webnovel

BERSELISIH DENGAN MAMAH

Kami berlima berangkat ke makam Mamah tanpa Mamah tiri kami.Kata Papah, dia masih tidur karena baru pulang jam 2 dini hari tadi.Duh.

Suasana terasa haru.Semua menitikkan airmata melihat Papah terus mengusap nisan Mamah sambil terus bicara.Beliau terlihat sangat merindukan Mamah.Dan mungkin kedua anaknya juga merasakan hal yang sama.

Sam berulangkali menengadahkan kepala.Dia pasti sekuat tenaga menahan airmatanya.Dia seperti hendak pergi dengan menggeser kakinya.Aku buru-buru memegangi lengannya.Tangannya menggenggam tanganku erat.Dia berulangkali mencium keningku sambil menghela nafas dalam.

"Kita doa buat Mamah yok Sam."

Aku berbisik lalu menarik tangan sam untuk berjongkok di depan makam Mamah diikuti Mas Langit dan Mbak Rika.Mas Langit mulai terdengar menangis.Sam pun sepertinya sudah tidak kuat menahan tangisnya.Dia lalu menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.Aku hanya bisa mengusap punggungnya untuk sedikit membuatnya lega.

Melihat rambutnya yang mulai membuatnya terus menyibakkannya, kuikat rambutnya dengan karet di tanganku.Dia diam saja.

Kami berlima khusyuk berdoa untuk Mamah.Semoga beliau tenang dialam sana.Doa kami yang sangat merindukan Mamah.Walaupun aku tidak pernah bertemu dengannya, tapi aku bisa merasakan kebaikannya lewat cerita Sam dan Papah.

"Mah, kami pulang ya."

Papah mengecup nisan Mamah lalu berjalan ke mobil.Aku dan Mbak Rika memegangi lengan Papah.

Dan kami pulang dengan satu mobil yang disetir oleh Sam.

Dirumah, Papah langsung istirahat di kamar.Mas Langit dan Mbak Rika masuk ke kamarnya.Sam ke dapur, dia pasti mencari makanan.

Kulihat Mamah malah asyik menggosok kukunya.Dia tidak memperdulikan kehadiran Papah tadi.

"Mah, itu Papah cape.Temenin dong."

Aku menegur Mamah yang acuh tak acuh dengan kehadiran Papah.

"Biarin, paling dia langsung tidur."

"Mamah kok gitu sama Papah."

"Kamu kenapa sih sok ngatur gitu.Kamu cuma menantu disini."

Mamah mulai menatapku.Suaranya meninggi.Dia terlihat mulai kesal dengan perkataanku.

"Tapi Papah kan suami Mamah.Apa nggak ada keinginan Mamah ngeladenin Papah, nyenengin Papah.Kasihan itu Papah lagi sedih.Hibur dong."

"Kamu lama-lama makin ngelunjak ya.Berani kasar sama Mamah mertuamu Hah?nggak ada hormat-hormtanya kamu jadi menantu ya."

Mamah memelototiku.Dia mulai menunjuk-nunjukku.

"Mertua kayak Mamah nggak pantas dihormati."

"Eeeh, makin ngelunjak kamu ya."

Mamah mendekatiku.

"Didunia ini mana ada istri secuek Mamah.Giliran sama Sam perhatian banget.Mamah sebenarnya suka Sam atau Papah sih?Jangan-jangan Mamah nikah sama Papah biar bisa deket sama Sam, ya?"

Plakkk.

Mamah menamparku.Berarti benar perkataanku.Aku jadi ikut memelototinya.

"Malah melotot."

Plakk

Dia menamparku sekali lagi.Terasa perih pipiku.

"Heh."

Kulihat Sam mendekati kami.Dia langsung memegangi tanganku dan melindungiku.

"Kenapa kamu tampar istriku?"

Sam membentak Mamah sambil tangannya. menunjuk-nunjuk Mamah.

"Dia duluan.Dia kasar sama Mamah."

Mamah langsung melembut kata-katanya.Aku diam saja.

"Aku dengar pembicaraan kalian.Kamu memang nggak pantas jadi Mamah kami.Kamu tuh kelihatan banget cuma butuh harta papah.Papah lagi sakit bukannya ngurusin malah sibuk sendiri.Istri macam apa kamu?"

Sam terus berteriak memarahi Mamah.

Aku jadi terharu.Sam membelaku.Aku baru tahu sam tidak pernah memanggil Mamah pada perempuan itu.

"Ada apa ini?"

Papah tiba-tiba keluar kamar.Papah langsung mendekati Mamah.Mamah langsung bergelanyut manja dilengan Papah.

"Itu lihat, anak sama menantumu sudah berani bentak-bentak aku.Sam berani berkata kasar padaku.Menantu kampungan kamu itu yang mengajari Sam."

Papah terlihat bingung.Beliau pasti meragukan perkataan Papah.Papah terlihat linglung.Aku jadi kasihan sama Papah.

"Sayang, kok diam aja.Belain aku dong."

Dia terus bicara manja sambil menepuk lengan Papah.Aku benar-benar muak lihat wajah nenek lampir satu itu.

"Sam minta maaf sama Mamahmu."

Papah akhirnya berteriak pada Sam.Sam terlihat kesal.Aku buru-buru memegangi lengannya.Jangan sampai Papah dan sam termakan adu domba Mamah mertuaku.

"Mah, Binar sama Sam minta maaf sudah kasar sama Mamah.Kami nggak akan ulangi lagi."

Aku berinisiatif meminta maaf terlebih dahulu agar masalah ini tidak berlarut.

"Apaan sih kamu."

Sam terlihat tidak suka.Aku langsung mengusap lengannya untuk menenangkannya.

"Pah, Binar sama Sam ke kamar dulu ya.Maafin Binar sama Sam ya Pah."

Papah mengangguk.

Kubawa Sam ke kamar sambil menyusun rencana balas dendam ke mertua rese itu.

Sekali-kali harus diberi pelajaran agar dia kapok menyukai suamiku dan mengacuhkan Papah mertuaku.

Tunggu pembalasanku Mah.