webnovel

Bab 28. Niat Baik

Sekala hanya ingin hubunganya dengan Kila kembali baik-baik saja seperti semula. Bukankah memiliki niat seperti itu adalah baik, lalu apa yang harus disalahkan. 

"Kamu kenapa sih jadi orang keras kepala banget, kenapa harus menghindar dari aku emangnya aku salah apa sama kamu?" tanya Kala. 

"Aku enggak menghindar kok dari kamu, ya emang salah ya kalau aku itu mau punya privasi dari kamu. Enggak semua hal yang terjadi sama aku itu harus kamu tahu juga kan, mungkin kemarin kemarin aku emang selalu cerita sama kamu tapi mulai sekarang aku itu membutuhkan privasi untuk hidup aku. Tidak semuanya harus kamu tahu, dan aku sangat berharap semoga kamu paham!" ucap Skyla. 

"Silahkan! Kalau memang kamu pengen punya privasi sendiri untuk diri kamu. Aku hanya menjagamu selayaknya seorang kakak, tidak kurang dan juga tidak lebih," ujar Sekala. 

"Yaa, aku tahu kalau niat kamu itu hanya ingin menjagaku. Tapi apa kamu pernah berpikir bahwa apa yang kamu lakukan itu terlalu posesif banget. Aku paling nggak suka kalau kamu itu mengganggu waktu aku yang sedang main sama temen-temen, dibilang gak baik kelamin sama dia. Aku butuh teman nggak cuman aku selalu harus ada disamping kamu!" tegas Kila. 

Ohhh

Kata-kata ini sungguh tidak ingin didengar oleh Sekala. Tapi kini telinganya sudah terlanjur mendengarnya. 

"Oke kalau memang itu keinginan kamu, aku tidak akan mengusik lagi tentang apa yang kamu lakukan. Kami ingin bebaskan dari pengawasan aku, mulai hari ini aku tidak akan bertindak seperti kakak yang bodoh yang ingin selalu melindungi adiknya!" tukas Kala.

Laki-laki itu pun kemudian melangkah masuk menuju kamarnya. 

Memang sebuah masalah itu tidak akan selesai hanya dengan perdebatan seperti ini. Apalagi belakangan ini Skyla memang terlihat sangat keras kepala sekali. 

Gadis itu kalau sudah bertekad ingin menjauh sudah pasti akan langsung berubah sikap. 

" kenapa tidak kalau ini yang terbaik untuk kita, daripada perasaan aku ini semakin dalam ke kamu memang sudah sebaiknya aku seperti ini. Tidak papa kamu mau membenci aku seperti apa, bukankah dengan seperti itu kamu akan lebih mudah untuk melupakan ku begitu juga dengan aku!" gumam Skyla. 

"Sayang," ucap Sahara dari belakang sehingga membuat gadis itu hampir meloncat karena saking kagetnya. 

"Mama ih, lain kali itu kalau mau ngomong jawil dulu kak atau gimana kek biar aku nggak terlalu terkejut kayak gini!" protes Kila. 

"Ya habis kamu terlalu asyik melamun sih jadi nggak denger deh langkah kaki mama yang menuju ke arah kamu, emangnya lagi mikirin apa sih sampai melamun kayak gitu?" tanya Sahara. 

"Emm, enggak lagi mikirin apa-apa kok! Aku itu tadi cuman lagi bingung mau mandi dulu atau mau makan dulu Ma" elak Skyla. 

Gadis itu berharap kalau mamanya tidak mendengar apa yang diucapkan tadi. Karna kalau sampai mendengar pasti akan menjadi rumit masalahnya. 

"Ya kalau kamu memang sudah lapar ya makan sayang, ini mama lagi mau ke kamar kakak kamu buat panggil dia untuk makan!" ucap Sahara. 

"Ya deh Ma, aku langsung ke turun ke bawah duluan ya!" sahut Kila. 

Sahara sangat perhatian sekali dengan kedua anaknya. Ya, karena memang dari kecil sudah merawat Sekala jadi laki-laki itu sudah dianggap anak oleh Sahara. 

"Kala, Nak! Makan dulu yuk mama udah siapin makanan yang enak loh buat kamu," ucap Sahara dari balik pintu kamar Sekala. 

Terdengar dari luar kalau Sekala itu lagi mendengarkan musik dengan volume yang sangat tinggi. 

"Kala, ayo makan dulu mama udah siapin makanan buat kamu loh. Dengerin musiknya lanjut nanti aja ya!" ujar Sahara sekali lagi. 

Kala yang mendengar pintunya itu diketuk langsung menghentikan musiknya. 

"Iya Ma," sahut Sekala. 

Laki-laki itu bangkit dari duduknya dan langsung membukakan pintu. 

"Mama udah dari tadi loh berdiri disini, kamu kenapa sih dengerin musik kok sampai kencang kayak gitu. Daripada dengerin musik kayak gini mendingan kamu itu belajar, katanya mau jadi lulusan terbaik tapi malas belajar!" tukas Sahara. 

"Heheh, iya nih Ma lagi gabut makanya dengerin musik. Lagipula kalau belajar nanti malam juga bisa kan, aku itu tipe orang yang kalau belajar itu suka yang sunyi Ma" ucap Sekala. 

"Ya udah terserah kamu deh mau kayak gimana, yang jelas mama itu cuma mau ngajakin kamu buat makan. Kebetulan adek kamu juga sudah di bawah yuk kita makan bareng-bareng!" ujar Sahara. 

"Tapi aku belum lapar deh beneran Ma, aku itu mau tidur aja deh ngantuk soalnya. Nanti kalau aku dah lapar pasti aku turun deh, tapi tadi itu aku udah beli bakso sebelum pulang makannya masih kenyang!" ucap Kala berbohong.

Sengaja laki-laki itu berbohong agar tidak jadi satu di meja makan sama Kila. 

Laki-laki itu benar-benar ingin acuh dengan adiknya itu, karena ini memang permintaan langsung dari adiknya untuk tidak terlalu mengurus hidupnya. 

Padahal selama ini yang dilakukan olehnya itu semata-mata demi kebaikan adiknya juga, tapi ternyata Skyla itu menganggap dirinya posesif. 

"Beneran udah makan, awas aja kalau kamu bohong sama mama. Tapi kalau masih kenyang ya udah deh mama turun dulu ya mau nemenin adik kamu makan!" ucap Sahara. 

Wanita paruh baya itu pun kemudian turun dan bergabung dengan Skyla ya sudah duluan makan. 

"Lho, Kala mana Ma katanya tadi mau mengajak dia makan?" tanya Skyla. 

"Masih kenyang katanya tadi waktu pulang kuliah udah beli bakso, iya udah deh mama turun buat temenin kamu makan!" ucap Sahara. 

"Oh."

Kedua wanita itu pun makan dengan diam, hanya terdengar sendok yang bergesekan dengan piring akibat ulah mereka berdua. 

"Jadi dia benar-benar ingin menjauh, oke kalau memang mau seperti ini. Dengan begini emang lebih mudah sih buat saling melupakan, lagipula kenapa sih perasaan cinta pakai ada segala! Udah tahu kita saudara eh masih saja ada benih-benih cinta," ucap Skyla dalam hati. 

"Sayang, kok berhenti sih makannya dilanjutkan dulu nggak baik kayak gitu. Nanti kalau sudah selesai makan baru boleh deh kamu mau main hp mau ngapain terserah kamu," tegur Sahara. 

"Hehe, ya Ma!" sahut Skyla. 

Sahara memang sangat keras jika mendidik anaknya untuk tertib baik itu di rumah ataupun di kampus. Wanita baru baya itu melakukan semuanya demi kebaikan mereka berdua juga. 

Belajar dari pengalamannya sendiri, Sahara tidak ingin mereka butuh itu sampai salah pergaulan apalagi sampai salah menggunakan waktu yang mereka punya hanya untuk melakukan kegiatan yang gak jelas. 

Setelah selesai kuliah pun wanita paruh baya itu akan langsung memantau, kalau pulang telat mereka harus punya alasan yang tepat.