasang sayap yang mirip dengan sayap kupu-kupu muncul, diikuti dengan hembusan angin yang sangat kencang. Arya sampai harus melindungi wajah dan matanya saat angin itu dengan kencang menghembuskan segala hal di sekitarnya. Jika Arya hanya manusia biasa, maka dia yakin kalau tubuhnya juga akan terhempas oleh angin itu. Dia bahkan terdorong beberapa cm dari tempatnya semula berdiri.

"Tipe peri, kah? Aku tidak menyangka akan bertemu dengan mahluk sepertimu di sini!"

Leo yang juga nampak menutupi wajahnya seperti Arya mengeluarkan komentar saat melihat sayap yang dimiliki oleh wanita itu. Seringai besar nampak di wajahnya, sepertinya pria itu benar-benar senang dengan apa yang dia lihat.

Tubuh pria itu kemudian menghilang, sedetik setelah dia selesai mengucapkan kalimat. Pria itu kemudian muncul di hadapan wanita di depannya dengan tubuh yang telah ditumbuhi oleh bulu-bulu berwarna oranye.

"Sebetulnya Aku tidak ingin menggunakan wujud ini, tapi jika melawanmu, Aku rasa kau layak mendapatkannya!"

"Aku sama sekali tidak merasa terhormat!"

Pria itu berkata sebelum mengayunkan cakarnya dengan sangat cepat dan kuat ke arah wanita di depannya. Sementara wanita itu membalasnya dengan membuat perisai angin dan menghalangi cakar pria itu mencapai tubuhnya. Perisai anginnya kemudian membesar dan menghasilkan angin yang menghembuskan tubuh besar dari Leo.

Tubuh besar Leo yang tertutupi bulu berwarna oranye seakan terbang ke belakang dengan sangat cepat, lalu menabrak dinding beton dan menghancurkannya, pria itu langsung bisa berdiri kembali, setelah berbenturan dengan dinding beton yang sangat keras. Arya menyadari sekarang jika pria itu tidaklah serius sedikitpun saat menghadapinya, mungkin pria itu hanya berpikir bahwa Arya hanyalah bocah kecil yang tidak tahu apa-apa.

"Sepertinya Aku harus sedikit lebih serius lagi!"

"Meskipun kau mengeluarkan semua kemampuanmu, kau tidak akan bisa mengalahkanku... dasar rubah sialan!"

Kepala Leo berubah menyerupai kepala rubah, sama seperti hewan yang disebut wanita itu. Taring tajam dapat terlihat dengan jelas dari mulutnya. Sekarang dia benar-benar cocok dengan gambaran dari manusia setengah hewan buas. Apakah Arya juga bisa berubah menjadi mahluk seperti itu?

Pria itu merobek baju yang dia kenakan, karena bajunya tidak lagi muat dengan tubuhnya yang membesar dan hanya akan menghalangi pergerakannya. Sekarang tinggi dari tubuh Leo sudah melebihi dua meter.

Leo bergerak sangat cepat ke arah wanita yang menjadi lawannya, wanita itu dengan sigap membuat pelindung di sekitarnya dengan angin. Cakar dan Angin dari mereka berdua saling beradu satu sama lain. Benturan dari mereka berdua menyebabkan gelombang angin yang sangat kuat, bahkan cukup kuat untuk menggeser mobil-mobil yang kebetulan sedang terparkir di tempat itu.

Tubuh Arya juga hampir terhempas, jika dia tidak mengumpulkan semua tenaganya pada kakinya dan menahan gelombang untuk sekuat tenaganya.

Mereka berdua sepertinya sudah melupakan keberadaan Arya. Sekarang Arya benar-benar merasa seperti pengganggu saja di tempat itu.

"Nah, gadis kecil, bisakah kau menyebutkan siapa namamu?"

"Aku tidak suka menyebutkan namaku pada bajingan sepertimu! Rubah Sialan!"

"Untuk ukuran gadis sekecil dirimu, mulutmu benar-benar kotor!"

"Kau harusnya berkaca dulu sebelum mengatakannya!"

Leo menyerang perisai angin berbentuk bola milik si wanita peri dari berbagai sisi. Dia menyerang dengan sangat cepat dari satu sisi ke sisi lainnya, dia seperti sedang mencari kelemahan dari perisai yang diciptakan oleh wanita itu.

Arya tidak dapat mengikuti pergerakan dari pria rubah itu, karena sekarang dia bisa bergerak lebih cepat dari angin. Arya merasa ragu jika wanita itu bisa menahan serangannya lebih lama lagi.

Wanita yang berada di dalam perisai itu mulai menunjukan wajah kelelahan. Sepertinya dia juga tidak bisa mengikuti pergerakan milik Leo dengan matanya. Perisai miliknya sepertinya hanya memerlukan beberapa menit lagi untuk hancur.

Dan benar saja, beberapa menit kemudian Arya dapat melihat bahwa Leo dapat menghancurkan perisai milik wanita itu. Leo tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk menyerang wanita itu dari depan. Tubuh rubahnya dengan cepat meluncur ke arah wanita itu, akan tetapi itu sudah diduga oleh wanita itu.

Dia sengaja menghancurkan perisainya sendiri saat dia menyadari Leo akan menyerangnya dari depannya, hal itu dia lakukan untuk membuatnya lengah dan dapat melancarkan serangannya pada Leo. Wanita itu membuat tinju dengan tangannya, lalu mengarahkan tinjunya pada Leo.

Angin yang sangat kencang kemudian keluar dari tinju wanita dan menerbangkan tubuh Leo ke arah tembok beton, tapi tidak seperti serangan sebelumnya, kali ini Leo dapat menahan serangan itu, lalu sedikit berputar dan mengarahkan kakinya pada tembok. Sepertinya dia ingin menggunakan tembok itu untuk menjadi landasannya untuk menyerang kembali lawannya.

Telapak kaki dari Leo menyentuh tembok, dia kemudian menekuk sedikit kakinya, lalu meluncurkan kembali dirinya ke arah wanita dengan kecepatan yang lebih cepat dari sebelumnya. Tembok beton yang menjadi landasannya untuk meluncur juga hancur, karena kekuatan yang digunakan oleh Leo.

Wanita peri dengan terburu-buru kembali membentuk perisai angin di depannya. Tubuh Leo dan perisai yang diciptakan oleh wanita itu berbenturan dengan sangat kuat. Beberapa detik kemudian ledakan besar terjadi akibat benturan mereka berdua, baik wanita itu ataupun Leo sama-sama terlempar ke belakang.

Wanita itu menggunakan sayapnya untuk mengendalikan tubuhnya agar tidak meluncur ke arah tembok dan bisa kembali bertarung, sementara Leo menggunakan cakarnya untuk menghentikan tubuhnya dari mencapai dinding sekali lagi. Arya dapat melihat lantai yang tergores oleh cakar Leo dengan sangat jelas.

Wanita itu dan Leo kembali menatap lawannya. Kali ini mereka tahu bahwa lawan mereka tidaklah dapat diremehkan. Jika mereka lengah, mereka bisa kehilangan nyawa mereka. Sementar Arya hanya bisa menatap mereka dengan tercengan dari jauh. Dia sendiri tidak sadar sejak kapan tubuhnya terdorong sangat jauh dari tempat wanita itu dan Leo bertarung.

Wanita itu kemudian membentuk tinju dengan kedua tangannya, lalu meninju-ninju udara di depannya. Udara yang terkena tinju wanita itu kemudian berubah menjadi angin yang kencang dan mematikan.

Leo segera menyilangkan kedua tangannya di depan wajahnya untuk menahan serangan angin yang dilancarkan oleh lawannya. Leo bisa merasakan ratusan angin yang dilancarkan oleh wanita itu menghantam lengannya dalam hitungan menit. Tubuhnya bahkan terdorong ke belakang sejauh beberapa cm.

Jika seperti ini, tidak butuh waktu lama untuk tubuh Leo terhempas kembali, jadi dia mengumpulkan semua udara di sekelilingnya di dalam paru-parunya, lalu menghempaskan udara yang telah terkumpul itu ke arah wanita itu dengan sekuat tenaganya.

Ratusan tinju angin yang dilancarkan oleh wanita itu dan hembusan kencang udara yang dilancarkan oleh Leo saling beradu. Wanita itu semakin mempercepat gerakan tangannya untuk meninju udara dan menciptakan lebih banyak tinju angin. Sedangkan Leo memperkuat kembali menghembusan udara yang keluar dari paru-parunya. Kedua serangan angin itu saling beradu kekuatan dan akhir menciptakan ledakan udara yang sangat besar yang dapat menghempaskan segala sesuatu di sekelilingnya, termasuk kedua orang yang menciptakan serangan itu.

Tubuh Arya juga sudah tidak kuat menahan serangan angin mereka dan meluncur bersama berbagai benda lainnya yang kebetulan berada di sana. Arya juga menyempatkan dirinya untuk menangkap tubuh kecil wanita yang telah menolongnya saat tubuhnya secara kebetulan juga terhempas ke arah yang sama dengannya.

Arya kembali merasakan punggungnya bebenturan dengan tembok beton yang sangat keras. Arya membuka kembali matanya yang sempat tertutup untuk melindungi matanya dari debu yang berterbangan, karena ledakan udara yang diciptakan oleh Leo dan wanita yang sekarang berada di pelukannya.

Hal yang pertama kali Arya dapat lihat, begitu dia berhasil membuka matanya adalah area parkir yang menjadi sangat berantakan dengan debu yang berterbangan dimana-mana. Mobil-mobil mewah yang beberapa menit lalu masih nampak sangat bagus dan tanpa goresan, sekarang telah menjadi seperti mobil bekas yang habis mengalami kecelakaan.

Arya kemudian melihat ke sekelilingnya untuk mencari keberadaan pria yang menjadi musuh mereka. Dia tidak bisa tenang jika belum melihat pria itu benar-benar telah dikalahkan atau nyawanya dan wanita yang telah menolongnya akan berada dalam bahaya.

Arya kemudian menemukan tubuh Leo yang tengah berdiri dengan kedua kakinya di kejauhan. Sepertinya pertarungan mereka belum berakhir.