webnovel

PAPAH MINTA SAM JUNIOR

Pagi sekali Papah sudah siap.Hari ini jadwal kami nyekar ke makam Mamah.Papah sudah sejak tadi duduk di depan televisi di ruang keluarga.Beliau terlihat sekali tidak sabar menunggu kami yang tidak kunjung siap berangkat.

"Binar, ayooook."

Aku setengah berlari mendekatinya.

"Sebentar Pah Sam belum bangun.Mbak Rika sama Mas Langit juga belum siap.Mamah mana?"

Kuedarkan pandangan.Mamah tiri itu tidak ada di manapun.

"Halah, sudah.Jangan urusi dia.Masih tidur, pulang jam dua dia tadi.Nggak tahu dari mana."

Papah nampak kesal.

Astaga, aku baru tahu Mamah seperti itu.

"Bangunin Sam."

Suaranya meninggi.Kudekati Papah.Kupegang tangannya.

"Papah lagi kangen ya sama Mamah?"

Papah menatapku.Tiba-tiba airmatanya keluar.

"Pah,Mamah pasti nggak suka lihat Papah sedih begini.Bahagia Pah."

Papah tersenyum sambil mengusap rambutku.

"Kamu mau Papah bahagia?"

"Mau banget Pah.Apa yang bisa Binar bantu?"

"Papah mau Sam kecil."

"Paaah."

Aku terharu mendengarnya.Kucium punggung tangan Papah.Semoga doanya terkabul.Aku akan bahagia melihatnya bahagia.

"Sam baik kan sama kamu?"

Papah menatapku.Ah, kesempatanku curhat ke Papah.

"Dia?boro-boro.Kerjaannya marah terus sama Binar.Bossy banget.Nggak ada romantis-romantisnya sama sekali."

Aku dengan lancarnya curhat semua keburukan Sam ke Papah.

"Mau Papah tegur Sam?"

Papah mengusap rambutku.

"Ehem."

Aku berbalik.Sam berkacak pinggang menatapku dari pintu kamar.Aku kaget bukan main.Sejak kapan dia disana?

"Binar, sini kamu."

Sam terlihat kesal.Tangannya melambai menyuruhku mendekatinya.

"Tuh gitu tuh dia Pah.Lihat sendiri kan kelakuan Sam sama Binar?"

"Yang sabar ya Binar."

Papah bukannya belain malah aku disuruh sabar menghadapinya.Hadeh.

"Binaaar."

Aku terpaksa mendekatinya.

"Apa?mandi sana.Papah nungguin dari tadi.Mau ke makam Mamah."

"Sini."

Dia menyuruhku masuk.

"Nggak."

"Ck."

Dia mendekatiku dan menarikku paksa kedalam kamar.

"Saaam, jangan kasar dooong."

Papah berusaha membantuku.

Sam tetap menarikku tanpa memperdulikan perkataan Papah. Dia membanting pintu kamar.

"Ngadu apa kamu tadi sama Papah?"

"Nggak ada."

Aku berusaha berdalih.

"Aku dengar loh kamu ngomong tadi."

Dia berkacak pinggang lagi.

"Ya udah kalau dengar, ngapain nanya."

Suaraku jadi ikut tinggi seperti dia.

"Kalau ada yang kurang sreg, ngomong langsung ke aku.Jangan ke Papah."

"Memangnya kamu bisa diomongin?"

Dia diam.

"Papah tadi minta Sam kecil apa maksudnya?"

Dia mendekat.Menatapku lekat.Aku menunduk tidak berani beradu pandang dengannya.

"Apa maksud Sam kecil Binar?"

Suaranya makin kencang.Wajahnya tambah mendekat.Sekuat tenaga kudorong dia.

"Mandi sana.Kasihan yang lain nunggu."

Dia terus berusaha meraihku tapi aku terus berontak.Akhirnya aku berhasil meraih pintu dan membuka kuncinya.

"Binar, mandiin."

Dia berteriak dan hendak mengejarku.

"Ogah."

Buru-buru kututup pintu dan berlari mendekati Papah.

Ngurusin dia bisa nggak kelar-kelar urusanku.Kapan berangkatnya ke Makam Mamah kalau gitu.