webnovel

KEBAHAGIAAN PAPAH

Kuselimuti tubuh polosku dengan selimut dan memunggungi Sam yang terus mengatur nafasnya yang terengah-engah.

"Mangkanya jadi perempuan tuh dijaga mulutnya.Jadi gini kan?"

Aku tambah menangis.Dia memelukku dari belakang.

"Jangan di ulangi lagi ya.Aku kalau kesal suka pengin gigit.Sakit kan?"

Aku terus menangis merasakan perih di bagian kemaluanku karena dia yang memaksa.

"Maaf ya.Malam pertama kita jadi nggak indah gara-gara mulut embermu."

Aku berusaha melepaskan pelukannya.Tapi dia malah tambah kencang memelukku.

"Nggak usah cari gara-gara lagi.Diam."

Suaranya meninggi.Aku menurutinya.Tidak berapa lama kudengar dengkurannya.Pelan-pelan aku berusaha melepaskan pelukannya, tapi tetap tidak bisa.Akhirnya aku diam, menyerah.

***

"Saaaam."

Aku dan Sam terbangun mendengar teriakan dari pintu.Kulihat Mamah sudah ada di pintu kamar dengan lingerie seksi berwarna merah dan menjerit histeris melihat kami.Sam yang hanya menyelimuti bagian bawah tubuhnya langsung bangun dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.Otomatis sekarang tubuhku yang mulai terbuka.Aku menjerit.

"Sam."

"Sori."

Aku geregetan banget sama Mamah.Dia bukannya pergi malah terus memandangi Sam.

"Mah, keluar."

"Nggak sopan kamu ngusir Mamah."

"Mamah yang nggak sopan.Masuk kamar Binar nggak ketuk pintu dulu.Keluar Mah.Atau Binar telfon Papah sekarang.Binar adukan kelakuan Mamah ke Papah."

Mamah langsung keluar dengan membanting pintu setelah mendengar ancamanku.

Sam langsung melepaskan selimutnya dan meraih handuk.

"Binar, kamu berdarah."

Aku berkaca.Bagian belakangku terdapat bercak merah.Pantas saja kemaluanku terasa sakit.Aku diam.Sedih sekali, dia merenggut keperawananku dengan paksa.Tidak ada keindahan yang kurasakan.

Sam memelukku erat.

"Baru aku?"

Kudorong tubuhnya.Dia pikir aku perempuan macam apa?

"Pertanyaan macam apa itu?"

Dia kembali meraihku dan memelukku erat.

"Maaf."

Aku membenamkan kepalaku di dadanya.

Saat aku menoleh ke pintu.Kulihat Mamah.

"Mamaaah."

Aku berteriak.Sam menoleh .Dia buru-buru masuk kekamar mandi dan menguncinya.

***

Keluar kamar, aku dan Sam tiba-tiba jadi saling canggung.Kami terus saling diam sepanjang hari.

Saat makan malam Papah menegur kami.

"Kalian kenapa sih, kok aneh."

Papah menatapku lekat.Aku menggeleng sambil menunduk.

Kulihat Mas Langit berbisik ke Papah.Papah langsung memperhatikannoda merah di leherku.Aku buru-buru menutupinya dengan rambutku.

"Ooooh, hahahaha."

Semua menertawakanku.Aku terus menunduk.Malu banget.

Papah dan Mas Langit terus tertawa.Mamah terlihat kesal.Keluarga absurd.

"Pah, Sam mau kerja."

Tiba-tiba sam bersuara.

"Hah?"

Papah menatapnya dengan kaget.

"Sam mau kerja seperti Mas Langit."

Semua menatap Sam.Kulihat ada butir bening menggenang di mata Papah.Papah buru-buru bangkit lalu masuk kamar dan menguncinya.Aku jadi ikut menitikkan airmata.

Sam meremas tanganku.Aku malah jadi tambah sedih mengingat ekspresi Papah tadi.

Pasti Papah sedang menangis bahagia di kamarnya.