59 Pemberontakan

Seorang gadis tumbuh di desa kecil dekat laut, dia adalah gadis tercantik dan terpintar di desa itu. Semua orang menyukainya. Warga desa mengurusnya seperti mengurus anak mereka sendiri. Ada dua hal yang paling dia cintai: penduduk desa dan lautan. Dia suka berenang, menyelam dan berlayar. Hingga satu hari, lautan mengambil semua darinya. 26 Desember 2004, gempa laut hindia membuat serangkaian tsunami 30 meter yang menerpa 14 negara dan membunuh lebih dari 220.000 orang. Banda Aceh di Indonesia dilaporkan menderita korban paling banyak. Gempa bumi adalah satu dari bencana alam paling mematikan yang terekam dalam sejarah. Si gadis kecil ini kehilangan rumah dan semua orang yang dia cintai, orang tuanya dan penduduk desa semua meninggal. Dia adalah satu satunya orang yang selamat dari desanya.

Perwira angkatan laut tingkat tinggi menemukan dia dalam puing puing dan mengurusnya. Saat itu dia berusia 15 tahun. Angkatan laut menjadi keluarganya, dia menyelesaikan akademi maritim dan melanjutakan studi lebih lanjut di ilmu kelautan. Dia mengambil kelas perwira dan berhasil di seluruh karir militernya. Spesialisasinya adalah navigasi dan pelayaran. Bertahun tahun kemudian komandan Tom, kapten kapal penghancur yang dihormati menemukan talentanya di komano dan mengambil dia sebagai wakilnya. Dia adalah letnan komandan Karra. Akhir Jaman yang tiba tiba datang, wabah, mayat dan zombie membuatnya mengenang pengalaman masa lalunya yang traumatis. Malapetalak juga menjadi pengingat keinginannya untuk membantu orang orang.

Akhir Jaman + 1

16.00 <bagian timur> Kota teluk

Unit letnan komanan Kara bersama dengan unit Benny dan letnan Russel, saat ini masih mempertahankan Kota Teluk dari ratusan zombie yang terus datang dari timur. Pertarungan senjata awal telah menarik zombie dari timur, tim pertahanan kewalahan mempertahankan kota dari lautan zombie menggunakan senjata manual. Sekarang lebih dari 1000 orang membantu unit bertarung.

"Letnan Russel, ini gila, pertarungan macam apa ini!"

"Berhenti mengeluh dan fokus pada zombie"

Letnan komandan Karra menyelesaikan akademi maritimnya, tapi dia tidak pernah memiliki pengalaman perang. Kecuali komando katak yang terkadang menerima misi khusus, tugas harian angkatan laut adalah; menangkap kapal nelayan ilegal, penyelundup dari laut atau membantu evakuasi kapal atau pesawat yang mengalami kecelakaan di laut. Menghadapi situasi mayat hidup, kebanyakan dari tentara angkatan laut tidak siap secara mental. Letnan Russel, di lain pihak, telah melewati banyak pengalaman antara hidup dan mati sebelumnya. Sedangkan Benny hanya benar benar peduli pada masyarakat dan berusaha sebaik mungkin.

Setelah beberapa jam, situasi di Kota Teluk perlahan membaik, kebanyakan petarung sudah sangat biasa membunuh zombie. Mereka juga bekerja sama dengan lebih baik. Lebih banyak orang bergabung untuk melawan zombie. Sudah saatnya menuju kota Amapura.

"Komandan! Ada pesan masuk"

"…"

"Ya, ya, aku mengerti"

.

.

"Dengarkan! Kita punya tugas mendadak, kita akan membawa kapal untuk membantu bagian selatan. Tuan Benny, aku harap kau dapat membantu Letnan Russel disini. Tentara dan perwira angkatan laut akan pergi denganku. Komando tetap disini bersamamu"

.

"Biarkan aku dan squadku menemanimu, komandan" kata sersan Joni

Memiliki pasukan khusus untuk misi penyelamatan bukan ide buruk

.

.

Benny terus mempertahankan Kota Teluk sementara ratusan barisan pertahanan yang berpengalaman mengikuti letnan Russel menuju Amarapura.

.

Letnan Komandan Karra dan 30 orang berkumpul dan mulai masuk ke Fatahillah si penghancur.

Ini adalah pertama kali letnan komandan Karra menjadi kapten Fatahillah dan memimpin barisan.

"Mesin mulai.. check"

"Letnan Torry, arahkan perjalanan ke selatan"

Letnan Torry adalah perwira termuda di anjungan dan mengantikannya sebagai navigator.

"Berlayar"

Seluruh persiapan memakan setengah jam dan perjalanan diperkirakan akan mencapai satu jam untuk mencapai tujuan. Letnan komandan Karra ada di anjungan ketika tiba tiba sekelompok tentara angkatan laut masuk dan mengejutkan dia

"…"

"Sersan Joni, apa maksud semua ini!!"

.

"Maaf komandan, saya dan awak lain memutuskan kami tidak dapat mengikuti perintahmu"

"…"

Kara menjawab "Kita adalah angkatan laut, kita memegang komando militer, ini adalah misi komandan Tom dan juga misi kita untuk membantu kota Bali menghadapi bencana ini"

"Dengan segala hormat komandan, misi apa? Dan komando yang mana? Saya yakin sekarang komando pusat sudah tidak ada lagi.. kita tidak seperti orang orang diluar sana, mereka sekarang ini bertarung untuk rumah mereka.. bagaimana dengan rumah kita? Letnan Peter mendukung saya, dia juga ingin kembali ke rumah dan memeriksa ibunya.. banyak yang lainnya juga berpikir hal yang sama.. Kita tidak sama dengan pasukan komando dan pasukan Deathsquad, sebagian besar mereka tidak memiliki keluarga.. kami pikir sekarang ini adalah kesempatan baik. Kita gunakan kapal ini dan kembali pulang bersama. Bagaimana menurut anda komandan?"

Komandan Karra, menatap selusin wajah yang saat ini berada di anjungan menanti keputusannya. Orang orang di angkatan laut biasanya lebih dekat satu sama lain dibandingkan dengan angkatan darat, sebagian besar dari mereka menghabiskan waktu berbulan bulan bahkan bertahun tahun di tempat tertutup. Komandan dapat melihat wajah ketakutan mereka. Mereka baru saja kehilanggan rekan dan teman karena wabah dan melihat zombie menyerang dan memakan manusia, ini terlalu berat untuk mereka. Kalau saja komandan Tom ada disini, dia tahu bagaimana menanggani situasi, sayangnya, dia terinfeksi dan meninggal, ini adalah tanggung jawabnya sekarang.

"Saya mengerti… kita semua takut… Saya berjanji saya akan memastikan masing masing dari kalian memiliki kesempatan pulang ke rumah. Tapi saat ini ada yang bergantung pada kita. Kita memiliki kewajiban yang harus. Dilakukan"

.

"TIDAK!!" Sersan Joni tampak terganggu.. dia menarik senjata "AKU MAU Kamu mengirim kami pulang SEKARANG!!"

.

Semua orang di ruangan tiba tiba menjadi gelisah.

"Sersan ini bukan apa yang kita diskusikan" letnan Peter berkata

"Hentikan" letnan Torry muda juga berusaha menghentikan kegilaan ini.

.

Situasi menjadi kacau

Letnan komandan Karra melihat kesempatan, dia melompat pada sersan

"…"

DOR DOR DOR

Tiga tembakan dilepaskan....

Hari Akhir Jaman +1

17.00 <bagian Selatan> Bandar Udara Bali

"Tuan Alex, amunisi senjata mesin APV hampir habis, apa yang harus kita lakukan?"

Alex menghitung paling tidak ada 150 orang yang selamat bertahan di bandar udara.. dia berbicara pada mereka

"Kami hanya memiliki tempat untuk 90 orang di APV. Kendaraan ini akan membawa kalian ke tempat aman di utara. Aku meminta 30 orang sukarelawan untuk tinggal disini

Alex membawa semua 90 orang ke APV, kebanyakan anak anak, manula dan orang terluka dan memindahkan mereka dari bandar udara. Sebelum pergi, APV juga mengosongkan persediaan pelontar granat

BOOOMM BOOOMMM BOOOOMMM

Lusinan ledakan tersebar di sekeliling bandar udara dan memberi kesempatan APV lewat

.

Sekarang unit dan 60 masyarakat lokal harus pergi

"Bagaimana selanjutnya?" Tanya Kapten Adnan

"Ini adalah kesempatan kita… ledakan telah membuka jalan kesempatan, mari pindah ke hanggar bandar udara. Akan lebih mudah bertahan disana. Itu adalah bangunan terdekat dari laut… ayo bergerak sekarang"

Kelompok ini tiba di hanggar dan dengan cepat membentuk barikade

"Berapa banyak amunisi yang tersisa?"

"Tidak banyak"

"Simpan peluru dan gunakan senjata tajam"

"Tuan Alex, ada ratusan ribu zombie di luar sana. Tanpa senjata api kita tidak akan bertahan lebih dari satu jam"

Mayor Sandi berkata, "Zombie ini sebenarnya tidak sulit dibunuh, kita seharusnya akan baik baik saja tanpa pistol"

.

.

"Jangan remehkan mereka, mayor"

.

GRAOOOOOAARRRR

.

Mereka terkejut

"Apa itu?"

"Itu adalah zombie yang bermutasi. 12 jam sudah lewat.beberapa akan berubah menjadi mutasi.. ada ratusan ribu zombie diluar sana, aku memperkirakan paling tidak ada beberapa lusin zombie yang sudah mutasi

.

Mereka melihat dari jendela betapa cepat zombie mutasi bergerak.. pemandangan yang mengerikan

.

.

GROOOOAAARRRR

.

DOOR

Kepala zombie merah meledak

"…"

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan" Aria menembak dari jendela

"Aku melihat ada lagi yang datang.. siap siap"

"Berapa lama lagi hingga bala bantuan tiba?"

.

"Mereka seharusnya tiba dalam satu jam"

.

.

"…"

avataravatar
Next chapter