webnovel

Latihan Menembak

"Tunggu dulu, berarti yang jatuh di bumi itu kapal musuh?" kataku.

"Kami tidak tahu pasti. Kami berhasil menyelamatkanmu sesaat sebelum meteor itu menghantam bumi" kata Tn. Andes.

"Jadi, bumi....sudah hancur?" Aku mulai khawatir.

"Kami juga tidak tahu. Kami menyelamatkanmu dan pergi ke gugusan galaksi utara"

Aku mencoba tetap tenang karena masalah yang lebih besar ada di depan. Kapal musuh itu terus melesat menuju kami.

"SIAPKAN SENJATA!!!" Tn. Andes mulai memerintah.

Aku lihat seperti semacam meriam merah bertuliskan "AF 60". Apa artinya itu?

"3"

kapal itu terus melesat

"2"

kapal itu semakin menambah kecepatan dan mendekati kami

"1.. Tembak"

ZUUUUUUM

Bunyi tembakan yang asing di telingaku. Kapal itu pun hilang. Aku pun lega. Namun Tn. Andes seperti sedang kesal.

"DASAR MONSTER!!! DIA BERHASIL KABUR"

Suasana pun tegang.

"Dan gawatnya, mereka mengetahui keberadaanmu, Aini" ucap Tn. Andes.

"Tunggu, darimana kamu tahu nama asliku?" tanyaku lagi.

"Itu tidak penting. Sekarang kamu harus banyak belajar tentang permasalahan disini. Akan kukirim kamu ke tempat pelatihan"

Aku masih bingung bagaimana dia tahu namaku, padahal aku tidak pernah memberi tahunya. Dia langsung melayang memegang tanganku menuju suatu tempat.

"Ini adalah tempat senjata kami. Kamu harus mengetahui macam-macam senjata yang kami pakai. Semua senjata ini kami namai berdasarkan elemen dan kekuatan yang dimilikinya. Aku akan menunjukkan kertas senjatanya yang sudah diterjemahkan ke bahasamu" kata Tn. Andes.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

AE = elemen tanah

AT = elemen angin

AW = elemen air

AF = elemen api

tingkatkan kekuatan:

1-10 = senjata kejut

11-20 = senjata burst

21-30 = senjata AR

31-40 = senjata sniper

41-50 = senjata segala arah

51-60 = rudal

61-70 = laser

71-80 = senjata AR level 2

81-90 = senjata AR level 3

91-100 = senjata elemen modifikasi

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku tetap tidak mengerti apa yang kertas ini tulis.

"Kamu akan ku latih menggunakan semua senjata ini. Masuklah di tabung virtual sebelah sana" ucap Tn. Andes.

Pada awalnya aku mengira tes ini seperti game simulasi di game center kotaku. Namun, semua pemikiran berubah saat memasukinya. Seperti dunia nyata! Tempat tes ini seperti di hutan asli.

"Tes pertama, kamu akan menggunakan AF. Disana kamu akan menemukan 10 tombol yang menyatakan tingkat kekuatan. Satu tombol mewakili 10 angka. Jadi semua tingkat kekuatan ada dalam satu senjata saja. Gunakan sesuai kondisi dan pakai sewajarnya"

Tiba-tiba di belakangku terdengar suara. Dibalik semak-semak ada makhluk melompat keluar. Makhluk berbulu hitam pekat berdiri di hadapanku, seperti seekor beruang. Aku gemetaran dan menekan sembarang tombol.

DUUAAR💥

Tembakanku meleset. Senjata ini sulit sekali dikendalikan. Beruang itu pun semakin buas dan bergerak cepat ke arahku, tetapi aku hanya bisa terdiam di tempat saking gugupnya. Aku dengan cepat kembali menekan tombol asal dan menembakkannya ke beruang itu. Tetap saja tembakannya meleset. Walaupun ini hanya simulasi, ini sangat menegangkan. Aku takut diterkam binatang buas itu. Aku pun terbang menjauhi beruang itu.

Tiba-tiba aku menabrak sesuatu dan terjatuh, padahal di depan hanya ada jalan berbatu. Aku menyadari ternyata batas ruang simulasinya hanya sampai disini. Belum sempat aku bangkit, beruang itu sudah ada tiga meter di depanku. Dengan mulut yang terbuka lebar, dia melompat kearahku. Aku yang sudah pasrah menutup muka dengan kedua tanganku.

Tak terjadi apa-apa... Beruang itu hilang di hadapanku, disusul hutan yang luas tadi digantikan dengan pemandangan ruangan kotak luas. Sepertinya simulasi sudah selesai.

"Kamu gagal pada simulasi ini. Padahal ini masih senjata untuk latihan, bagaimana kamu bisa gunakan yang asli jika kamu asal menggunakannya? Kita latihan lagi malam ini. Mungkin kamu perlu pembiasaan. Sekarang akan kuantar kamu ke tempat menginap"

"Baik, Tuan.." jawabku lemas.

Kami terbang menuju sebuah lorong di samping gudang senjata. Lorong berwarna biru cerah mengantar kami ke sebuah tempat penginapan besar. Kami menuju ke sebuah kamar. Tidak ada nomor kamar disana, padahal semua kamar disini hampir mirip satu dengan yang lainnya.

"Sentuh pintunya, Ai" kata Tn. Andes

Pintu itu tidak ada gagang, jadi harus disentuh. Aku sentuh pintunya dengan tangan kanan dan seketika pintu hilang.

"Disini tempatmu menginap. Aku harus mengurus ruang pengendali kapal. Jika perlu bantuan, telan tombol merah itu" kata Tn. Andes sambil menunjuk tombol dekat kasur tidur.

Tn. Andes pergi menuju ruang pengendali. Aku teringat sesuatu! Bagaimana cara menutup pintu ini? Aku mencoba menyentuh kembali pintu itu. Tidak berhasil! Aku memutuskan membiarkan pintu terbuka.

Aku menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Air mengalir dari keran bawah lantai kaca. Seluruh mukaku basah dan kukeringkan di semacam pengering. Setelah selesai, aku mendengar suara seseorang dari luar.

Aku mencoba keluar dan menghampiri pintu yang masih terbuka. Jangan-jangan penyusup! Siapa orang yang ada di luar?