61 Lautan Api

Ratusan ribu zombie bukanlah lelucon. Paling tidak ada setengah juta berkumpul di bandar udara. Bahkan setelah senjata APV, peluncur granat dan berjam jam pertarungan, Kelompok Alex hanya berhasil membunuh sepersepuluh dari mereka. Zombie terus datang tidak berhenti ke tempat ini. Mempertimbangkan populasi bagian selatan, paling tidak ada dua juta zombie, sepertiganya ada disini. Ini sebenarnya waktu yang baik untuk membunuh mereka, Alex berharap dapat membersihkan pulau Bali secepat mungkin, banyak pulau lain yang membutuhkan bantuan. Namun ini bukan waktunya untuk serakah, dia lebih khawatir dengan keselamatan orang orangnya.

"SEMUANYA BERSIAP UNTUK PERGI"

Tiga puluh orang yang terluka di panggul oleh tiga puluh orang lainnya. Masih ada 90 orang bertarung, namun Alex tidak ingin mengambil resiko apapun. Dia memberikan seluruh tombak dan pistol dari cincin penyimpanan kepada tentara, cukup mempersenjatai dua lusin orang. Tidak banyak amunisi tersisa, namun akan membuat mereka pergi lebih mudah. Pada saat seperti ini, Alex berharap dia memiliki cincin penyimpanan dengan tingkat lebih tinggi. Yang dia punya adalah tingkat rendah pertama dan separuh darinya digunakan untuk menyimpan golem

"KITA HARUS CEPAT BERGERAK KE DOK… IKUTI GOLEM"

BAAAAMMMMMM

Golem membuat lubang di dinding, membuat jalan menuju ke pantai di timur. Alex melemparkan beberapa granat ke luar

BOOOMM BOOOMMM BOOOMMM

Paling tidak seratus zombie mati atau terlempar oleh ledakan, celah terbuka. Golem bergerak di depan dan terus menginjak zombie di depannya. Seluruh orang lain cepat cepat mengikuti

DRATATATATTATATA…DRATATATAAT

Amunisi terakhir ditembakkan, namun tidak cukup untuk membuat celah lebih besar. Mereka semua buru buru keluar dari hanggar. Alex bertindak sebagai penjaga terakhir, dia ingin memastikan tidak ada yang tertinggal. Setelah berlari 100 meter, Alex menekan tombol untuk seluruh C4 di sekitar bandar udara

.

.

BOOOMM BOOOMMM BOOOMMM

BOOOMM BOOOMMM BOOOMMM

Api dan asap dapat terlihat di bandar udara. Ada 2 lusin C4 terpasang, namun hanya akan membunuh beberapa ratus zombie. Setidaknya ledakan ini akan memperlambat mereka sedikit dan juga suara keras akan menarik lebih banyak zombie.

Hanya beberapa menit kemudian, kelompok membentuk formasi bertahan di dok. Dok hanya memiliki lebar 10 meter dan terbentang 400 meter di laut. Lebih mudah mempertahankan area ini, karena zombie normal tidak dapat berenang, sehingga hanya ada satu celah untuk dipertahankan. Kapten Adnan melemparkan granat asap, asap kuning dapat terlihat di sekeliling dok.

Alex mengambil radio dua arah.

"Maaf kami terlambat, ada sedikit komplikasi" itu adalah letnan komandan Karra

"Kamu dapat menjelaskan nanti komandan, kami akan berdiri di dok dengan asap kuning"

"Posisi terkonfirmasi, ETA (estimated time arrival/waktu kedatangan) 10 menit"

"Kamu tahu apa yang harus dilakukan, komandan, laksanakan rencana"

"Roger"

"Target terkonfirmasi"

"Tembak"

Fatahillah si penghancur menembakkan meriam utamanya

<bofor 120mm>

Panjang barrel : 8.05 meter

Berat: 23.5 kg

Kaliber: 120 mm

Sudut elevasi maksimal : +80

Kecepatan tembakan : 40 rpm (per barel)

BOOOMMM BOOMMMM BOOOOMMM

BOOOMMM BOOMMMM BOOOOMMM

40 tembakan. Terminal bandar udara sekarang berubah menjadi reruntuhan penuh api. Paling tidak puluhan ribu zombie mati karena tembakan ini dan banyak lagi yang mati kerena reruntuhan dan api. Semua menyaksikan dengan penuh kekaguman.

Beberapa menit kemudian kapal penghancur berhasil berlabuh dan mereka naik ke kapal. Kapasitas kapal adalah 150 orang. Tentara, orang yang selamat dan angkatan laut totalnya 180 orang, jadi sekarang sudah melebihi kapasitas. Namun seharusnya baik baik saja untuk perjalanan singkat.

Alex pergi ke anjungan dan bertemu komandan. Herannya, komandan Karra memakai perban di bahunya dan terdapat mayat di lantai diselimuti kain putih.

"Ini adalah mayat letnan Torry… karena kesalahanku dia meninggal"

Ketika argumen menjadi kacau, sersan Joni panik dan tidak sengaja menembak letnan Tory. Tembakan kritis ke jantungnya dan dia meninggal seketika. Tembakan kedua meleset dan tembakan ketiga mengenai bahu komandan kara. Melihat situasi seperti ini tentara lain menahan sersan. Mereka semua menyesal telah mendukung si sersan gila, namun komandan tidak sadarkan diri dan angkatan laut tidak yakin harus tetap maju atau meninggalkan misi. Untungnya, ketika komandan sadar, mereka membuat keputusan yang benar.

"Aku harap kita tidak menyebabkan kerusakan parah"

"Kita akan memutuskan apa yang dilakukan dengan mereka nanti, sekarang waktunya melaksanakan serangan kedua"

<bofor 375 mm peluncur roket anti-kapal-selam kembar>

Kaliber: 375 mm

Jumlah barrel : 2

Jangkauan menembak maksimal : 3625 meter

Mekanisme detonasi : acoustic proximity fuse

Senjata ini diciptakan untuk kapal selam namun juga dapat digunakan untuk menembak target di atas tanah dengan jangkauan maksimum 3 kilometer. Karena EMP, sasaran otomatis tidak bekerja, akan sulit menembak di bawah air dan juga target yang spesifik. Namun menembak target lebar di atas tanah seharusnya tidak masalah.

SHUUUT!!! SHUUUTTT

BOOOMMM BOOOOMMM

"reload… dan tembak!!"

SHUUUT!!! SHUUUTTT

BOOOMMM BOOOOMMM

Sepuluh ribu zombie mati karena tembakan dan ribuan lagi dari api. Bandar udara Bali sekarang telah berubah menjadi lautan api.

Seluruh pemimpin sekarang berkumpul di ruang komando Fatahillah si penghancur. Alex, letnan Aria, komandan Karra, Kapten Adnan dan Rama. Semuanya kecuali Mayor Sandi yang saat ini sedang dirawat.

"Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?"

"Tidak banyak yang dapat kita lakukan untuk kota Denpasar, namun pulau Nusa DUa di selatan bisa kita bantu. Komandan Karra, kamu dapat mengirim semua yang terluka dan orang sipil kembali ke Kota Teluk dan markas utama untuk perawatan. Kapten Adnan akan membawa sisa tentara ke arah selatan dan membantu Nusa Dua. Kita akan mengatur transportasi untuk masyarakat Nusa Dua menggunakan kapal besi, pulang balik ke Kota Teluk"

"Bagaimana denganku?" Tanya Aria

"Aku punya rencana untuk kamu dan Rama, bagaimana tuan Rama? Apa kamu ingin menemani aku kembali ke kota Denpasar?"

"Ya.. tentu saja" Rama selalu menyambut tantangan baru

Sebelum pergi, Alex menggunakan radio dua arah untuk berbicara dengan istrinya dan memeriksa putrinya, Tiffany, tampaknya dia belum bangun, namun kondisinya masih stabil. Selanjutnya Alex, Aria mengambil lebih banyak senjata dan amunisi, Rama memutuskan menggunakan tombak dan perisai. Alex kemudian mengambil kantong kecil. Ada 6 spirit stone di dalamnya. Ini adalah spirit stone yang Alex ambil dari pertarungan sebelumnya. Alex memberikan Karra, Adnan dan Sandi masing masing 2 batu. Alex membutuhkan mereka sebagai pemimpin lebih kuat atau seluruh anggota akan runtuh dengan mudah. Alex berpikir mengenai mayor Sandi yang sudah di usia sekitar 50 tahun dan komandan Karra yang membutuhkan bantuan fisik. Dua batu akan membuat mereka lebih kuat.

"…"

".. bagaimana denganku?" Aria tampak tidak senang, dia telah melihat Alex memberikan batu pada banyak orang.. namun tidak kepadanya.

.

.

"Ya.. ya.. aku akan memberikan padamu juga… segera"

Aria menatapnya tepat di mata dan mengacungkan 5 jari..

"…"

"ya… ya… sebanyak yang kamu mau"

Alex kemudian melompat keluar dari kapal. Aria, Rama dan golem, mereka berempat bergerak dengan cepat diantara api. Dengan kelompok yang lebih kecil, lebih mudah untuk Alex bergerak keliling menghindari dan membunuh zombie. Alex bertujuan membunuh lebih banyak zombie mutasi, mengumpulkan spirit stone dan melatih kerja sama mereka.

avataravatar
Next chapter