webnovel

Bab 26. Perdebatan Kecil

Hari ini Skyla menghabiskan penuh waktunya bersama Rafael. Bukan tanpa alasan gadis itu sengaja menghabiskan waktu bersama Rafael. 

Gadis itu hanya ingin memberi sedikit jarak untuknya dan Sekala. 

Sengaja juga dirinya bertingkah cuek di depan Sekala hanya karena ingin menetralisir perasaannya. Perasaan nyaman, sayang, dan cinta itu menjadi satu. Tapi bukan cinta adik kepada kakaknya, melainkan cinta seorang wanita kepada laki-laki. 

Tidak seharusnya perasaan itu tumbuh, tapi kita tidak akan pernah bisa menolak bukan karena cinta itu datangnya tiba-tiba.

Jangankan kita menolak kita juga tidak bisa kan memilih kepada siapa kita akan jatuh cinta. 

Mencintai itu adalah sebuah takdir, tapi takdir itu masih bisa kita rubah. Dan itulah sekarang yang sedang dilakukan oleh Skyla.

Meski berat tapi gadis itu berusaha mati-matian untuk menjauh dari Sekala. 

Bukan karena ingin meninggalkan laki-laki itu, tapi memang saat ini jarak sangat diperlukan sekali. 

Sekala menepis semua pikiran buruknya, ia yakin kalau adiknya pasti akan baik-baik saja. 

"Kala, ayo makan dulu," ajak Sahara. 

"Nanti aja nungguin Kila Tan," sahut Kala. 

 

"Kila kan lagi pergi sayang, bisa aja kan dia makan di luar!" ujar Sahara. 

"Enggak papa Tan, tetap mau aku tungguin kok. Ini sudah sore tapi kenapa Kila belum pulang-pulang juga ya," tukas Kala. 

"Sebentar lagi pasti pulang kok, kamu tenang aja gak usah terlalu khawatir" ucap Sahara. 

"Aku cuma takut kalau Kila kenapa-napa Tan!" tukas Kala. 

"Sudah buang pikiran buruk kamu itu, belum mandi kan? 

Mending sekarang kamu mandi dulu saja!" saran Sahara. 

"Iya Tan, aku ini juga mau mandi dulu kok." 

Sahara keluar dari kamar Kala, sementara laki-laki itu pun langsung menyambar handuk dan berlalu ke kamar mandi. 

Seger sekali rasanya setelah satu gayung air membasahi tubuhnya. 

"Huhh, seger!" gumam Sekala. 

Skyla baru saja sampai di Rumah. Gadis itu terlihat sangat letih sekali. 

"Sayang, kok baru pulang?" tanya Sahara. 

"Iya Ma, soalnya tadi asyik baca bukunya jadi baru pulang deh!" sahut Skyla. 

"Mandi habis itu makan malam, lain kalau Mama gak mau ya lihat kamu pulang malam kaya gini. Kamu itu perempuan sayang, harus bisa menjaga diri kamu dengan baik!" tukas Sahara. 

"Ma, tapi kan aku gak aneh-aneh. Lagian juga kan aku perginya ke toko buku!" protes Skyla. 

"Iya sayang Mama tau, tapi lain kali jangan sampai malam-malam kaya gini lagi. Mama tidak melarang kamu untuk bergaul, tapi Mama cuma minta kamu hati-hati!" tukas Sahara. 

"Iya Ma, ya udah kalau gitu aku pamit dulu mau mandi," ucap Skyla. 

Gadis itu masih heran sekali mengapa pandangan orang tua selalu saja begitu. Padahal dirinya sudah pasti sekali akan menjaga diri dengan baik. 

"Dari mana aja lo?" tanya Kala. 

"Gue habis dari toko buku, emang kenapa?" tanya Kila balik. 

"Yakin cuma dari toko buku aja?" tanya Kala lagi. 

"Apaan sih, lo itu bertanya atau mengintrogasi. Oh jangan jangan Mama bisa curiga sama gue tuh gara-gara pengaruh lo!" telisik Kila. 

"Gue nggak pernah ya ada niatan kayak gitu, ya memang gue khawatir sama lo. Kalian itu kenal baru aja kan, terus udah pergi jalan-jalan sampai seharian penuh kayak gini siapa yang gak khawatir coba," tukas Sekala. 

"Gue udah gede ya, bukan anak kecil lagi yang harus selalu dipantau. Gue berhak dong pergi ke manapun yang gue mau, lagian juga gue bisa kok jaga diri gue dengan baik. Gue paham lo itu khawatir sama gue, karena dari kecil memang kita udah sama-sama. Tapi gue juga berhak punya kehidupan yang lain, berhak punya kenyamanan bersama cowok lain selain lo!" tegas Kila. 

Gadis itu kemudian masuk ke dalam kamarnya. Muak sekali rasanya dengan tingkah kakaknya yang terlalu posesif itu.

"Apaan sih, memangnya kalau gue ke mana-mana itu harus selalu izin dia harus selalu dalam pengawalan dia, gue juga perlu kebebasan kali. Gue perlu me time dengan diri gue sendiri," gumam Skyla. 

Kala tidak habis pikir kalau ternyata niat baiknya itu cuma dianggap sepele sama Skyla. Padahal dirinya melakukan itu semua karena dirinya terlalu sayang sama Skyla. 

Ia tidak akan pernah memaksa keadaan untuk selalu baik-baik saja, tapi Kala hanya ingin mereka kembali bersama dalam ikatan persaudaraan. Kembali kompak seperti dulu tanpa adanya jarak, karena ternyata satu rumah tapi terlihat seperti orang asing itu lebih menyakitkan daripada berjauhan tapi kita selalu merasa dekat.

"Asal lo tau Kil, bahkan gue tidak akan pernah membiarkan siapapun berani menyakiti lo. Gue akan selalu menjaga lo, tapi ternyata semua yang  gue lakukan itu cuman lo anggap kalau gue terlalu posesif. Gue cuma mau yang terbaik buat Lo Kil, asal tahu gue tidak pernah berniat untuk membuat lo tetkekang.

Gue sayang banget sama lo bahkan melebihi sayang gue pada diriku sendiri," tukas Kala. 

Skyla sudah selesai mandi dan memakai baju tidur. Gadis itu keluar dari kamar dan langsung menuju ke lantai bawah.

Di sana sudah ada kedua orang tuanya dan juga Sekala. 

"Kala, kamu sudah tahu belum kalau mama dan papa kamu besok mau pulang ke Indonesia?" tanya Fano. 

"Aku malahan baru dengar dari Om, memangnya mama sama papa bilang kayak gitu. Tapi mama tidak ada menghubungi aku sama sekali, terakhir mama itu menghubungi aku dua hari yang lalu!" sahut Kala. 

"Berarti Mama kamu belum ngomong, besok berangkatnya terus mungkin sore baru sampai sini!" jelas Fano. 

"Beneran Om, kenapa tiba-tiba mama mau pulang biasanya kan mama kalau pulang itu harus banyak alasan yang membuat Mama akhirnya mau pulang," ucap Fano. 

"Kamu tidak boleh ngomong seperti itu sayang, mama kamu itu jarang pulang ke sini karena memang ada banyak kerjaan yang harus diselesaikan di sana. Seperti yang pernah Tante bilang kalau semua yang dilakukan oleh mama kamu juga demi masa depan kamu. Mama kamu di sana itu bekerja berjuang untuk masa depan kamu sayang," ucap Sahara. 

"Tapi aku juga udah pernah bilang kan sama Tante, kalau aku itu juga membutuhkan kasih sayang mereka. Memangnya dipikir aku itu nggak sedih setiap hari melihat om sama tante yang selalu perhatian sama Skyla, walaupun kalian juga perhatian dan sayang sama aku. Tapi rasanya aku juga pingin sekali merasakan itu dari orang tua aku sendiri," ujar Sekala. 

"Kamu yang semangat ya, Om yakin kalau kamu itu pasti bisa kok melewati hari-hari kamu yang mungkin menurut kamu sangat berat karena harus jauh dari kedua orang tua kamu. Tapi kamu adalah seorang cowok dan kamu itu harus kuat meskipun dunia menjatuhkan kamu sekalipun," tukas Fano.