webnovel

MENIKAH

Pagi harinya aku bangun, setelah sholat subuh aku bantu-bantu Bibik di dapur.

"Loh Non, nggak usah.Saya aja."

Bik Nah mencoba menolak bantuanku tapi aku memaksanya.

"Nggak papa Biiik.Saya bingung mau ngapain."

Aku bingung di rumah sebesar ini terasa sepi

Jam sudah menunjukkan pukul 05.30 belum ada tanda-tanda kehidupan.Nggak ada suara siapapun.Padahal kalau di rumahku,Jam setengah lima semua sudah terjaga memulai hari.

Jam 06.30 masakan sudah siap.Kulihat Pak Surya keluar dengan istrinya.Lebih tepatnya istri mudanya.Karena istri pertamanya sudah lama meninggal.

"Pak, Bu."

"Loh kok masih panggil Pak.Kamu sudah jadi menantu saya.Panggil Papah sama Mamah ya."

Pak Surya tersenyum ramah.Istrinya menatapku datar.Dia seperti tidak menyukaiku.Bahkan dia tidak hadir saat pernikahanku dengan Sam kemarin.

"Kamu masak?"

"Iya.Binar masuk sayur sop iga.Yang lain Bibik yang masak."

"Waaah kayaknya enak nih.Papah mau dong."

Aku lalu mengambilkan nasi untuknya dan mendekatkan mangkok sayur sop dan beberapa lauk ke depan Papah.Beliau lalu makan dengan lahapnya.Mamah hanya menatapnya dengan mengunyah buah.

"Mamah mau Binar ambilkan nasi juga?"

"Nggak, Mamah diet Karbo."

Mamah bicara dengan ketusnya.

"Mana suamimu?"

Papah menanyaiku sambil menghabiskan makanannya.

"Masih tidur Pah."

"Bangunin dong.Kita sarapan bareng."

"Baik Pah."

Aku langsung ke kamar.Kulihat suamiku masih terpejam.Kudekati dia.Kuamati wajahnya.Dia mewarisi ketampanan Papahnya.

Tiba-tiba dia meraih tubuhku.Dan membawaku dalam pelukannya.

"Dinaaa."

Dia berbisik menyebutkan nama seseorang.Aneh, pagi-pagi masih aja mimpiin orang lain.Aku diam saja.Tidak berapa lama matanya terbuka, dia buru-buru melepaskan pelukannya.

"Loh."

"Kamu tadi yang memelukku sambil menyebut nama Dina."

Aku sengaja bicara terlebih dahulu sebelum dia bertanya.

"Semalam?"

"Kamu nggak menyentuhku."

Dia menghela nafas mendengarnya.Dia lalu mengambil handuk dan beranjak ke kamar mandi.Saat aku masuk kekamar mandi, kihat dia sudah dalam keadaan tak memakai pakaian sama sekali.

"Heh."

"Sori, aku lupa bilang kamu disuruh ke ruang makan sama Papah.Diajakin sarapan bareng."

Aku buru-buru menutup pintu kamar mandi.Kupikir tadi dia bakal mandi di bathup ternyata dia mandi berdiri pakai shower.Bugi* pula.Posisinyapun tepat menghadap pintu masuk.Duuuuh, pagi-pagi mataku sudah ternoda.Apaan itu tadiiii, iiiih.

Aku kembali ke ruang makan.Kulihat Mas Langit sudah duduk disana bersama istrinya.

"Mana suamimu?"

Papah menanyaiku.

"Masih mandi Pah.Nanti kesini."

Tidak berapa lama Sam datang.Dia hanya menggunakan kaos tanpa lengan dan celana pendek.Ototnya sampai menyembul dari lengan dan dadanya.Mamah dan Mbak Rika, istri Mas Langit entah kenapa langsung sumringah melihat kedatangan Sam.Aneh.

Kuambilkan nasi dan lauk untuk Sam.Dia menerimanya sambil menatapku aneh.Aku tersenyum padanya.Dia pasti tidak pernah diladeni sebelumnya.

Dia makan sambil terus menyibakkan rambut sebahunya.Duuuh, ribet banget ya nih bocah.Aku bangun dan mengikat rambutnya dengan ikat rambut dipergelangan tanganku.Aku terbiasa memakai ikat rambut di tanganku.Jadi bisa kupakai sewaktu-waktu saat aku kegerahan.

Sam diam saja saat kuikat rambutnya.Papah tersenyum menatap kami.Yang lain bengong melihatku.

Kami kembali makan.Selesai makan, Sam pergi.Sam mengambil gitar lalu ke teras belakang.Aku membereskan sisa makanan Sam.

Kudekati Bik nah.

"Bik, Mas Sam suka kopi nggak?"

"Suka.Ini kopi kesukaan dia."

Bibik mengeluarkan kopi torabika susu sachet Aku langsung menyeduhnya dan membawanya ke belakang.Yang lain hanya menatapku dari ruang makan.

"Kopi, Sam."

Dia menatapku lalu menyeruput kopinya.Aku mencova menjadi istri yang melayaninya.Aku melihat Ibu melakukan ini pada Bapak setiap hari.Aku mencoba tersenyum saat dia selesai meminum kopi dan menatapku.

Dia lalu bersenandung sambil memetik gitar.Aku menemaninya.

"Binar."

Tiba-tiba Papah sudah ada di belakangku.

"Punya M banking?"

"Punya.Tapi HP binar lagi di cash Pah."

"Ya.Nih, ketik nomer rekening kamu."

Aku lalu mengetik nomer rekeningku di aplikasi M banking Papah.

"Papah sudah transfer buat belanja kebutuhan kamu sebulan.Jangan boros ya."

"Iya Pah.Terimakasih.Oh iya Pah, Binar ijin nanti siang mau latihan silat boleh?"

"Ijin suamimu dong.Masa ijin ke Papah.Ya sudah Papah mau ke kantor."

"Ya hati-hati Pah."

Aku lalu mencium punggung tangan Papah.Beliau tersenyum sambil mengusap rambutku.

Aku lalu duduk lagi disamping suamiku.

"Sam, aku ijin siang ini mau latihan silat,boleh?"

"Hmmm."

Dia menjawab sambil terus menatap ke depan.

"Boleh?"

"Sana."

"Terimakasih."

Aku tersenyum saat dia menatapku.Lalu aku kembali ke kamar.Bersiap untuk latihan silat nanti siang.

Aku hanya berusaha melakukan kewajibanku sebagai istri.Aku tidak perduli kalau dia tidak ingin melakukan kewajibannya sebagai suami.