webnovel

PERJODOHAN

PERJODOHAN

"Binar,saya mau melamar kamu untuk anak saya, Samudra.Apakah kamu bersedia?"

Siang itu saat jam istirahat, bosku memintaku masuk keruangannya dan beliau langsung mengatakan itu padaku.Aku sampai kaget dengan perkataannya yang tiba-tiba itu.

"Maaf,ini serba mendadak.Tapi saya pikir kamu calon yang tepat untuk anak saya."

Mungkin mereka orang kaya.Banyak yang mengidam-idamkan menjadi menantunya.Dan aku beruntung menjadi yang terpilih.Tapi Samudra, bukannya dia anak lelaki Pak Surya yang berandalan itu?Setidaknya itu yang kudengar dari orang-orang di kantor.Samudra anak Pak Surya yang sulit diatur.Sangat berbeda dengan Kakaknya yang baik dan penurut.Dia bahkan membantu bisnis Papahnya sekarang.Samudra dan Langit Kakaknya memang dua pribadi yang sangat berbeda.

"Maaf Pak, apa Bapak tidak salah pilih?saya cuma..."

"Kami sudah punya segalanya.Saya tidak mencari semua itu lagi.Sebenarnya saya sudah lama mengamati kamu.Kamu wanita penyayang dan baik hati.Perhatian dan tidak murahan.Saya pikir baik buat Samudra dijodohkan dengan kamu agar bisa berubah."

"Apa Bapak tidak malu berbesan dengan orangtua saya yang miskin?mereka tidak memiliki apapun untuk dibanggakan.Apa yang akan Bapak katakan pada rekan bisnis Bapak kalau Bapak ditanya soal Besan Bapak.Apa Bapak tidak malu mengakui orangtua saya yang miskin dan tidak memiliki bisnis apapun pada rekan bisnis dan keluarga besar Bapak?"

Aku terus mencoba berdalih agar Pak Surya mengurungkan niatnya melamarku untuk anaknya Samudra.

"Tidak, saya juga dulu orang miskin.Saya paham rasanya berada di posisi kalian sekarang.Dan saya tidak perduli semua itu."

Aku diam.Aku berusaha memutar otak mencari alasan lain.Tapi apa?Aku kehabisan alasan untuk menolak Pak Surya secara halus.

"Tolonglah Binar.Saya mau lihat Samudra berubah sebelum saya mati.Saya sudah putus asa berusaha untuk mengubahnya.Saya akan berikan apapun yang kamu mau sebagai maharnya."

Duh, bagaimana ini.Pak Surya makin membuatku kehilangan kata-kata.Dan hampir tergiur dengan tawarannya.

"Saya boleh minta waktu untuk memikirkan tawaran Bapak ini?"

Aku berusaha menekan kalimatku agar beliau tidak menyadari aku sedang mengulur waktu.

"Ya silahkan."

"Kalau begitu.Saya minta waktu.Dan sekarang saya ijin kembali ke meja saya."

Pak Surya mengangguk tanda setuju.Aku lalu kembali ke mejaku dan kembali bekerja.

Aku sudah setahun bekerja sebagai sekretaris Pak Surya.Ternyata selama ini beliau memperhatikan gerak-gerikku. Kenapa aku sama sekali tidak menyadarinya.

***

Sepulang kerja, aku langsung pulang ke rumahku.Kulihat Ibu terus memandangi foto Baitulloh.Beliau selalu seperti itu.Beliau selalu menyimpan uang pemberianku di kotak tabungannya yang diatasnya bertuliskan tabungan ONH.

Kudekati Ibuku.

"Bu, belum tidur?"

Beliau hanya menggeleng sambil menatap foto Baitulloh di depannya.

"Binar, hitung uang ONH yok.Barangkali sudah cukup.Ibu sudah tidak sabar untuk segera naik haji dan melihat Baitulloh."

Ibu lalu ke kamar mengambil kotaknya.Perlahan Ibu membuka kotak yang sekian lama tertutup rapat.Ibu menjerit setelah membuka kotak itu.Uangnya banyak yang termakan rayap.Beberapa hanya tinggal potongan kecil saja.

"Ya ALLAH."

Ibu lalu pingsan setelah menjerit histeris melihat hasil tabungannya hanya tinggal potongan kertas tidak berwujud.

"Paaak."

Aku menjerit memanggil Bapak.Kulihat Bapak berlari mendekati kami.

"Kenapa Ibumu Binar?"

Sambil menangis aku menunjuk kotak ditangan Ibu.Bapak ikut lemas setelah melihatnya.Beliau iku menangis.

"Ya ALLAH."

Kami lalu menangis bertiga.Meratapi semua yang sudah terjadi.

Setelah hari itu, Ibu dan Bapak terus termenung.Aku jadi kasihan.Akhirnya hari ini kuputuskan untuk menemui Pak Surya.

"Pak, saya bersedia menerima lamaran Pak Surya menjadikan saya istri Samudra.Dengan syarat Bapak harus belikan orangtua saya tiket naik haji.Dan saya menerima apapun mahar yang Bapak kasih buat saya."

Pak Surya langsung sumringah mendengar perkataanku.Dia pasti sangat bahagia mendengarnya.Akhirnya permintaannya terkabul.

"Saya akan hadiahi orangtua kamu ONH PLUS.Terimakasih ya Binar.Saya senang Samudra bakal bersama wanita baik seperti kamu.Tidak seperti wanita-wanita tidak baik yang mengelilinginya sekarang."

"Tapi apa Bapak yakin, Sam mau menerima saya sebagai istrinya?"

"Dia harus mau kalau dia tidak ingin dicoret dari penerima waris hartaku."

Akhirnya setelah ada kata sepakat antara aku dan Pak surya, Beliau menemui orangtuaku untuk melamarku.Dan hari ini aku dinikahi Samudra anak Pak Surya.Pemilik perusahaan tempatku bekerja.Tapi pernikahan digelar sederhana atas permintaanku.Karena pasti Samudra juga menginginkan hal itu.Dan Pak Surya menuruti semua permintaanku.Syukurlah.

Dan seperti dugaanku, Sam tidak suka pernikahan kami.Wajahnya terus cemberut sepanjang acara.Dia bahkan tidak berbicara padaku sepanjang acara.Bahkan sejak perkenalan pertama kami sampai ijab qobul dilaksanakan.Terserah, aku tidak perduli.Yang mengagetkanku lagi, ternyata Sam lima tahun lebih muda umurnya dariku.Aku baru tahu setelah membuka buku nikah kami.

Setelah acara pernikahan dirumahku selesai,Pak Surya memboyongku kerumahnya.Dan meminta ijin langsung mengajakku tinggal dirumahnya.Dan orangtuaku tentu saja mengijinkannya.

Sampai dirumah, kami ditempatkan di kamar pengantin yang disiapkan Pak Surya sebelumnya.Kamar besar dengan bertabur banyak bunga.Di dindingnya bertuliskan ucapan selamat menempuh hidup baru, Sam dan Binar.Dan gambar waru besar berwarna pink menempel dibawahnya.Serta setumpuk mawar yang diletakkan dikasur kami.

Sam langsung membaringkan tubuhnya diatas tumpukan mawar itu dan membuatnya berantakan.Dia langsung tertidur sambil mendengkur.Dengkurannya sangat keras.Aku sampai tidak bisa tidur mendengarnya.Aku lalu keluar mencari udara segar.

Di ruang keluarga, Kulihat Mas Langit, Kakak Samudra sedang termenung.

"Mas."

Dia seperti bingung mendengarku memanggilnya dengan panggilan itu.

"Maaf, aku terbiasa memanggil seperti itu pada orang yang lebih tua dariku."

Aku mendekatinya.

"Kita kayaknya seumuran deh."

"Tapi kamu kan Kakaknya Sam suamiku.Itu berarti kamu juga Kakakku sekarang.Nggak masalah kan aku panggil kamu Mas?"

"O iya.Terserah kamu saja mau panggil aku apa.Eh Sam mana?Kamu kok malah keluar?bukannya harusnya kalian sedang melaksanakan malam pertama kalian?"

Aku tersenyum kecut dia menanyakan Sam.Dia juga pasti tahu Sam tidak memperdulikanku dari sikapnya tadi.Dia terus di samping Sam tadi.

"Dia tidur duluan?"

Aku mengangguk.

"Bener-bener ya tuh anak.Maafin Sam ya, Binar.Yang sabar menghadapi dia.Dia sebenarnya baik kok.Hanya lingkungannya yang membuat dia seperti itu."

"Iya.Nggak apa-apa Mas."

Aku lalu mengobrol dengan Mas Langit sampai larut malam.Kami langsung cocok.Kami sama-sama suka bercerita tentang semua hal.Dan kami nyambung.

Senangnya ,akhirnya masih ada tempatku untuk bercerita di rumah ini.