webnovel

Bab 27. Kangen Canda Dan Tawa Bersama

Biasanya weekend seperti ini akan di isi oleh canda dan tawa dari mereka Sekala dan Skyla. Tapi, karena belakangan ini hubungan mereka lagi renggang makanya mereka hanya berdiam diri di kamar. 

Tidak ada lagi nonton film bareng di kamar Kala, tidak ada lagi bikin konten youtube di kamar Skyla. 

Semuanya kini sudah benar-benar terasa berbeda, tidak seperti biasanya. 

"Kala, sebenarnya aku tidak mau jika hubungan kita menjadi jauh seperti ini. Aku rindu kita yang sering bercanda berdua, rindu sekali dengan kita yang sering menghabiskan waktu bersama. 

Tapi, semua itu soal waktu. Mungkin ada kalanya kita harus diam, sekedar untuk menetralkan perasaan agar kita tidak kebablasan. 

Seandainya kamu itu bukan saudaraku, mungkin aku tidak akan menyangkal perasaan yang ada di hatiku ini untukmu. 

Tapi, kamu adalah kakak sepupuku. Rasanya tidak mungkin sekali kalau aku berpacaran dengan kakak sepupuku sendiri, lalu apa kata mereka jika kita tinggal satu rumah lalu kita tiba-tiba pacaran. 

Jelas saja kita berdua pasti akan langsung mendapatkan penilaian yang buruk. Tetangga itu aja bisa melihat, dan mengamati apa yang terlihat tapi tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. 

Kila, kini sedang menonton film kesukaannya. Biasanya dirinya menonton film ini ditemani oleh Skyla, tapi karena ini yang mereka inginkan makan mereka pun menyibukkan diri dengan kesibukan mereka masing-masing. 

Sementara Kala memilih untuk berolahraga digit taman belakang. Tidak biasanya laki-laki itu akan serajin itu untuk berolahraga.

Tapi, daripada waktunya digunakan untuk merenung lebih baik dirinya berolahraga lagipula juga menyehatkan badan. 

"Ada perasaan ya memang seharusnya itu tidak kita biarkan tumbuh, ya memang seharusnya kita biarkan ada tapi seperti tak ada. Aku memang mencintaimu adik sepupu ku, tapi aku juga tidak bermaksud untuk memilikimu sebagai kekasihku. Aku hanya ingin kita kembali seperti semula sebagai sepasang adik dan kakak yang saling melengkapi, tapi semuanya tidak mudah ketika aku sudah memiliki perasaan yang lebih, rasanya di hati tetap saja ingin egois untuk memilikimu di hidupku," ucap Sekala. 

Sahara dan Fano hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku kedua anaknya itu. 

Mungkin sebagai orang tua mereka tahu jika keduanya itu sedang tidak baik-baik saja. 

"Mas, kayaknya memang mereka lagi ada masalah deh. Karena biasanya mereka itu tidak akan seperti ini, orang mereka aja tidak bertemu sehari rasanya udah kangen katanya! Tapi kenapa tiba-tiba mereka seolah-olah seperti tidak saling mengenal seperti ini," ujar Sahara. 

"Ya namanya juga anak muda sayang, jadi ada kalanya mereka juga berantem. Ya mungkin mereka lagi berantem atau lagi males gitu. Kita sebagai orang tua jangan terlalu ikut campur dengan urus mereka, yang paling penting kita itu tetap mengawasi kalau mereka itu tetap berada di dalam jalan yang benar. Karena kalau sampai kalau pergaulan itu sama kita gagal sebagai orang tua!" ucap Fano. 

Laki-laki paruh baya itu bisa berucap seperti itu karena memang dulu dirinya juga pernah melakukan kesalahan yang besar. 

Sehingga orang tuanya itu harus menanggung malu atas perbuatan yang telah dilakukannya. Meskipun pada akhirnya laki-laki itu juga memilih untuk bertanggung jawab tapi tetap saja orang tuanya pasti juga menanggung malu saat itu. 

"Ya Mas, aku juga tidak ingin kejadian kita dulu terulang kembali. Cukup kita yang punya kenangan seperti itu tapi anak-anak kita jangan sampai," ujar Sahara. 

"Hmm, sudah lama kita nggak main ke mall berdua kamu mau nggak aku aja ke mall!" tawar Fano. 

"Emm, rasanya malu sekali kita kan sudah tua masak masih mau bermain di tempat seperti itu sih! Kalau dulu ketika masih muda kamu menawari aku untuk pergi ke tempat seperti itu pasti aku langsung gas. Tapi kalau untuk sekarang lebih baik kita itu pergi ke tempat yang bisa membuat kita belajar dari pengalaman deh, kita menjadi orang tua itu kan juga belum benar-benar terjadi orang tua yang baik sayang! Bagaimana kalau kita ke rumah aku atau ke rumah ibu kamu gitu," saran Sahara. 

"Ya enggak papa sih sebenarnya, cuma kan meskipun kita udah tua nggak papa lagi main di tempat seperti itu. Memangnya mall hanya untuk orang-orang yang masih muda saja lalu yang tua-tua tidak boleh gitu," protes Fano. 

"Ya bukan seperti itu juga maksud aku sayang, cuma aku aja yang merasa kaya malu gitu main di tempat seperti itu. Kecuali kalau kita itu ngajakin anak-anak baru deh aku mau," ucap Sahara. 

"Anak- anak itu kan sudah besar jadi mereka sudah punya urusan sendiri-sendiri dong sayang. Mereka juga kalau main bersama orang tua pasti juga punya rasa malu lah dikira mereka anak mami lagi! Ayolah moment seperti ini itu jarang banget, meskipun sudah tua seperti ini aku tetap ingin kita itu menjaga kemesraan. Seperti janji aku dulu yang akan selalu menjaga kamu sayang," ucap Fano. 

"Sayang, kamu itu sudah menjagaku setiap hari dan aku sangat bersyukur sekali. Kamu sudah lebih dari seorang suami dan juga seseorang ayah untuk anakku, aku bersyukur banget laki-laki yang menemaniku adalah laki-laki sepertimu. Jadi, kamu jangan merasa kalau kamu tidak bisa menempati janji kamu ya sayang, karena semua apa yang kamu katakan dulu itu sudah kamu tepati!" ucap Sahara. 

"Aku hanya ingin membuat kamu bahagia sayang, hanya ingin membuat kamu itu tidak pernah merasa sedih ataupun menyesal karena sudah memilih aku untuk menemani hidup kamu. Kamu tau gak, di hatiku itu tidak pernah ada wanita lain selain kamu yang aku cintai," ujar Fano. 

"Aku percaya kok sayang, aku berdoa semoga kita akan selalu seperti ini. Aku berdoa semoga kita bahagia selalu dan keluarga kita selalu diberikan kesehatan ya sayang, semoga kita itu benar-benar disatukan sampai hanya maut yang memisahkan kita!" ujar Sahara. 

"Amin, aku juga sangat berharap seperti itu sayang. Semoga apa yang kita cita-citakan itu segera tercapai ya sayang, semoga aku dan kamu itu benar nggak jodoh dunia dan akhirat. Semoga kita bisa menuju surga bersama-sama dengan bergandengan tangan," ujar Fano. 

Kembali lagi pada dua remaja yang masih asyik dengan kegiatan masing-masing.

Lapar membuat keduanya sama-sama berlalu ke ruang makan. 

Tatapan hangat yang biasa Sekala lihat itu tidak terlihat lagi dari gadis di sebelahnya.

"Seperti inikah, kita satu atap tapi kita seperti tidak saling mengenal. Apakah kamu yakin kita akan seterusnya seperti ini?" tanya Sekala. 

"Ngomong apa sih, bahas yang lain aja deh!" tukas Kila. 

"Terus saja menghindar dari masalah, supaya masalah ini tidak cepat selesai dan kita akan terlihat seperti orang asing seperti ini terus-menerus!" ucap Kala.