webnovel

Dengan Siapa Dia Bertelepon?

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Bentuk boneka kumbang itu terlalu kekanak-kanakan untuk gadis seusianya. Saat Xia Changyue melihat tatapan curiga Yan Chengchi, dia hanya bisa menggigit bibirnya, kemudian mengatakan bahwa dirinya menyukai The Beetles.

"Xia Changyue, kamu sudah dewasa dan kamu suka boneka. Seleramu sangat rendah," kata Yan Chengchi yang menampakkan tatapan aneh. Kemudian dia berjalan maju dan mengambil boneka tersebut dari tangan Xia Changyue. Dia menatap boneka itu dengan tatapan iblisnya.

The Beetles? Apa-apaan ini? Pikir Yan Chengchi.

Yan Chengchi tiba-tiba ingat bahwa dia baru saja bertemu dengan seorang anak kecil yang mengenakan topeng kumbang di luar pintu vila hari ini. Anak itu pula yang sudah membuat ban mobilnya meletus. Lalu, sekarang dia harus melihat boneka kumbang di dalam villanya, bahkan yang memilikinya adalah Xia Changyue. Mengapa hidupku dikelilingi oleh kumbang? Batinnya

Yan Chengchi mengencangkan bibirnya, lalu dia bersuara dengan dingin, "Buang!"

"Apa?" Tubuh Xia Changyue membeku dan menatap Yan Chengchi dengan penuh kesedihan, kemudian dia melirik boneka di tangannya. 

Meskipun Yan Chengchi mengatakan bahwa dirinya terlalu kekanak-kanakan untuk bermain dengan boneka pada usianya saat ini, tetapi Xia Changyue menganggap hal itu seharusnya tidak mengganggunya. Lalu kenapa Yan Chengchi harus menyuruhnya membuangnya. Itu adalah boneka untuk menemani tidur yang diberikan oleh putranya, jadi dia tidak ingin membuangnya.

Xia Changyue mengambil paksa boneka itu dengan gugup dari tangan Yan Chengchi, lalu memeluknya dengan erat. "Aku hanya akan memeluknya saat tidur. Jika kamu tidak menyukainya, aku bisa menyimpannya dalam lemari saat siang hari dan tidak akan membuatmu melihatnya."

"Memelukku saja saat tidur sudah cukup. Mengapa kamu memeluk boneka!" Yan Chengchi membuka mulutnya, kemudian menggertakkan giginya.

"Aku suka memeluk boneka," ucap Xia Changyue yang masih bersikeras.

Wajah Yan Chengchi langsung berubah menjadi gelap, lalu dia berkata, "Apakah maksudmu boneka itu lebih baik daripada aku?"

"Yan Chengchi, lihatlah betapa lucunya kumbang ini," kata Xia Changyue sambil mengangkat salah satu kaki kumbang itu, menggoyangkannya di depan dan mencoba meyakinkan Yan Chengchi.

"Kamu ingin memberitahuku sekarang bahwa aku tidak selucu kumbang? Xia Changyue kamu cari mati!" Wajah Yan Chengchi benar-benar menghitam.

Xia Changyue terdiam, dia benar-benar hanya ingin memiliki boneka itu. "Aku akan membuangnya," ujarnya sambil memandang boneka kumbang di tangannya dengan tatapan enggan untuk membuang. 

Xia Changyue melirik Yan Chengchi tampak sangat marah sehingga dia terpaksa berkata seperti itu. Bagaimana pun, percuma jika dia harus marah pada pria itu karena tetap saja yang harus mengalah adalah dirinya.

Xia Changyue memeluknya dan memegang kepala mungil boneka itu, lalu berjalan keluar kamar. Tempat sampah di kamar itu terlalu kecil, jadi dia harus pergi ke tempat sampah di halaman untuk membuang bonekanya. Dalam hatinya, dia mengumpat ratusan kali sambil berjalan ke bawah.

Egois! Sangat pelit! Awas saja! Bukankah ini hanya boneka? Apa yang salah dengan menaruhnya di dalam kamar tidur? Bukankah setiap hari aku tidur di kamar itu? Sama sekali tidak bisa menyesuaikan diri! Batin Xia Changyue.

Sembari menggertakkan giginya, Xia Changyue berjalan menuju halaman. Saat dia hendak membuang boneka itu ke tempat sampah, ponselnya tiba-tiba berdering. Dia pun melirik ID penelepon di layar ponselnya. Tiba-tiba dia mendongakkan kepalanya, melihat sekeliling dan memastikan tidak ada siapa-siapa. Kemudian dia bersembunyi di samping tempat sampah dan menjawab telepon, "Kak Han, ada apa?"

"Tuan Muda Han merindukanmu, apa Xia Changyue merindukanku?" Suara lembut Xia Shuhan terdengar dari seberang telepon, namun suara iblisnya yang khas tetap sangat mendominasi.

"Tentu saja, Xia Changyue merindukanmu." Xia Changyue tahu bahwa anaknya itu sedang memiliki suasana hati yang buruk. Dia berjongkok dan membujuknya dengan lembut.

Xia Changyue akhirnya berhasil membujuk Xia Shuhan. Dia menutup telepon dan tiba-tiba tersadar keberadaannya untuk membuang bonekanya. Dia memegang boneka itu, kemudian bersiap untuk berdiri dari tanah. Beberapa detik kemudian, sepasang sepatu kulit bening menarik perhatiannya. Disana, berdiri sosok pria dengan tatapan mata iblis yang penuh rasa penasaran.