webnovel

MAMAH MERTUA GANJEN

Jam satu siang saat aku hendak keluar ke tempat latihan silat, Sam terlihat tergesa-gesa masuk kamar dan langaung menutup pintunya.

"Kemana?"

Dia menanyaiku masih dengan nafas terengah-engah.

"Latihan, Kan tadi sudah ijin.Kenapa sih?"

Dia diam.

Toktoktok.

Sam menyilangkan telunjuknya di bibir.

"Sssttt."

Dia menarikku dan berbisik di telingaku.

"Bilang aku sudah tidur."

"Ya."

Kubuka pintu kamar.Aku kaget melihat Mamah memakai lingerie seksi yang tipis berdiri didepan kamarku.

"Mana Sam?Kamu nggak jadi pergi?"

Mamah bicara ketus padaku.Aku jadi ikutan ketus bicara padanya.

"Ini mau berangkat.Sam tidur."

"Bohong.Barusan Mamah lihat dia baru masuk kamar."

Mamah melihat ke kasur.

"Baru aja tidur.Mamah mau tidur juga?kok pakai lingerie gitu.Ini kamar Binar bukan kamar Mamah.Tidur di kamar Mamah sendiri sana."

Mamah terlihat tidak suka mendengar perkataanku.

"Nggak sopan kamu ya."

"Ada apa sih?"

Sam tiba-tiba menghampiri kami.Kucubit pinggangnya.

"Tadi disuruh bilang tidur, gimana sih.Dikira aku pembohong."

Aku berbisik padanya.Dia malah tersenyum.

"Apa Mah?"

Sam menatap Mamah.Sikap Mamah langsung berubah.Dia langsung berubah manis.Senyuman langsung menghiasi bibirnya.

"Tolongin Mamah dong.Ada tikus di kamar Mamah.Sam bantu usir ya.Mamah takut.Tolong ya Sam."

Dia berkata manja sambil memegangi lengan Sam.

"Mangkanya Mamah mandi.Bau sih.Jadi banyak tikus di kamar."

Aku sengaja mengatakan itu.Aku lalu berbalik dan tertawa di balik pintu.Kok aku berani banget ya bilang begitu.

"Sam mau antar Binar.Mamah telfon aja satpam komplek.Kalau nggak sopir Papah buat ngusir tikusnya."

Sam berkata ketus pada Mamah sambil melepaskan pegangan tangan Mamah di lengannya.

"Mamah maunya kamu yang bantuin."

Mamah tambah manja saja.Jijik sekali aku lihatnya.Tubuhnya sengaja di dekatkan ke tubuh Sam, ih.

Sam malah acuh dan dia membawaku pergi.

Aku mengikutinya dan membonceng dia ke tempat latihan.Dia makai mogenya untuk mengantarku.

Di tempat latihan, semua mata memandang kagum pada kami.Mereka pasti mengagumi Sam yang terlihat keren dengan mogenya.

"Aku tunggu dimana?"

Dia membuka kacamatanya lalu bicara padaku.Dan mengikat rambutnya.Ih, aku jadi gemes.

"Nggak usah, tinggal aja.Aku lama loh."

"Nggak apa-apa.Daripada di rumah,ketemu nenek lampir."

"Jahat kamu, dia Mamahmu."

Kupukul lengannya.

"Bukan, aku tidak pernah menganggapnya Mamahku.Mana ada Mamah yang naksir anaknya."

"Hah?"

Aku langsung melotot kearahnya.Jadi selama ini...

"Nggak usah kepo, sana latihan.Sudah mau mulai tuh latihannya."

Dia pasti sudah tahu aku akan banyak bertanya.Dia langsung mendorongku pergi.Aku jadi kepikiran kata-katanya.

Aku lalu menunjuk tempat untuknya duduk sambil menungguku selesai latihan.Dia duduk sambil membuka-buka Handphonenya.

Sejam setengah aku latihan.Dia hanya menatapku dari tribun penonton di pinggir lapangan.Aku langsung mendekatinya setelah berganti pakaian.

"Sudah?"

"Sudah.Makan yok.Lapar.Tadi lupa makan."

Dia lalu membawaku ke sebuah rumah makan.Seorang perempuan cantik mendekati kami.

"Sam."

"Dina."

Dina?apa dia perempuan yang Sam sebut tadi?

Perempuan itu duduk di samping Sam tanpa memperdulikanku.Mereka asyik mengobrol berdua.Kutendang kaki Sam.

"Apa?"

"Aku kok dicuekin.Kalian kira aku batu?"

Perempuan itu menatapku sinis.

"Siapa sih dia Sam?"

Kutunggu jawaban Sam atas pertanyaan perempuan itu.

"Istriku."

perempuan itu terlonjak.

"Kamu kok hianatin aku Sam?"

Perempuan itu menangis.Tangannya menutupi wajahnya.

"Bukannya kamu duluan yang menikah?"

"Aku kan dijodohkan.Aku nggak cinta kok sama dia."

"Sama.Tanya dia.Kami dijodohkan."

Perempuan itu menatapku.

"Apa?kamu mau dia?ambil."

Aku sengaja berkata ketus padanya sambil melotot.

Sam memeluk perempuan itu.

"Sinting.Kalian sama-sama punya pasangan dan asyik bercumbu di muka umum.Kalian cocok."

Aku menggebrak meja lalu pergi meninggalkan mereka.

"Pasangan nggak waras."

Aku terus mengumpat mereka.Aku lalu pergi ke ATM untuk mengambil uang.Perutku lapar dan aku tidak pegang uang cash sama sekali.

Aku mengambil uang tiga ratus ribu rupiah sambil mengecek saldo akhirku.

"Hah, lima puluh juta?"

Aku langsung mengecek M bankingku.Ternyata benar, Papah transfer lima puluh juta rupiah tadi.Astagaaa, mimpi apa aku dikasih uang jajan sampai sebanyak itu.

Akhirnya aku melenggang ke Mall.Kubeli semua barang impianku yang dulu aku hanya bisa memandanginya tanpa sanggup membeli.Gaji lamaku hanya sebatas gaji UMR takkan sanggup membeli barang mewah manapun.

Selesai belanja, aku masuk ke salon kecantikan.Spa dan facial.Indahnya hidup iniiii.

Aku lalu ke klinik kecantikan untuk suntik vitamin C.Nina temanku pernah bilang, ini bisa membuat kulitku terlihat lebih putih.

Tepat jam enam aku pulang.Sebentar lagi Papah pulang kerja.Aku harus sudah ada di rumah.Dikamar, sudah ada Sam.Dia tersenyum sinis melihat belanjaanku.

"Gimana Dina?"

Sam mendekatiku lalu menutup mulutku.Oooo jadi dia takut ketahuan soal Dina, yayayaya.

"Awas aja kalau Papah dengar. "

"Oke."

Aku menjawab santai.Tidak ada beban buatku menghadapi ini semua.Aku sudah cukup senang habis berbelanja tadi.Terbeli juga akhirnya barang-barang impianku.

Dengan cuek, aku berganti pakaian di depan sam.Biar dia lihat kecantikanku luar dalam.Dina nggak ada apa-apanya di banding kemolekan tubuhku.Dadaku besar dan tubuhku berisi.Tidak seperti Dina yang kurus.

Hahaha,kulihat keringat membasahi kening Sam.Matanya terus menatap daerah sensitifku yang menyembul.

Rasakan.