webnovel

MULAI DEKAT

Jam 8 malam Papah dan Mas Langit pulang.Aku mendekati dan menyalami mereka.Para istrinya malah cuek.Mereka tetap duduk di sofa dekat pintu.

"Pah,masuk rumah kok nggak ngucapin salam?"

Aku menegur Papah.Beliau tersenyum.

"O iya.Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Mamah bukannya mengambil tas Papah malah sibuk menyikat kukunya.Hadeh, kelihatan banget matrenya.Mamah hanya perduli pada uang Papah.Papah akhirnya meletakkan tasnya begitu saja di sofa.

"Mah, ayo makan.Papah sama Langit belum makan."

Mereka mengikuti suaminya ke meja makan.Aku mendekati Sam yang asyik menonton televisi.

"Ayo makan sama mereka."

Aku menarik lengannya.Dia menepisnya.

"Tadi sudah."

"Kamu nih, udah pengangguran nggak peka lagi."

Akhirnya di terpaksa mengikuti yang terus menarik lengannya.

Kami semua makan malam bersama.Tidak ada yang bersuara.Mereka sibuk dengan makanannya.Sam sibuk menyibakkan rambutnya seperti biasanya.Aku kembali mengikatkan rambut gondrongnya.Kali ini sengaja kuikat kencang.Aku masih emosi mengingat kejadian Dina tadi.

"Aduh, kamu sengaja ya mengikatnya kencang."

"Lagian udah tahu ribet, dipotong kek.Ganteng nggak, repot iya."

Aku berkata kesal pada Sam.Dia hanya menatapku sinis.

"Kata siapa?Sam ganteng kok sama rambut gondrongnya."

Mamah menimpaliku.Mulai deh Mamah bicara genit.

"Mah umur Mamah berapa sih?"

"Empat puluh, kenapa?"

"Sudah nggak pantas Mamah pakai lingerie seksi kayak tadi tau.O ya Mah, gimana tikusnya, sudah ketangkap?"

Aku sengaja membuka kejadian tadi.Biar Papah tahu kelakuan istri mudanya.

"Ngomong apa sih kamu Binar?"

Papah menanyaiku.Mamah memelototiku.Tapi aku tidak takut.

"Itu loh Pah.Tadi Mamah lihat tikus di kamar Papah.Tapi sudah nggak ada kok.Ya kan Mah?"

Mamah mengangguk.

"Syukurlah.Jijik banget kalau ada tikus.Apalagi sampai masuk kamar."

Papah mulai banyak bicara.Mamah kembali memelototiku.Berarti aku harus sudah diam sekarang.Kulihat Sam makan sambil tersenyum.Dia pasti senang aku mengatakan semua itu.

Mamah sudah mulai kuserang Tinggal Mbak Rika.Entah apa kelemahannya.Kenapa aku dikelingi wanita seperti mereka.Suami di samping mereka, mereka malah asyik memandangi Sam.Dasar keluarga sakit.

Mbak Rika berulangkali kupergoki sedang memandangi tubuh atletis Sam.Lagian Sam juga sih,hobi banget pakai baju tak berlengan.Bagaimana mereka tidak suka melihatnya.

Selesai makan, Sam keatas.Aku mengikutinya.Ternyata diatas banyak peralatan fitness.

Melihatku datang, dia langsung menggunakan beberapa alat olahraga.Aku diam sambil menatapnya.Kayaknya dia lagi caper ke aku.Bajunya dibuka dan celana panjang ketatnya memperlihatkan otot kakinya menyembul.

Di depanku dia mengangkat tubuhnya di besi dengan kedua tangannya.Gerakannya naik turun.Udinnya terlihat menyembul.Hahaha, ampuuun sengaja banget dia.Maaf, nggak nafsu Bang.

"Heh, ngapain lihat bawah terus."

Sam membentakku.

"Dih apaan,nggaaak."

Aku berdiri dari dudukku.

"Mau kemana?"

"Ke kamar."

"Nggak usah.Nanti kamu pergi,mereka datang?"

"Siapa?"

"Nenek lampir."

"Lagian kamu tuh ya.Sudah tahu mereka seperti itu, kamunya pakai baju seperti itu terus.Sengaja banget."

"Panas."

"Halah, emang kamu menikmati kok dilihat para cewek.Tebar pesona aja kerjaannya.Jelek aja belagu."

"Heh."

Kudengar langkah kaki di tangga.Aku mengintipnya.

"Mamah."

Aku berbisik ke arah Sam.Dia buru-buru duduk lalu mendudukkanku di pangkuannya.Tangannya memelukku dari belakang.

"Diam.Biar dia langsung pergi."

Dia berbisik di telingaku.Kurasakan bibirnya menempel di pipiku.Duh.

Benar saja.Setelah Mamah melihat Sam memelukku, dia langsung pergi.

"Kamu wangi banget sih."

Sam mempererat pelukannya.Bibirnya menempel di leherku.Dan mengendus leherku.

"Heh, habis Dina giliran aku mau di PHPin.Ogah."

Aku lalu bangkit dari dudukku dan berlari ke bawah.Dadaku berdebar merasakan bibirnya yang hangat menyentuh leherku tadi.Kurasakan nafasnya.Duh.

Dasar buaya.Dia rupanya mau memiliki semua wanita di sekitarnya.